Mohon tunggu...
Tebe Tebe
Tebe Tebe Mohon Tunggu... lainnya -

"Hidup itu....Tuhan yang menentukan. Kita yang menjalaninya. Dan orang lain yang mengomentari (kepo)." (tebe)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menulis Itu Proses Bukan seperti Membuat Rainbow Cake Hari Itu Juga Kau Bisa Mencicipinya

21 Februari 2014   23:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:35 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-Menulis Itu Proses Bukan Seperti Membuat Rainbow Cake Hari Itu juga Kau Bisa Mencicipinya-

"Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, ,eskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)." (Al Kahfi:109)

Terkadang saya hanya bisa tersenyum ketika ada sebuah pesan inbox pribadi di Facebook maupun email. Lebih banyak menanyakan bagaimana agar sebuah karya itu langsug layak masuk dan dimuat di surat kabar. Saya yang membacanya kembali masih tetap mengulum senyum. Bukan. Bukan menertawai pesan-pesan itu melainkan cara mereka yang begitu penuh berapi-api tetapi tanpa melihat proses dalam diri mereka. Itulah yang membuat saya tersenyum.

Pernah kalianmembuat ranbow cake yang manis itu?

Mungkin jika kaliansedang membuatnya ingin sekalikan untuk mencicipinya, bukan? Begitulah jika membuat rainbow cake. Dikumpulkannya bahan-bahannya, lalu diolah dan diproses kemudian jadilah sebuah cake yang manis dan menggoda kemudian dicicipi. Kalian bisa secepat itu mencicipinya!

Bagaimana dengan menulis?

Inilah yang selalu dipertanyakan oleh seorang penulis pemula (muda) atau newbi. Menganggap proses menulis dan membuat rainbow cake itu sama! Sama-sama diketahui proses dan bisa diketahui hasilnya!

Hmm...inilah terkadang penulis pemula (muda) atau newbi sering "terperangkap" dalam "keingintahuan" yang membuat mereka tidak menyadari kalau menulis adalah pekerjaan hati bukan semata-mata skill saja. Butuh proses panjang sekali. Tidak instant. Tidak simsalabim. Alakazam langsung di topi ada kelinci dan burung kecil. Bukan seperti itu menulis dalam prosesnya.

Karena apa? Jika penulis pemula (muda) atau newbi. Jika dalam menulis selalu ingin "berazaskan" instant dan simsalabim. Saya rasa nanti akan dimakan oleh kejumawaanya atau disekap oleh kepuasaan yang semua tanpa ada perjuangan bagaimana proses menulis itu menjadikan sebuah perjalanan dalam diri mereka. Jika itu yang diinginkan dalam hitungan satu tahun dua tahun esoknya saya rasa akan mati suri. Tak bisa berkreasi dan berkreativitas.

Begitulah yang diinginkan penulis pemula (muda) atau newbi. Maunya seperti membuat rainbow cake. Hari itu dibuatnya hari itu juga ingindirasakan rasa dan kenikmatannya. Menginginkan ke-instant-an semata. Tanpa mau mengikuti proses yang lama dalam menulis.Jika itu lagi-lagi yang diinginkan saya hanya mengelus dada saja. Padahalsaya yang 10 tahun, dari sejak tahun 2004 silam di dalam dunia tulis menulis dan literasi seringkali melakukan proses sebelum menjadi sekarang. Salah satu proses itu saya pernah dikucilkan dan direndahkan dan dianggap penulis kacangan!

Tetapi apakah saya membalas dendam dengan mereka yang mengatakan saya seperti itu? Lalu saya akan mengatakan kembali kepada kalian dengan kata-kata seperti itu. "Penulis kacangan"?

Tidak! Sebab, saya bukan tipe seperti itu! Biar Tuhan yang memberikan pelajaran itu kepada mereka. Dan saya hanya bersyukur sebab Tuhan sudah memberikan karuniaNya kepada saya menjadi sekarang. Seorang penulis yang tahu diri dan selalu mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang membuat saya selalu survive dan menyupport saya serta membagikan ilmunya. Itulah proses saya di dunia tulis menulis dan literasi tidak seperti membuat rainbow cake, bukan?

Semoga bagi kalian yang penulis pemula (muda) atau newbi bisa merenungi kembali. Sudah di-azzam-kan kah diri kalian masak-masak sebelumsiap menjadi penulis? Itu semua berbalik pada induvidu masing-masing bukan faktor karenadipaksa dari saya, dia maupun mereka!.[]21022014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun