Mohon tunggu...
Tebe Tebe
Tebe Tebe Mohon Tunggu... lainnya -

"Hidup itu....Tuhan yang menentukan. Kita yang menjalaninya. Dan orang lain yang mengomentari (kepo)." (tebe)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tips Terhindar dari Mengcopy Paste dan Dicopy Paste

17 Juli 2013   21:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:24 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Tips Terhindar dari Mengcopy Paste dan Dicopy Paste

Bicara dunia tulis menulis berarti bicara hal “mengcopy paste “dan “dicopy paste”. Itu sudah lumrah terjadi di mana pun. Apalagi sekarang di zaman digital tekhnologi. Ada namanya Facebook, Blogg, Twitter maupun Instagram. Jadi kasus mengcopy paste dan dicopy paste bak jamur di musim hujan. Ditimpah hujan makin bermekaran. Halnya dunia tulis menulis.

Pun halnya yang juga dialami oleh saya sebagai penulis pernah bahkan seringkali mengalaminya. Tulisan saya dicaopy paste tanpa seizin saya. Bahkan tulisan saya yang ada di Kompasiana ada pula yang “menyatut” juga tanpa ada nama sumbernya. Alias, tidak menyebut nama penulisnya.

Hingga hal ini membuat saya sesak dan ingin mencak-mencak sebagai penulis. Sudah cape menulis eh ada yang seenaknya mengcopy paste. Tapi apa daya saya hanya melihat saja. Mau menegur yang mengcopy paste bagaimana caranya. Lha wong ada di dunia maya. Yang ada hanya bisa mengkhilaskannya saja. Anggap saja memberikan wawasan dan pengetahuan dari tulisan saya. Iyakan!

Oya, dalam tulisan ini saya akan memberikan tips sederhana terhindar dari “mengcopy paste” dan “dicopy paste”. Halnya yang saya alami. Dan inilah tips sederhana yang saya berikan kali ini. Selamat menyimak dan bermanfaat.

1.Tips Terhindar dari Namanya Mengcopy Paste

a. Jangan lupa mencatat asal sumbernya

Ini yang sangat penting diketahui sebagai penulis. Catat asal sumbernya! Apalagi jika sedang mengerjakan skripsi, jurnal maupun karya ilmiah. Penting sekali untuk mencatatnya.

b. Memberikan catatan kaki (footnote)

Sebagai penulis tentunya jika kita tidak mengetahui apa yang kita tulis dan untuk melengkapi tulisan kita. Tentu kita akan membutuhkan yang nama daftar pustaka agar tulisan kita berbobot. Nah, sebagai penulis tentunya jangan lupa menuliskan catatan kaki. Atau, footnote, setiap usai menyelesaikan tulisan di bawah tulisan—yang kita tulis. Ini harus dilakukan agar kita bisa bertanggungjawab dengan apa yang kita tulis.

c. Memberikan data otentik

Kalau hal ini ketika kita sebagai penulis melakukan survey, observasi maupun riset. Apalagi melakukan liputan atau wawacara data-data otentik ini yang harus diikutsertakan! Agar tulisan yang kita tulis benar-benar orsinal dari nara sumbernya.

d. Jangan meniru (plagiat)

Pedelah sendiri terhadap ttulisan yang kita tulis walau sejelek dan seburuk apa pun. Sebab biar bagaimana pun itu hasil karya kita sendiri. Tak perlu meniru (plagiat) dan menyontek mentah-mentah karya orang lain. Karena jika hal ini dilakukan sebuah kenistaan bagi seorang penulis. Sebab penulis yang benar-benar mengakui dan menghargai tulisannya sendiri adalah penulis yang menjadikan menulis sebagai panggilan jiwanya.

Halnya terekam pada kutipan sebuah potongan cerpen Anak Ibu karya Benny Arnas.  Semoga bermanfa’at dan berguna.

Bila kau menjadi pengarang, jadilah pengarang yang santun. Kau tak usah ikut-ikutan pengarang yang banyak bicara. Lain yang ditulis, lain pula tindak tanduknya.Yang kerjanya menghina karangan orang. Yang kerjanya menghardik pengarang lain.

II. Tips Terhindar dari Dicopy Paste

a. Setiap kali menulis tinggalkan jejak

Maksud di sini adalah setiap kali saya menulis selalu mengakhiri—dengan membubuhi tanggal dan tempat di mana saya membuat tulisan. Ya, gunanya agar bisa mengingatkan saya kapan waktu tulisan tersebut saya buat dan dimana ditulisnya. Agar bisa membangkitkan memori saya pula mengenai tulisan tersebut. Apakah dalam keadaan suka atau bersedih. Dan tidak pernah saya lupakan!

b. Tidak semberangan menulis di dunia maya

Namanya dunia maya apa pun bisa terjadi. Entah itu penipuan, kejahatan, bully maupun “ mengcopy paste” dan “dicopy paste”. Itulah yang terjadi! Apalagi menulis di media dunia maya. Entah, Facebook. Blogg, Portal menulis, website maupun situs yang tidak resmi. Apalagi yang tidak bisa menjaga hak cipta. Karena jika hal ini dilakukan yang nama “mengcopy paste” dan “dicopy paste” akan terjadi. Maka itu kita ebagai penulis harus berhati-hati jika menulis di sebuah media dunia maya.

c. Jangan mudah mengikuti lomba-lomba yang aba-abal

Ini yang seringkali terjadi ketika kita mengikuti lomba-lomba di media dunia maya atau online. Kadangkala tidak ada pemberitahuannya. Kapan pengumuman lomba menulis tersebut berakhir serta kapan pengumuman pemenangnya.

Jika hal ini terjadi maka kita sebagai penulis harus waspada terhadap modus seperti ini. Tapi jika kita sudah terlanjur mengirimkan tulisan kita. Dan kita lebih baik secepatnya klarifikasi bahwa kita tidak mengikuti tulisan untuk dilombakan. Ini berguna agar tulisan kita tidak dicopy paste oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Jika suatu saat nanti kita mengetahui tulisan kita  sudah dicapy paste bisa dibuktikan bahwa kita tidak mengikutkan ajang lomba tersebut. Agar alibi kita semakin kuat.[]

diruangtanpatelingadanmata,17072013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun