Mohon tunggu...
Tebe Tebe
Tebe Tebe Mohon Tunggu... lainnya -

"Hidup itu....Tuhan yang menentukan. Kita yang menjalaninya. Dan orang lain yang mengomentari (kepo)." (tebe)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

ODOS#4: Sebelum Mereka Rasakan Aku Sudah Merasakannya

3 Mei 2014   21:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:54 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum Mereka Rasakan Aku Sudah Merasakannya



Terkadang aku merasa menyayangkan jika ada ada seorang penulis diberikan masukan, saran dan kritikan yang membangun dan bertujuan baik tetapi tidak terima. Padahal apa yang dilakukannya itu memang benar-benar salah! Bahkan yang lebih menyedihkan bila ada yang terlalu sensitif dan seakan-akan merasa tersindir jika ada status teman-temannya di Facebook. Padahal status itu bukan untuk perorangan tetapi untuk semuanya. Seakan-akan ke-pede-an sekali kalau status itu buat dirinya!

Ingat, ini dunia maya (Facebook/online) berjuta orang yang menggunakannya! Jika jadi penulis seperti itu apa-apa selalu sensitif dan merasa kesindir. Waduh bisa cikal bakal tunas ketika suatu saat nanti menjadi penulis hebat dan terkenal. Bisa jadi anti kritik bahkan mengelu-elukan oranglain. Siapa lu! Jangan sampai terjadi.

Lalu apa yang terjadi?

Ya, bisa jadi orang yang sudah memberikan masukan, saran dan kritik membangun itu tidak akan lagi melakukan hal tersebut. Karena apa? Bisa jadi nanti diterima dengan negatif atau su’udzon lagi. Untuk itu bila ada orang yang diberikan masukan, saran dan kritik tapi tidak menerima kurasa akan jera dan kapok untuk memberi hal macam itu kembali. Padahal semata-mata itu dilakukan demi kebaikan yang sekiranya tidak tahu dan belum mengetahuinya bisa menambah ilmu  wawasan dan pengetahuan.

Tetapi karena tidak diterima dan apa-apa selalu sensitif dan merasa kesindir akhirnya orang yang memberikan kebaikan itu dengan caranya(memberikan masukan, saran dan membangun) tak akan lagi melakukannya! Sehingga ilmu yang akan disampaikan tidak jadi. Sayangkan!

Mengapa aku bisa berkata seperti itu?

Yup, karena aku pernah merasakannya! Ini lebih menyakitkan dan membuat sakit hati ketimbang hanya sekedar diberikan masukan, saran dankritik yang meng-down-kan tetapi malah mengganggap diriku hanya sekedar penulis kacangan saat itu. Tidak selevel dengannya. Begitu ketika aku ingin berkecimpung di dunia tulis menulis dan literasi.

Tetapi dengan diperlakukan seperti itu aku tidak dendam melainkan kujadikan cambuk dan sebagai barapenyemangat dalam diri. AGAR AKU TERUS BELAJAR DAN MEMBACA KARYA-KARYA PENULISLAIN SERTA MENGIKUTI WORKSHOP DAN PELATIHAN PENULISAN. Itu buat apa?

Tak lain aku ingin membuktikan kalau bisa seperti mereka!Bukan malah membalas sakit hati itu dengan membully dan bersumpah serapah.Tetapi aku buktikan dengan karya-karyaku. Alhasilnya.....Aku pun bisa melakukannya! Dan orang-orang yang menganggap aku sebagai penulis kacangan,mereka pun berbalik arah. Mereka malah menyupportku walau ada rasa sakit hati di dalam diri ini. Tetapi itulah yang kulakukan kepada mereka dengan cara cantik yang aku lakukan  membalasnya dengan karya! Sebab aku yang merasakannya itu.[]03052014

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun