3. Gunakan judul dengan frase suku kata yang sama
Maksudnya seperti apa? Jadi ketika kita membuat judul untuk cerita anak (cernak) agar selalu diingat oleh pembaca (anak-anak) dan tidak mudah dilupakan begitu saja.
Karena ini bukan cerita pendek (cerpen) pada umumnya seperti yang biasa tulis. Mungkin jita sering menulis cerpen sastra, remaja dan dewasa tapi dengan cerita anak sangat berbeda. Kita tak perlu panjang-panjang membuat judul. Minimal satu suku kata judul yang Anda buat. Kalaupun ingin lebih maksimal cukup tiga suku kata.
Contoh seperti cerita anak saya yang dimuat di Majalah Anak Adzkia/Edisi Oktober/2012/Vol.VII. No.04/Edisi.77 berjudul Tompel Abel. Nah, sudah terlihat bukat! Namun bisa juga membuat frase kata yang sama antar suku kata dengan yang lainnya. Tentu ini juga bisa saja malah itu membuat daya tarik redaktur ketika membaca cerita anak kita nantinya.Mudah bukan!
4. Jangan menggunakan kata majas atau kiasan
Hal ini tentu membuat kesulitan untuk dicerna bagi si anak yang membaca cernak (cerita anak) kita.
Ingat, lihat kita menulis dan membuat cerita itu untuk siapa? Itu perlu dilihat! Masa sih anak usia 7 sampai 11 tahun menggunakan pakai kata-kata majas atau kiasan. Lha, mana mereka mengerti dan memahami. Iyakan! Masih bersyukur mereka mau membaca cernak (cerita anak) yang kita buat daripada tidak. Maka dari itu sebagai penulis jangalah egois menuruti kata hati tetapi lihat siapa pembaca (sasaran) cerita yang kita buat itu. Inilah kewajiban bagi kita sebagai penulis cernak.
Nah, Itu saja yang saya berikan tip dan trik cara membuat judul menarik untuk cernak (cerita anak). Bila ada kekurangan dan kurang puas dari apa yang saya berikan saya sebagai penulis cernak (cerita anak) hanya sekedar share and care saja. Hanya berbagai pengalaman saja apa yang saya alami saat ini dan akan datang. Semoga bermanfaat.[]
13102012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H