Mohon tunggu...
Maria Magdalena
Maria Magdalena Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Seorang ibu yang mengasuh dan mendidik anak sendiri, bersama seorang suami yang menyenangkan. Maria juga bekerja di rumah sebagai penulis, volunteer, coaching di bidang crafting dan penulisan untuk perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Berjejaring dan Belajar Melalui 3D Virtual World

4 September 2011   05:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:15 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oktober 2011 ini setahun sudah saya memanfaatkan dunia virtual 3 dimensi untuk berjejaring, berekreasi, membangun kolaborasi, bahkan mendapatkan penghasilan. Sebetulnya apa itu dunia virtual 3 dimensi? Ini adalah suatu media jejaring sosial, namun menggunakan platform 3 dimensi. Jika ingin mengetahui lebih lanjut Anda bisa membaca melalui penjelasan di http://www.secondlife.com. Hebatnya, di media ini proses kolaborasi dengan dunia internasional jadi lebih mudah.  Kita bisa bekerja sama dengan berbagai instansi pendidikan maupun bidang profesional lainnya dengan mudah, bahkan lebih mudah daripada melalui email. Second Life sebagai salah satu dunia virtual 3D dengan pengguna terbesar juga menyediakan berbagai landmark menarik untuk pembelajaran. Ada berbagai museum yang disajikan secara 3 dimensi namun merupakan replika dari museum yang sebenarnya (anda bisa lihat foto-foto beberapa landmark menarik di sini : http://vwphotoart.blogspot.com), ada juga landmark laboratorium yang menyajikan demonstrasi berbagai proses eksperimen, baik biologi, fisika, matematika, maupun kimia. Selain itu ada juga landmark monumen-monumen, tempat bersejarah, keajaiban dunia, perpustakaan, dan berbagai landmark lain yang penting bagi pembelajaran. Yang tak kalah seru, ada kelas-kelas bahasa, berbagai bahasa di seluruh dunia, yang didalamnya diadakan kelas bersama native speaker. Yang tidak kalah istimewa, semua proses belajar ini GRATIS, tidak berbayar. Jika kita ingin belajar secara intensif, kita hanya bermodal komputer dan jaringan internet yang memadai untuk platform 3D. Bagaimana dengan availabilitas guru/native speaker? Mereka dengan senang hati melayani setiap keinginan kita untuk belajar. Mereka juga bukan sembarang guru, tapi adalah profesor dan ilmuwan internasional yang bersedia memberikan ilmu buat siapa pun yang ingin belajar. [caption id="attachment_128076" align="aligncenter" width="300" caption="Genome Island, tempat belajar sel"][/caption] Nah, 3D virtual world tidak bisa dipandang sebagai sekedar games lagi. Tapi sudah merupakan sarana belajar dan berkolaborasi yang sangat efektif. Lalu, bagaimana dengan pendapatan? Pengalaman saya pribadi, saya menjual berbagai keperluan fashion untuk penampilan avatar 3D, seperti pakaian, asesoris, dan tas. Ya, mereka mendadani avatarnya dengan benar-benar membeli berbagai keperluan fashion itu dengan uang yang sebenarnya. Selain itu, saya juga berprofesi ganda sebagai fotografer dunia virtual 3D. Ini juga mendatangkan uang bagi saya, ketika karya saya dihargai oleh pemilik sim (=pulau) yang saya foto pemandangannya. [caption id="attachment_128075" align="aligncenter" width="300" caption="Candi Borobudur di Second Life, dibuat oleh anak muda Indonesia"][/caption] Pengalaman teman-teman saya, ada diantara mereka yang menjadi asisten dosen atau pengajar yang mengajar di virtual world ini. Gaji mereka sangat lumayan. Ada juga teman yang bekerja sebagai fotografer juga, tapi spesialisasinya adalah memotret avatar dengan penampilan yang bagus. Ya, pengguna 3D virtual world sangat suka jika avatar mereka terlihat bagus dan profesional sesuai profesi mereka. Di dunia virtual 3 dimensi ini saya juga menjadi duta budaya Indonesia dengan menerbitkan majalah Batik Magazine. Walaupun namanya Batik Magazine, tapi saya tidak membatasi untuk batik saja, tapi juga berbagai kain dan budaya nusantara. Majalah ini saya bagikan gratis, agar banyak orang di dunia internasional bisa membaca dan melihat keanekaragaman budaya nusantara. Itulah sekilas tentang 3d virtual world. Second Life sebagai penyedia 3D virtual world dengan pengguna terbanyak, memberikan account gratis, siapapun bisa mendaftarkan avatarnya dengan gratis. Namun untuk membeli berbagai keperluan di sana, digunakan mata uang L$ (Linden Dolar), mata uang ini bisa kita beli dengan rupiah melalui Paypal. Namun jika hanya ingin menikmati sarana pembelajaran dan landmark-landmark laboratorium, museum, perpustakaan, monumen, dsb tidak diperlukan uang sepeser pun. [caption id="attachment_128078" align="aligncenter" width="300" caption="Pemanfaatan e-learning di Second Life melalui Sloodle, yang merupakan modifikasi dari Moodle"][/caption] Belajar di 3D virtual world sangat menyenangkan, menarik, efektif, dan tidak perlu banyak uang. Mau coba? Silakan saja.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun