Mohon tunggu...
Tebe Tebe
Tebe Tebe Mohon Tunggu... lainnya -

"Hidup itu....Tuhan yang menentukan. Kita yang menjalaninya. Dan orang lain yang mengomentari (kepo)." (tebe)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

ODOS #2: Bahagianya Membahagiakan Orang Lain

3 Mei 2014   02:56 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:55 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahagianya Membahagiakan Orang Lain



Sebelum lebih lanjut aku menuliskan ODOS (One Day One Story) kali ini. Izinkan aku bertanya dulu dengan Kalian. Pekerjaan apa yang paling mudah dan gampang untuk dilakukan dunia ini? Pekerjaan yang benar-benar disukai setan tapi tidak diridhoi Sang Maha Kuasa?

Mencari musuh dan memacing keributan.

Yup, itulah pekerjaan yang paling mudah dan gampang! Kalian tinggal kasih kompor pansa lalu tinggalkan nanti juga meleduk. Tetapi aku tidak menganjurkan hal itu kepada Kalian!

Sebab apa? Aku bukan tipe orang yang selalu mencari musuh dan suka memancing keributan. Apalagi senang melihat orang susah dan susah kalau melihat orang senang, Seperti sebuah habbit yang mendarah daging di masyarakat Indonesia. Lagi-lagi aku tak suka itu!

Dan inilah....yang aku suka!

Hari ini, Jumat (02/05) bertepatan dengan Miladku yang kesekian sudah kepala 3. Akhirnya aku bisa melakukan itu. Bukan. Bukan, untuk merayakan miladku. Tetapi hanya sekedar berbagi apa yang kumiliki. Dan menyukuri apa yang Sang Maha Kuasa berikan kepadaku. Itulah semata-mata yang aku lakukan.

Aku menggratiskan anak-anak tetangga dimana tempatku tinggal dengan bermain di warnet dengan pengawasan operator warnet. Mereka kutraktir apa yang disukainya. Walau sebenarnya aku berat untuk melakukan itu. Menggratiskan anak-anak tetanggaku di warnet. Tetapi karena mereka masih anak-anak, masih di bangku SD aku pun tak bisa mengelak.

Akhirnya aku pun mengiyakan dengan memberi ultimatum dariku agar main game online bukan yang pakai cara bunuh-bunuhan atau perang-perangan. Itu yang aku tegaskan ketika mereka sebelum main. Itu pun atas pengawasan operator warnet yang juga temanku agar bisa mengawasi mereka. Maklum mereka masih anak-anak jadi aku harus memposisikan diriku bila jadi mereka. Dan itu kulakukan hanya semata-mata untuk membahagiakan mereka. Seusai pulang sekolah dan belajar di rumah mereka merelaksikan otaknya sejenak denan main game yang tak boleh dimainkan yang telah kuultimatum tadi. Mereka pun main seusai pulang sekolah dan makan siang lebih dulu.

Itu saja yang bisa aku lakukan untuk memabahagiakan orang lain. Walau hanya menggratiskan anak-anak tetangga berjumlah 14 itu dengan merogoh kocek di kantongku hanya beberapa ratus ribu rupiah saja dengan menggratiskan bermain game online. Walau pun menurut Kalian ini salah atau keliru tetapi inilah caraku untuk membahagiakan anak-anak yang memang mereka butuhkan saat ini dan masa sekarang.

Lagi pula hanya setahun sekali aku melakukan hal itu. Dan mereka juga sudah mendoakanku sebagai balasannya. Dan itu amat mengharukan sekali sebelum aku membahagaikan mereka dengan caraku saat itu.

Bagaimana dengan kalian dengan cara apa membahagiakan orang lain? Kuharap kalian tidak menyalahkanku tentang caraku ini! Entah.[]02052014

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun