Mohon tunggu...
Pepi Perdiansyah
Pepi Perdiansyah Mohon Tunggu... profesional -

Humanis, simpel, social interest

Selanjutnya

Tutup

Nature

Penyelamatan 27 Gunung/Pasir di Desa Cintaraja Tasikmalaya

3 Desember 2013   23:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:21 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini tanggal 03 Desember 2013 kami dari Forum Komunitas Hijau Tasikmalaya (FKH) melakukan kunjungan ke kampung Kalawagar Desa Cintaraja, kami bertemu dengan beberapa tokoh masyarakat setempat dan pemuda kampung itu. Kami berbincang-bincang dan kami sangat kagum dengan masyarakat kampung kalawagar yang sudah berani mendeklarasikan kampung kalawagar sebagai paru-paru Singaparna Tasikmalaya. [caption id="attachment_296262" align="alignleft" width="300" caption="Deretan gunug-gunung kecil atau pasir sela-sela pesawahan kalawagar cintaraja"][/caption] Tahun 80-an, Tasikmalaya terkenal dengan 1000 gunungnya sampai kemancanegara. Sekarang gunung-gunung itu hampir tinggal kenangan karena hampir 80% deretan gunung-gunung kecil atau sering di sebut pasir itu sudah rata dengan tanah bahkan sudah menjadi perumahan-perumahan. Di daerah cintaraja Tasikmalaya masih tersisa kurang lebih 27 gunung atau pasir, itupun sebagian sudah tinggal separonya saja karena sudah mulai di gerus oleh beku-beku dan sebentar lagi mungkin habis satu persatu gunung/pasir itu. [caption id="attachment_296256" align="alignleft" width="300" caption="Aktivitas penambangan pasir gunung di kawasan kampung kalawagar cintaraja"]

13860857601627126976
13860857601627126976
[/caption] Proses penggerusan atau perataan gunung-gunung kecil itu ada beberapa tipe, yang pertama adalah, investor mengontrak gunung itu kepada pemilik gunung itu untu diambil pasirnya. yang kedua membeli gunung itu dari pemilik atau masyarakat yang hak kemudian di ambil pasirnya dan setelah rata dengan tanah dialih fungsikan menjadi lahan-lahan perumahan, tentusaja dengan harga beli yang sangat murah karena berupa gunung/pasir. Setelah jadi rata harga tanahnya menjadi berkali-kali lipat dengan mengkapling-kaplingkan menjadi perumahan rakyat. [caption id="attachment_296258" align="alignleft" width="300" caption="Lapangan/lahan kosong bekas penambangan pasir gung di kalawagar cintaraja"]
1386085964661831683
1386085964661831683
[/caption] Secara ekonomi, mungkin peningkatan investasi menjadi meningkat karena harga tanah menjadi naik dan lebih bernilai ekonomi ketimbang masih berupa gunung-gunung kecil atau pasir. Tapi secara nilai ekosistem jelas menjadi satu kerugian besar. dan secara lambat laun masyarakatnya akan merasakan dampak perubahan lingkungannya seperti contoh hilangnya sejumlah mata air yang sangat berarti bagi kehidupan manusia. Hilangnya ekosistem seperti burung-burung sudah tidak terdengar lagi kicauanya, udara yang sejeuk menjadi panas karena pepohonan sudah hilang. dan masih banyak lagi. Salah satu bentuk nyata masyarakat kalawagar dalam kepeduliannya terhadap lingkungan dan tekadnya menjadikan kalawagar sebagai paru-paru singaparna adalah menolak adanya pembongkaran dan pengerukan pasir dari gunung-gunung atau pasir yang ada di lingkungan desa cintaraja itu. Kedepan, masyarakat kampung kalawagar Desa Cintaraja itu ingin membebaskan gunung-gunung kecil itu dengan cara suadaya masyarakat dengan membeli gunung-gunung itu bergotong royong untuk dijadikan hutan lindung dan untuk ditanami pohon supaya memberikan nilai tambah ekonomi masyarakat sekitarnya tapi tidak mengganggu dan mengalih fungsikan alam yang masih tersisa. Tapi itu semua baru mimpi dan cita-cita masyarakat kampung kalawagar kedepan (begitu kata ketua penyelamat lingkungan cintaraja ~ Irdas). Melihat kenyataan itu, kami dari FKH juga merasa miris dan sekaligus kagum dengan kepedulian masyarakat setempat. oleh karena itu kami mencoba membantu untuk merealisasikan mimpi-mimpi masyarakat kalawagar dengan mempromosikan kepada para pecinta lingkungan dan siapapun untuk turut mendukung dan menjadi salahsatu donatur untuk membeli gunung yang ada di kawasan cintaraja untuk dijadikan hutan lindug.

Ketika pohon tinggal satu untuk di tebang...

ketika gunung tinggal satu untu di ambil pasirnya...

ketika mata air tinggal setetes...

apakah kita akan makan uang....??

"Irdas"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun