Saat roda waktu bergulir
Saat aku tak tahu apa yang disebut rumah
Aku merasa, ini sudah sangat dekat
Pecahan hidupku terpancar dari dalam cermin
Katakan sesuatu padaku!
Aku tahu kamu melihatku dan aku melihat melaluimu
Aku melihat luka di matamu
Aku melihat cinta yang bisu
Aku melihat banyak kesakitan
Yang selama ini berusaha kau sembunyikan
Aku melihat kemarahanmu
Namun aku tidak melihat siapapun
Melihatmu seperti aku melihatmu
Wahai cermin di dinding
Disinilah kita kini
Jatuh dan terbangun bersama lagi
Kamu adalah harta berhargaku satu-satunya
Kamu yang memberi tahuku rahasia ini
Tak ada orang lain yang akan mengerti aku
Lalu disinilah kita, berbagi, melengkapi
Aku melihat kejujuran dalam kebodohanmu
Aku melihat tak ada seorangpun di sampingmu
Tapi aku bersamamu saat kamu sendirian, bukan?
Aku melihat rasa bersalah di balik rasa malumu
Memantul-mantul melalui cermin ini
Aku melihat betapa bekas luka itu membiru
Aku melihat kamu sedang menikmati
Putaran adegan yang sekarang berkelebat di kepalamu
Wahai cermin di dinding, di sinilah kita lagi
Menghabiskan detik-detik berdua
Kamu adalah sahabatku satu-satunya
Tapi kamu mengatakan bahwa mereka kini dapat melihatku
Jadi mengapa kita disalah pahami?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H