Muslim Nonton Tayangan Menyambut Natal, So What!
[caption id="attachment_311037" align="aligncenter" width="642" caption="germanyinnyc.org"][/caption]
Sebagai seorang Muslim saya tidak begitu membatasi pergaulan dengan siapa pun. Entah, baik dari agamanya, sukunya, pekerjaannya maupun derajatnya. Bagi saya tidak ada pilah-pilih. Terpenting bagi saya orang itu tidak jahat dengan saya. Baik di depan maupun di belakang. Bukan di depan saja baik tapi belakang jahatnya luar biasa. Ibarat di depan bermulut surga tapi di belakang bermulut naga. Bukan pakai setting-settingan segala seperti seleb yang haus publikasi. Walau settingannya itu menyakiti dan muak untuk dilihat orang lain. Apalagi tak peri kemanusiaan.
Pokoknya bagi saya orang itu baik luar dan dalam. Lagi-lagi tidak memilih-milih baik dari agamanya, sukunya, pekerjaannya maupun derajatnya.
Back to topic, sebenarnya manusia yang beragama. Entah, beragama Islam, Kristen, Hindu maupun Budha tujuannya satu. Mereka ingin beriman dan mempercayai Tuhannya. Walau dengan cara yang berbeda pula. Tapi tetap satu tujuan. Menuju SurgaNya dan berbuat kebaikan dan kedamaian di bumi ini. Tidak saling menghina, memfitnah apalagi mengdiskriminasi agama. Walaupun dalam undang-undang sudah tercantum. Undang-undang Dasar 1945. Pasal 29 ayat 2 yang berbunyi. “Mengatur tentang kebebasan atau hak untuk memeluk agama (kepercayaan )”. Jadi bagi saya fine-fine saja bergaul dengan siapa pun. Terpenting individu atau personalnya itu bisa menjaga diri.
Dan bila soal saya menonton tayangan menyambut natal di televisi seperti saat saya sedang menulis artikel ini. Saya sedang menyaksikan kabaret dan opera di TV swasta SCTV. Semata-mata saya menyaksikan hanya sekedar menikmati tontonan dan hiburan semata sambil menulis. Siapa tahu ada inspirasi untuk bahan tulisan. Maklum sebagai penulis inspirasi ada dimana-mana. Menonton atau menyaksikan televisi bisa datangkan inspirasi. Apalagi kabaret atau opera tidak jauh dari ruang lingkup seni. Seni gerak dan tari yang ditampilkan oleh para lakon-lakonnya di atas panggung.
Tetapi jika bicara akidah dan ketauhidan saya tidak ada tawar-menawar. Walaupun ilmu agama saya masih dangkal. Namun jika soal akidah dan tauhid saya tidak main-main. Sebab prinsip sudah ada sejak lahir saya menganut keyakinan saya ini. Lakum diinukum waliyadiin. Bagiku agamaku bagaimu agamamu! Deal kan...
Jadi kalau soal saya menonton tayangan menyambut natal tidak ada yang melarang! Apalagi haram di agama saya. Sebab, hanya sebuah hiburan di televisi semata apalagi tontonan dibalut kabaret dan opera. Kalau begitu so what kalau saya nonton tayangan itu, bukan![]diruangtanpamatadantelinga,24122013
Berkomentarlah dengan bijak! Setelah itu voted-
“-Menulis sepanjang hayat-”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H