Mohon tunggu...
Emak e Kiral
Emak e Kiral Mohon Tunggu... -

menjelma menjadi emak dari bayi laki2 bernama Kiral terhitung 16 oktober 2010\r\n\r\nSalam,\r\nPB a.k.a Emak e Kiral

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tentang Mbah Gito

13 Juli 2010   02:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:54 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mbah Gito, sesosok nenek tua yang cukup terkenal di gang buntu Pogung Lor ini. Beliau punya kontrakan banyak yang hampir semuanya terisi penuh dengan keluarga-keluarga baru. Selain kontrakan mbah Gito juga punya hampir sepuluh atau dua puluh ekor unggas terdiri dari ayam dan mentok yang ia pelihara sendiri. Beberapa ekor ayam diantaranya sering membuat ulah di halaman kontrakan saya. Hehe. Sehari-hari Mbah Gito bangun pagi-pagi sekali saat orang-orang masih tertidur. Usai matahari terbit, pasti terdengar suara sapu lidi menyisiri setiap jengkal halaman rumahnya yang belum terpasang ubin. Kemudian ia menghilang dibalik asap di dapurnya yang membumbung tinggi. Ketika sore tiba, ia membawa gendongan yang berisi bungkusan-bungkusan tempe mentah yang ia buat sendiri untuk dipasok ke warung-warung terdekat. Satu bungkusnya ia jual Rp. 500,00. Selain terkenal mbah Gito juga fenomenal. Sosoknya yang temperamental dan cuek sering membuatnya bentrok dengan para tetangga. Pernah suatu hari Bu Dadang, tetangga sebelah rumah Mbah Gito, tiba-tiba kena amarah dan omelan Mbah Gito. Ternyata hanya karena ulah seekor mentok milik Bu Dadang yang membang kotoran sembarangan di genteng mbah Gito. Geli rasanya mendengar cerita itu. Wong ayam-ayam Mbah Gito aja yang sering 'nelek' dan bobok di tempat saya saja tidak saya marahin kok Mbaaah mbaaaaah. Ia juga terkenal galak dan tidak ramah terhadap para penghuni kontrakannya. Ada-ada saja yang menjadi bahan omelan beliau untuk penghuni-penghuni kontrakannya. Namun anehnya, para penghuni kontrakan mbah Gito tidak pernah sakit hati dan masih betah tinggal disitu hingga saat ini. Cerita yang miris adalah ketika cucu kesayangan mbah Gito yang belum genap setahun harus dilarikan ke rumah sakit karena gizi buruk. Saya tak habis pikir, mbah Gito yang sangat peduli terhadap kontrakan dan ayam-ayamnya kok kurang peduli dengan gizi sang cucu. Untung saja tak lama kemudian pulang dan dinyatakan pulih. Begitulah mbah Gito dengan segala keunikannya. Hingga tak heran jika ayam-ayam mbah Gito juga unik seperti yang punya. Yogya, -tepatnya di suatu kampung- 13 Juli 10 -PB-

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun