Mohon tunggu...
Dewi Equino
Dewi Equino Mohon Tunggu... Jurnalis -

Jangan ragu di jalan yang benar. Mundur mati kafir

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memalukan, Adian Napitupulu Tidur di Ruang Rapat DPR

7 November 2014   05:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:25 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14152866571784359903

[caption id="attachment_372713" align="aligncenter" width="620" caption="Memalukan, Adian Napitupulu Tidur di Ruang Rapat DPR (sumber foto : detik news)"][/caption]

Suatu waktu, Om Moce dari dapil datang ke DPR, lalu bertanya, "inikah gudang DPR?". Saya dan beberapa orang yang kebetulan ada, tertawa ngakak, Om Moce lantas memperbaiki pertanyaannya, "maksudnya.... "ini gedung DPR ya?"

Tapi DPR memang gudang masalah. Namanya juga gudang, menyimpan semua jenis benda. Dari benda antik hingga barang bekas. Gedung DPR punya koleksi masalah seabrek-abrek.Yang unik, rombeng dan lacur semuanya ada. Dari nonton video porno, adu jotos, banting meja, bikin DPR tandingan, hingga Adian yang molor pulas diruang rapat koalisi Indonesia Heboh---upss hebat !

Adian selama ini terkenal aktivis garang. Suaranya lantang berorasi dan menyela lawan debat. Itu dulu, sewaktu Adian ada di jalan. Dan kini Adian ada di gedung bundar. Di ruang rapat DPR, bokong Adian dialas busa empuk bersandar. Di depan meja Adian, tersaji aneka snack dan air mineral bermerek. Persis di atas ubun-ubun Adian, ada AC sentral, yang meniup dingin sepoi-sepoi.

.

Dan rata-rata orang yang bertahan rapat hingga selesai adalah, mereka yang idealisme tinggi bila berhadapan dengan pemerintah. Atau menseriusi suatu agenda sidang. Tapi rasanya semua rapat di DPR itu serius. Kecuali ada yang mengangapnya main-main. Atau mereka yang tertidur di ruang rapat semisal Adian. Anggota DPR yang tertindur di ruang rapat, pastilah semua agenda rapat tak penting baginya. Karena indera dan nalarnya terkunci di alam bawah sadar.

Dan Rabu 5 November 2014, idealisme Adian dilumat fasilitas DPR. Ketika rakyat bosan dengan parade politik mengejar kursi alat kelengkapan DPR, dan ketika rakyat gelisah dan panik atas rencana pencabutan subsidi BBM oleh Jokowi, Adian menikmati tidurnya di ruang sidang. Terlalu kau Adian! begitu mungkin gumam rakyat yang telah mencoblosnya di pileg 09 April 2014.

Sungguh Adian telah menjawab kutukannya 16 tahun silam. Ketika menjadi aktivis gerakan, tak luput ia mengutuk wakil rakyat yang malas dan tak produktif. Dimasa sebagai aktivis gerakan, aksinya selalu dibarengi lagu Iwan Fals, "wakil rakyat, jangan tidur waktu sidang soal rakyat".

Lagu Iwan Fals itu, selalu mencari mangsa---siapa yang akan dikutuk, agar tak tidur waktu sidang soal rakyat. Dan Adian yang mungkin 16 tahun silam turut mendedangkan lirik lagu ini, kini seperti ditampar bolak-balik oleh bait-bait lagu Iwan Fals. Jangan tidur Adian ! Kalau mau tidur, tidurlah di hotel, atau dikamar pribadi. Jangan tidur di rumah rakyat yang mesti kau perjuangkan nasibnya menjelang naiknya harga BBM.

Baru dua bulan Adian mempertontonkan kemalasannya, apalagi hingga lima tahun ke depan? Terlalu kau Adian ! Adian seperti kelelahan, entah apa yang diperjuangkannya di DPR dalam dua bulan ini?  Tentu tak Nampak apa yang diperjuangkan. Ia hanya bagian dari gerompolan DPR tandingan. Kelompok yang tak mau menerima realitas politik, lalu berprilaku “makar.”

Soal Adian yang menggunakan fasilitas publik untuk tidur-tiduran ini, ada kawan yang nyeletuk, “Adian seperti lelah semalaman.” Lalu menumpahkan kantuknya di ruang rapat DPR. Kawan ini terus menduga, kalau ketiduran di tengah situasi ramai seperti DPR, itu persis orang yang semalaman nangkring di tempat dugem. Orang yang semalaman dugem, biasanya tak karuan tidurnya. Bisa tidur dimana-mana. Di toilet pun bisa tertidur. Karena tidurnya itu tidur balas dendam. Dari gaya tidurnya, bisa jadi Adian sedang melunasi tidurnya, karena semalaman tak tidur. Entah semalaman kemana? Bisa saja seperti dugaan kawan saya ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun