Mohon tunggu...
Perdana Wahyu Santosa
Perdana Wahyu Santosa Mohon Tunggu... profesional -

Hanyalah seorang Dosen yang ingin berbagi opini..... Email: perdana.ws@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Pasar Modal Indonesia 2010: Potensi, Risiko dan Prospek

19 Juli 2010   10:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:45 4354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk dapat memanajemeni risiko investasi tersebut maka hendaknya pemerintah membuat suatu program manajemen risiko investasi yang dapat memandu para investor secara wajar dan terkendali. Hal ini penting untuk meredam volatilitas dari unexpected outcome yang muncul dari kegagalan pemulihan ekonomi dunia. Sebagai catatan, ekonomi AS terpuruk sangat dalam dan terbelit masalah yang kompleks. Situasi tersebut menciptakan banyak tantangan bagi AS untuk dapat segera pulih dalam waktu singkat. Kondisi tersebut senantiasa mengancam Wall Street yang memiliki interdependensi atau interaksi yang signifikan dengan bursa global termasuk BEI. Namun secara umum risiko investasi di pasar modal masih terkendali dan relatif kecil pada 2010 ini karena adanya komitmen pemerintah dan bank sentral G-20 yang memacu kebijakan ekonomi lebih agresif. Hal lain yang perlu diwaspadai adalah perjanjian AC-FTA yang berpotensi memukul sektor riil Indonesia jika tidak ada upaya peningkatan daya saing ekonomi nasional.

Sedangkan risiko nasional terutama pertumbuhan ekonomi dan masalah sosial-politik relatif rendah. Indonesia sebagai negara demokratis terbesar kedua di dunia dinilai para investor cukup stabil dan terkendali terhadap risiko sosial-politik. Namun investor berharap kasus bail out Bank Century dapat segera selesai dengan sebaik-baiknya baik secara politis maupun ekonomi. Berdasarkan penelitian kami, skandal Century lebih diperhatikan investor lokal dari pada asing.

Prospek Investasi di Pasar Modal

Secara umum, prospek investasi di pasar modal BEI 2010 tergolong menjanjikan imbal hasil yang baik dengan tingkat risiko relatif terukuri. Situasi dan kondisi tersebut penting dijaga oleh pemerintah melalui berbagai kebijakan di sektor moneter dan riil agar prospek investasi semakin kondusif. Prospek penguatan IHSG dan IDR terhadap USD pada 2010, disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

  • Pertumbuhan ekonomi Indonesia (PDB) diprakirakan akan terus naik menjadi 5,5-6,0%. Sedangkan BI rate naik menjadi sekitar 7,0-7,5% dari 6,5% dan inflasi meningkat menjadi 5,2-5,5% dari 2,8%. Prediksi indikator ekonomi makro tersebut dinilai kondusif untuk melakukan investasi di pasar modal.
  • Estimasi pendapatan dan keuntungan (earning) emiten BEI akan mengalami peningkatan sekitar 14-17% karena semakin membaiknya perekonomian nasional dan kinerja ekspor terutama komoditas perkebunan dan pertambangan.
  • Di samping itu perekonomian Indonesia didukung tiga pilar penting yaitu pasar domestik yang sangat besar, rencana pembangunan infrastruktur dalam 5 tahun ke depan, dan potensi komoditas pertambangan dan perkebunan yang besar.
  • Indikator sektor riil seperti penjualam mobil, motor dan konsumsi semen terus membaik sebagai ukuran tingkat daya beli masyarakat luas.
  • Pasar modal Indonesia masih dinilai murah (undervalued) dibandingkan dengan bursa regional lainnya seperti China dan India dengan PER 21 dan 20,5. Price earning ratio (PER) BEI diprakirakan berada pada tingkat 13-15% pada 2010. Nilai PER tersebut masih jauh di bawah rerata historisnya yaitu sekitar 35.
  • Ekonomi dunia semakin kondusif karena penetapan suku bunga global yang relatif rendah sehingga tidak berpotensi membebani pelaku usaha international. Sebagai referensi tingkat bunga Federal Reserve Fund Target sekitar 0,25%, Euro stabil pada 1% dan Yen di 0,1-0,2% sampai akhir 2010.
  • Meningkatnya likuiditas dana asing karena membaiknya ekonomi global yang memaksa investor mengalokasikan sebagian dana ke pasar finansial termasuk pasar modal Indonesia.Selanjutnya, akan terjadi aksi pembelian IDR dalam jumlah besar karena masuknya hot money. Fenomena ini juga dipicu oleh disparitas suku bunga USD dengan IDR sebesar 6,6-7,5%.
  • Secara umum, dipresiksi IHSG akan menembus 3.000 dan IDR menguat sekitar Rp 9.000'-/USD, bahkan berpotensi lebih kuat lagi.
  • Namun analisis pemulihan ekonomi global masih rapuh (fragile) sehingga potensi terjadinya bearish "minor" yang membuat market jatuh sekitar 5-10% tetap mengancam laju IHSG selama 2010-2011.
  • Ketegangan politik di Timur Tengah (Nuklir Iran), Jalur Gaza (Israel-Palestina) dan Semenanjung Korea akan terus mewarnai pergerakkan IHSG.

Indonesia dapat berharap untuk terus menjadi salah satu kekuatan ekonomi regional dan global dengan syarat terus membangun daya saing dan efisiensi pasar modalnya. Penguatan sektor moneter maupun riil harus dilakukan secara berimbang melalui peta strategi investasi yang lebih komprehensif dan terarah.

Penulis adalah Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi Universitas YARSI, Dosen Program S3 DMB IPB, MBA School of Business and Management ITB, PPM School of Management, MM Biztel IM Telkom dan Chief Knowledge Officer CAPITAL PRICE (Research Center for Capital Market, Portfolio Investment, Corporate Finance and Economics).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun