Mohon tunggu...
Humaniora

MAK "Kenalkan" Korupsi Sejak Dini

6 November 2017   22:24 Diperbarui: 6 November 2017   22:37 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Korupsi terlanjur menjadi bagian dari budaya bangsa ini. Meski banyak sudah contoh kasus pejabat negeri yang korupsi berujung bui.  Bagaimanapun kultur ini harus diputus, menyelamatkan generasi bangsa dari kehancuran degradasi moral yang tak religius.

Madrasah Anti Korupsi (MAK) adalah program yang digagas oleh Pemuda Muhammadiyah. Tujuannya lebih kepada gerakan preventif, menularkan virus ke banyak orang untuk membumidayakan malu korupsi dalam ruang lingkup sempit. 

MAK mulai pertama sekali diperkenalkan kepada publik Kabupaten Asahan setelah pelantikan pengurus daerah Pemuda Muhammadiyah Asahan bersamaan dengan kuliah perdana yang disi langsung oleh wakil ketua KPK, Saut Situmorang pada pertengahan bulan April 2017 lalu. Hingga kini, MAK terus berusaha merawat eksistensinya menyuarakan penolakan atas budaya laten korupsi. 

Sabtu, (4/11/2017) siang beberapa pengurus MAK tengah berkumpul di salah satu bilangan warung kopi di kota Kisaran. Hari ini mereka tengah bersiap menuju Perguruan Muhammadiyah Punggulan di Kecamatan Air Joman, untuk "mengenalkan" arti korupsi kepada pelajar Mts disana. 

"Kendalanya, kalau kita membahasakan korupsi kepada anak anak di sekolah kita harus kasi contoh yang lebih sederhana kita ajak mereka berfikir apa itu korupsi. Misalnya kalau jajan di kantin uangnya seribu tapi dibilang lima ribu itu saja sudah contoh kecil korupsi," kata Wahyu.

Wahyu Adi adalah kepala Madrasah Anti Korupsi di Kabupaten Asahan. Ia berstatus PNS aktif yang bertugas di rumah sakit umum daerah milik pemerintah. MAK dipimpin oleh seorang kepala madrasah dibantu tiga orang wakil yang masing masing membidangi kurikulum, kelembagaan serta humas dan kemasyarakatan. Sementara anggota MAK disebut santri. 

Tepat pukul 12:00 WIB mereka menuju Madrasah Sanawiyah Swasta (MTS) Muhamadiyah Punggulan, perjalanan dengan sepedamotor sekitar 20 menit. Lepas shalat zuhur berjemaah, para siswa ini masuk ke ruang kelas meski sebahagian besar dari mereka sudah beranjak pulang sekolah menuju rumah masing masing. 

Kelas khusus anti korupsi di Perguruan Muhammadiyah Punggulan ini sudah dibuka sejak 13 Oktober 2017. Pihak sekolah menggandeng MAK dan menambahkan kegiatan ekstrakulikuler dengan mata pelajaran "Pendidikan Anti Korupsi" dikelas X A dan B yang masing masing kelas terdiri dari 30 siswa dengan durasi 45 menit dua minggu sekali dan enam kali pertemuan. Model pembelajarannya santai, pengurus MAK langsung menjadi guru dadakan. Setiap minggu mereka rutin membahas apa materi yang akan disampaikan kepada siswa.

"Korupsi itu apa ada yang tauuu... ?" tanya Dianti Novita Marwa kepada seisi kelas. "Makan duit pemerintah buuk," jawab salah seorang siswa yang duduk paling belakang. 

Bagi Dian, bisa mendedikasikan sebahagian waktunya untuk mengenalkan budaya laten anti korupsi kepada pelajar merupakan kesempatan yang tak ingin ia lewatkan setiap minggu. Jadwal pekerjaan yang padat membuat ia harus menyesuaikan waktu apabila ada sesuatu yang hendak dikerjakan di hari Sabtu. 

"Tantangannya mengenalkan korupsi kepada anak anak ini kita harus menyesuaikan gaya bahasa kita dengan contoh yang ada dalam kesehatian. Berbeda kalau kita mendebatkan korupsi kepada orang dewasa," kata wanita berkacamata yang kesehariannya berprofesi sebagai advokad ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun