Pertemuan kami 3 tahun yang lalu. Yang berawal dari tak saling mengenal, lalu menyapa, sering berkomunikasi dan saling beradaptasi. 3 tahun yang lalu, kami hanya memiliki status sebagai teman, hanya menyapa ketika berjumpa, hanya bertemu dan bekerja sama dalam kegiatan sekolah. 3 tahun yang lalu, kami memiliki cita-cita yang sama dan harapan yang sama.
1 tahun kemudian kami semakin dekat. Mungkin karena kami semakin sering bertemu dan lebih sering menghabiskan waktu bersama-sama. Sungguh, sejak saat itu aku mulai merasakan memiliki kehidupan baru. Hari-hariku semakin indah dengan kebersamaan kami.
Dan dihari itu, kami meresmikan hubungan kami lebih serius dari 1 tahun sebelumnya. Dihari itu hubungan pertemaan kami telah menjadi hubungan persahabatan. Hubungan yang menurutku cukup sakral, karena persaabatan itu merupakan sebuah tanggung jawab. Bagaimana caranya agar tidak ada perpecahan, dan selalu ada kepercayaan.
Hari-hari yang kami jalani semakin indah, Kami jalani bersama-sama penuh canda. Ya, kita berlima. Aku, ditha, imroatus, medio, dan evi. Semuapun tau kalau kami adalah sahabat. Kuakui dan memang kenyataannya, terkadang ada rasa marah, kesal pada mereka semua, tapi cara menghilangkannya sangat amat mudah. Hanya cukup tetap tersenyum dan melihat snyum mereka. Kekesalan itu mencair dengan mudah.
Suatu hari aku melakukan kesalahan, mungkin hampir sangat fatal. Aku masih sangat ingat waktu itu dan tak akan pernah aku lupakan. Aku mencintai seseorang yang aku tau ditha sangat mencintai lelaki itu, bahkan aku berpacaran dengan lelaki itu tanpa aku pikirkan perasaannya. Sekarang aku telah banyak berfikir dan aku tau aku sungguh sangat jahat.
Awalnya ditha tak pernah tau, tapi akhirnya dia mengetahui dan mulai membenciku. Akibat dari perbuatanku bukan hanya disitu. Aku membuat perpecahan di antara persahabatanku sendiri. Sungguh aku sangat menyesal saat itu, Ingin rasanya aku menangis di kakinya, berarap maaf yang mungkin sangat susah untuk di berikannya. Aku hanya bisa bungkam. Saling diam dan tak menyapa dalam waktu yang lama sungguh sanagat menyiksaku.
Sampai akhirnya kami pun mulai merasa untuk bicara. Ya, semuanya perlu dibicarakan. Suasana saat itu sepi, kebetulan ada ulangan untuk semester. Kami berlima memilih kelas belakang untuk mulai berbicara. Aku memandang matanya, melihat kebencian disetiap pandangannya, tapi aku juga masih melihat kasih sayangnya disana. Suasana yang sangat menegangkan, bahkan pembahasan itu juga berderai air mata. Aku tak sanggup melihat ini semua. Ini semua kesalahanku, dan aku yang membuat mereka semua menjadi seperti ini.
Selang waktu beberapa hari kemudian, kami sudah bersama-sama lagi, seakan-akan melupakan pertengkaran itu, namun aku tau sakit hatinya masih ada dan sudah terlalu dalam. Aku hanya bisa berjanji pada diriku aku tak akan mengulanginya kembali. Akhirnya aku putuskan hubunganku dengan lelaki itu, aku tak ingin terjadi lagi perpecahan diantara kami.
3 tahun berjalan, persahabatan kami mengalami beberapa kali guncangan, pertengkaran, tapi tak pernah sedikitpun terbesit di hati kami semua untuk mengakhiri ikatan ini. Terbukti dalam semua masalah kami selalu ada jalan untuk keluar dan menyelesaikan semuanya.
3 tahun, ya, 3 tahun lamanya, dan akhirnya tiba saatnya kelulusan sekolah. Kami semua punya cita-cita masing-masing, Kami sudah menentukan jalan kami setelah kelulusan. Aku mencoba sedikit menerawang masa depan. Aku hanya berharap jarak ataupun waktu tak akan pernah dapat merapuhkan kekokohan hubungan kami.
14 mei 2011, hari itu wisuda kelulusan. Aku masih ingat saat itu. Sebelum hari kelulusan, imroatus berkata bahwa dia tidak bisa ikut, tapi aku berkata padanya, jika dia tetap tidak ikut, aku tak akan lagi menyapanya. Aku Cuma bercanda waktu mengatakan itu, tapi ternyata imroatus benar-benar datang, dia berkata dia takut kalau perkataanku akan benar-benar kulakukan. Dalam hati aku tertawa, bangga, dan terharu. Tak menyangka begita besar cintanya pada persahabatan kami.