Mohon tunggu...
Perempuan Kiri
Perempuan Kiri Mohon Tunggu... -

Sosialista! Kemerdekaan dan kesamarataan bagi setiap individu.. Berjuang membebaskan tanah air dari kapitalis yang sudah menggurita di setiap sendi kehidupan rakyat! Untuk pembebasan!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lelaki Yang Mencintaiku harus tahu....

2 Juni 2011   04:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:57 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi dari Djenar Maesa Ayu...terinspirasi oleh catatan seorang penyair perempuan pejuang Sandinista.

dan kuingin...lelaki yang mencintaiku seperti ini, benar-benar heroik!

Terimakasih Djenar!

Lelaki yang mencintaiku harus tahu bagaimana mengoyak-ngoyak tabir atau daging

Paham-menyelam ke kedalaman mataku

Dan tahu bahwa dalam diriku terlena sandaran bagi kemesraan,

layaknya burung srigunting yang tembus pandang.

Lelaki yang mencintaiku

Tak akan mengkukuhiku layaknya barang dagangan

Tak juga memamerkanku bak piala olahraga

Ia akan tegak di sampingku

Mencintaiku layaknya aku mencintainya dan kukuh di sampingnya

Lelaki yang mencintaiku

Akan kuat bagai pohon-pohon ceibo.

Kukuh dan merindangi sebagaimana adanya,

Jernih layaknya pagi di bulan Desember.

Lelaki yang mencintaiku

Tak akan mencurigai senyumku

Tak juga khawatir akan ketebalan rambutku.

Ia akan takzim pada kesedihan, kesunyian.

Dan dengan khusuk, ia akan mencumbu perutku,

Layaknya memainkan gitar,

membiramakan masalah yang menyenangkan

dari badanku yang sedang lena.

Lelaki yang mencintaiku

Mampu mengungkapkan bahwa aku bisa

Menjadi tilam tempat ia melepas lelah dan kurawat

Seorang kawan dengannya aku bisa membagi rahasia-rahasia keintiman.

Danau tempat mengambang,

Tanpa takut jangkar komitmennya

Akan menghalangi pesawat

Atau mengharuskannya menjadi burung.

Lelaki yang mencintaiku

Mampu menulis sajak hidupnya

Menatanya setiap hari

Dengan ketakziman akan masa depannya.

Tapi di atas segalanya

Lelaki yang mencintaiku haruslah menyayangi rakyat

Bukan dalam berbagai kategori abstrak

Yang dibualkan dengan hati-hati

Tapi sesuatu yang nyata, kongkrit

Untuk siapa seseorang menunjukkan kecintaannya dengan tindakan

Menyerahkan hidupnya bila perlu

Lelaki yang mencintaiku

Akan mengenali wajahku di tengah medan perang

Dan dengan lutut menekuk ke tanah ia akan mencintaiku

Apalagi saat kami berdua sama-sama menembaki musuh.

Lelaki cintaku

Tak akan gentar menyerahkan hidupnya

Tak akan takut mendapatkan dirinya dalam gempuran yang tak terpahami.

Di plaza yang sesak kerumunan akbar,

Ia mampu berteriak “Aku mencintai kau”

Atau, di atap gedung, tanpa tedeng aling-aling mendeklarasikan

Proklamasi haknya untuk merasakan

Emosi yang paling indah dan manusiawi.

Lelaki cintaku

Tak akan menghindari dapur

Tak juga popok anak-anak kita

Cintanya akan seperti angin yang menyejukkan

Menyingkirkan awan impian dan

Kesalahan masa lalu, yang berabad memisahkan kami,

Dengan keindahannya masing-masing.

Lelaki cintaku

Tak akan mencetakku dan menstandarisasiku

Ia akan menyuguhkanku hawa, ruang

Mengharainya agar tumbuh dan berkembang

Layaknya REVOLUSI

Yang memekarkan setiap hari yang baru

Dengan awal satu KEMENANGAN BARU.



(Ginconda Belli)

Gionconda Belli adalah penyair perempuan Nikaragua, mantan gerilyawati Sandinista. (Catatan dua perempuan pemberontak yg setia melawan kuasa TIRANI: Djenar Maesa Ayu dan Windha Desiawati) "KESETARAAN BUKAN SEKEDAR KATA-KATA!!!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun