Mohon tunggu...
Tebe Tebe
Tebe Tebe Mohon Tunggu... lainnya -

"Hidup itu....Tuhan yang menentukan. Kita yang menjalaninya. Dan orang lain yang mengomentari (kepo)." (tebe)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Tugas Penulis ya Menulis Bukan Sinis

7 Januari 2014   21:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:03 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tugas Penulis ya Menulis Bukan Sinis

[caption id="attachment_314463" align="aligncenter" width="459" caption="ilustrasi : www.fizgraphic.com"] [/caption]

“Sebab tugas penulis adalah menulis! Terserah pembaca yang menafsirkannya. Tugas saya hanya menulis…”

Saya ingat sekali dengan kata bijak itu. Kata bijak yang disuarakan lalu disalinkan ke kertas oleh Sang Sastrawan Pramoedya Ananta Toer yang hampir mendapatkan nobel dari dunia Satra.. Sampai sekarang saya pun masih sangat ingat sekali kata-kata bijak itu.

Maka dari itu ketika di MedSos (Media Sosial) maupun dunia online banyak orang-orang meributkan pepesan kosong dan beradu debat kusir tidak karuan. Hingga sampai sinis. Saya pun hanya mengelus dada. Bahkan saya merasa miris dan ironi. Karena apa?

Ya, disebabkan diantara yang meributkan pepesan kosong dan beradu debat kusir itu adalah para calon penulis hebat. Generasi penerus Ahmad Tohari, A. Mustafa Bisri, A.A Navis, Seno Gumira Adjidarma, Agus Noor, Nh. Dini, Helvy Tiana Rosa, Djenar Maesa Ayu dan sebagainya. Tetapi sayang mereka hanya meributkan hal-hal yang merugikan dirinya sendiri bahkan juga hatinya.

Seharusnya dimanfa’atkan dan digunakan untuk menulis. Ini hanya mengurusi “rumput tetangga yang lebih hijau”. Padahal mereka tidak tahu kalau rumput tetangga itu terbuat dari bahan plastik atau karet seperti rumput imitasi di lapangan futsal. Jadi alangkah sangat meruginya mereka. Hanya membuang-buang waktu untuk “bergossip” membicarakan dan membuka-buka aib orang lain hingga sinis. Padahal mereka tidak menyadari kalau mereka yang lebih buruk daripada orang dibicarakan dan yang dibukakan aibnya itu. Sungguh amat merugi.

Saya pun juga sudah legowo dan menyadari kalau jalan untuk menulis. Berkecipung di dunia tulis menulis dan literasi tidak ubahnya seperti di dunia kerja. Saling sikut kanan-kiri. Ada yang dipromosikan jabatan pasti ada yang kasak-kusuk mencari kambing hitam atau aib untuk menjatuhkan kembali. Pun dengan di dunia tulis menulis dan literasi. Ada pula yang tidak suka melihat orang sukses dan punya gebrakan dan inovasi. Pasti ada saja yang seperti cacing kepanasan. Ingin mencari bagaimana untuk menjatuhkan nama penulis itu. Jadi sudah mahfum jika ada yang bilang bahwa orang Indonesia itu senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang (sukses). Itulah kenyataannya. Tidak percaya?

Lihat saja tidak jauh-jauh di blogg sejuta umat, Kompasiana ini. Sudah tampakkan tipekal orang Indonesia sesungguhnya!

Maka dari itu tugas saya, menjadi penulis adalah menulis. Buruk atau tidak, itu urusan belakangan. Bukan membuang-buang waktu untuk “bergossip” membicarakan dan membuka-buka aib orang lain. Hanya menulis tugas saya bukan banyak bicara apalagi banyak berkomentar yang tidak berguna dan bermanfaat. Hingga saya pun terbantu lagi dengan sebuah kata-kata bijak dari Carmel Bird. Ia berkata ia menulis. “Dalam hal apa pun, penulis adalah orang yang menulis. Jika Anda tidak menulis, Anda bukan penulis. Anda bukan penulis kalau belum menuangkan kata-kata ke atas kertas. Hitam di atas putih. Menulis adalah kerja. Meskipun Anda menulis fiksi.”

Kalau sudah begitu bagaimana kalau ada orang yang membuang-buang waktu hanya untuk “bergossip” membicarakan dan membuka-buka aib orang lain hingga sinis. Padahal ada juga di sana penulis yang ikut “urun rembug”. Apakah masih disebut penulis? Atau, seorang pembawa (host) acara gossip di televisi-televisi?. Entahlah. Silakan Anda menilai sendirinya.

Sebab sejatinya penulis mereka adalah orang yang memberikan wawasan dan pengetahuan untuk mereka yang tidak mengetahuinya melalui sebuah tulisan. Bukan banyak bicara dan berpanjang mulut. Itu menurut saya. Bagaimana menurut Anda?

Akhir ucapan saya, jadikan menulis sebagai ladang pahala dan amal jariah Anda. Suatu saat nanti apa yang Anda lakukan dengan menulis bisa membawa menjadi orang yang bijak dan mempengaruhi sebagian dunia dengan tulisan Anda itu. Semoga.[] diruangtanpatelingadanmata,07012013

-Menulis Hingga Hayat-

[caption id="attachment_314454" align="aligncenter" width="300" caption="koleksi pribadi"]

13891067051394693232
13891067051394693232
[/caption]

#KPV (Kompasianer Pemerhati Vote)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun