Mohon tunggu...
Tebe Tebe
Tebe Tebe Mohon Tunggu... lainnya -

"Hidup itu....Tuhan yang menentukan. Kita yang menjalaninya. Dan orang lain yang mengomentari (kepo)." (tebe)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siapa Bilang Hidup Itu Ber-Polemik?

30 Januari 2014   20:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:18 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13910895171697543905

Siapa Bilang Hidup Itu Ber-Polemik?

[caption id="attachment_319293" align="aligncenter" width="640" caption="ilustrasi : www.jelajahunik.us"][/caption]

ADALAH pecundang (sejati) jika ada yang bilang hidup itu berpolemik. Padahal nyata-nyata Sang Khalik memberikan dan menciptakan alam semesta (dunia) ini untuk ditempati dan nikmati oleh makhlukNya. DIA yang memberikan hidup dan mati. Jadi jangan salahkan hidup atau dunia ini! Tetapi manusianya yang perlu dipertanyakan? Apakah ada yang salah ketika melihat alam semesta (dunia) yang indah dan rupawan ini.

Aduhai, alangkah sesaknya hati ini jika ada yang bilang hidup (selalu) itu berpolemik! Nyata-nyata hidup ini indah bila mau kita sadari. Tetapi namanya manusia selalu saja melihat kekurangan dan kecacatan tanpa melihat kelebihan untuk disyukuri. Dalam hal ini dunia (baca: alam semesta) yang begitu sempurna diciptakan! Lagi-lagi jika perlu disalahkan adalah hamba-hambaNya atau manusianya yang picik, licik dan berhati kerdil menilai kehidupan atau hidup ini penuh polemik.

Mengapa sekarang ini bumi Indonesia selalu diuji dan diberi cobaan berupa  terjadinya banjir, tanah longsor, gunung meletus  dan gempa bumi. Karena manusia-manusinyalah yang selalu merasa kurang terhadap apa yang diberikan Tuhan! Merasa apa yang diberikan Tuhan itu tak adil. Tak setimpal. Jelas-jelas Sang Khalik bukanlah manusia. DIA, yang memberikan alam semesta, memberikan kehidupan dan kematian manusia serta rezekiNya. Adakah yang kurang diberikan oleh Sang Maha Kaya itu? Berpikirlah hai manusia. Hidup itu hanya sekali setelah mati tinggallah nama dan hutang piutang yang tertinggal.

Sang Khalik bukan manusia yang suka mencaci, menghina, mengumpat, hasad-hasud, pecicilan, tukang adu domba, dan tidak bersyukur apa yang diberi. Mau hati minta jantung kalau perlu empedu juga diminta jika saking loba dan maruknya. Dan itulah manusia bukan Tuhan!

Lagi-lagi kalau kita sebagai hamba-hambaNya atau manusia yang mengetahui bahwa dibalik alam semesta (dunia) ini diciptakan sesungguh akan menyesal nanti jika mengetahuinya. Terlebih bagi mereka, orang-orang  yang ahli berpikir. Tentu akan menangis darah jika manusia itu bila mengetahui kalau Sang Khalik menciptakan alam semesta (dunia) ini ada maksud tertentu. Ada sesuatu untuk dipelajari bukan dikotori oleh manusia-manusia berhati kerdil melainkan diambil ikhtibarnya. "Katakanlah : kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kaliamat Tuhanku sungguh habislah lautan itu sebelum ditulis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu pula."(Q.S 18:109)

Sudah jelas, bukan! Jadi kalau begitu yang salah manusianya atau kehidupan ini? Entahlah. Silakan berpikir dengan hati dan pikiran jernih duhai hamba-hamba Sang Khalik yang paling sempurna dari makhluk apapun.[]30012014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun