Anak muda yang memecah dirinya pada ponsel-ponsel masa kini atau bahasa kerennya terpaku pada smartphone. Jika kita amati lebih dalam, hubungan perilaku anak-anak muda tersebut berpunca pada maraknya sosial media, tren game online, situs media  yang sedang marak. Contohnya dalam tren game online, permainan mobile legend seakan mengahantui jiwa anak muda dan game tersebut pun mudah diakses melalui smartphone dalam genggaman saja.Â
Jiwa seni perbincangan dan perbualan itu tak lagi nampak. Cengkrama yang bermanfaat dan sembang yang ber kreatifitas sudah tergerus oleh trend game online sehingga tak nampak lagi arah pembicaraan yang saling membangun demi kemajuan satu sama lainnya.Â
Mulai dari yang kecil hingga yang dewasa semua terpaku pada satu arah dan topik yang tak lain hanya seputaran game saja. Tradisi yang dulu bagaikan gudang ilmu itu kini mulai sirna dan tergerus masa. Akankah ini berkelanjutan dan semakin parah lagi???
Kemanakah tradisi itu kini?
Dapatkah anak muda kini mengembalikan tradisi kedai kopi yang penuh informasi dan pengetahuan yang bermanfaat itu kembali?
Miris memang melihat pemandangan kedai kopi sekarang dimana para anak muda hanya terpaku dengan smartphonenya sahaja dan terkadang tak saling sapa satu sama lainnya dikarenakan keseriusannya dalam membangun level dan tingkatan games nya.Â
Mungkinkah mereka setekun itu juga dalam menuntut ilmu, mungkinkah mereka juga serius dalam memikirkan masa depan kehidupannya sebagai seseorang yang kedepannya memiliki kewajiban baik dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara.Â
Semoga tradisi kedai kopi baru yang timbul akibat trend game online ini tidak mengakibatkan kemunduran bahkan kehancuran berpikir pemuda dan pemudi hingga membuat mereka kalah dalam bersaing di kampung saya ini. Bagaimanakah di kampung anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H