Membuat cerita fiksi dan non fiksi sudah kita buat. Semua sudah rapi kita tulis (ketik) di laptop. Entah, itu typo, EYDnya sampai masalah tekhnis tetek bengeknya pun sudah sesuai kentetuan dan peraturan yang ada. Ya, standar penulisan-penulisan di surat kabar dan penerbitan. Semua sudah kita lakukan!
Sebab, itu semua sudah banyak Anda dapati dan pelajari baik dari tulisan-tulisan saya di Kompasiana maupun dari Kompasianer yang lainnya.Baik itu tentang motivasi menulis, bagaimana cara menulis yang baik, benar dan tepat sesuai EyD hingga sampai unsur intrinsik pada sebuah cerita fiksi dan non fiksi. Mungkin Anda sudah mendapatkan dan temui, bukan?
Nah, berarti tinggal apalagi ya yang belum Anda lakukan sebagai penunjang tulisan (naskah) tu nanti? Syukur-syukur bisa menarik mata redaktur atau penerbit di meja redaksi! Dan tulisan (naskah) Anda dimuat dan dipublish serta diterbitkan. Duh, senangnya nggak kebayang ya! Nggak makan tiga hari tentu terasa kenyang kalau tulisan (naskah) kita tembus dan diterbitkan.
Nggak percaya? Tanya saya! Tapi soal itu nanti saja ya! Sebab kali ini saya sedang memberikantips bagaimana cara membuat bio-data agar redaktur atau penerbit bisa tertarik. Well, hal ini sering kali diacuhkan oleh para penulis. Apalagi para penulis pemula hanya memperhatikan kwalitas tulisan (naskah) saja tanpa menghiraukan pendukung dan penunjang tulisan (naskah) tersebut.
Yup, bagaimana agar bisa mendukung dan menunjang tulisan (naskah) Anda saat akan Anda kirim ke sebuah redaksi atu penerbit? Tak lain adalah bagaimana cara membuat bio-data penulis yang tidak kacangan dan slebor. Alias, semaugue! Tetapi hal itu tak bisa dianggap enteng dan mudah bila tulisan (naskah) bagus tapi melihat data pendukung dan penunjang dari tulisan (naskah) tersebut. Yakni, cara pembuatan bio-data pribadi saja masih asal-asalan mana mungkin redaktur atau penerbit tertarik.
Sebab,inilah salah satu redaktur atau penerbit menilai juga dari sisi kepedulian penulis tersebut. Apakah penulis tersebut peduli dengan bio-datanya sendiri atau seenaknya asal tulis. Padahal yang diinginkan bukan hanya tulisan (naskah) saja yang bagus tap ijuga cara membuat bio-data pribadi pun harus diperhatikan pula agar menarik perhatian. Nah. lho apakah Anda selama ini sudah memperhatikannya?
Ups, jangan khawatir kali ini saya akan care and share—begitu kata saya—setiap saya memberikan ilmu apa—yang saya miliki walau pun kecil tapi dasyhat. Inilah salah satunya cara membuat bio-data pribadi agar bisa menarik perhatian redaktur atau penerbit.
Nah, tulisan ini akan membahas bagaimana membuat bio-data penulis dengan baik dan benar. Tapi untuk mengetahui apa pengerti bio-data itu. Inilah pengertiannya ternyata kata bio-data terbagi dua kata ”bios” berasal dari bahasa Yunani artinya hidup (dirti)—dengan “data” berasal dari bahasa Yunani pula berarti “datum” yang berarti fakta, dan di dalam kamus bahasa Inggris ditulis dengan “data”.
Sebenarnya untuk menulis bio-data tidak ada yang sulit, karena materinya jelas-jelas sudah ada karena merupakan kehidupan kita sendiri. Namun kesalahan terbesar hampir semua orang adalah menuliskannya dengan cara yang sama seperti melamar pekerjaan saja. Banyak orang yang hanya sekedar copy paste. Padahal harus harus diingat bahwa bio data ini digunakan untuk memuluskan langkah Anda untuk menjadi penulis. Maka tentu saja isinya pun harus berkaitan dengan hal tersebut.
Seperti tips ini yang saya buat sepengalaman saya bagaimana cara membuat bio-data untuk meanrik perhatian redaktur atau penerbit. Cekidot.
- Honestly
Yaiyalah masa buat diri sendiri harus bohong juga. Itu sih kebangetan banget namanya. Jika itu yang Anda lakukan juga tentu hal itu akan mempekeruh suasana baru nanti disaat Anda ditanya redaktur atau penerbit. Apakah benar biodata tersebut atau bohong belaka dibuat? Nah, lho yang berabe Anda sendiri bukan?
b. Tuliskan apa adanya!
Yup, tulis yang ada pada diri Anda sewajarnya. Jangan apa-apa di adain dalam biodata Anda. Plis, deh jangan dilakuin hal itu. Biar buat senatural mungkin. Kalau memang rezeki pasti datang kok! Percaya sama Tuhan jika mau berikhtiar dan berdoa.
c.Buat biodata selengkap-lengkapnya.
Tulis dan cantumkan nama, alamat dan nomor kontak. Jangan nomor rumah atau nomOr kontak Pak RT ya yang dipakai. Itu sih kurang kerjaan aja! Kenapa hal itu perlu ditulis dan cantum dengan lengkap agar untuk memudahkan redaktur atau penerbit untuk menghubungi Anda. Kalau perlu naman email,Twitter maupun blogg cantumin juga tidak apa-apa. Tapi lagi-lagi jangan yang ada sangkutpautnya dengan Pak RT lagi ya. Jangan dibawa-bawa, okay! Bisa be-ra-be!
d. Tulis pengalaman menulis.
Ini sangat dibutuhkan sebagai referensi Anda sebagai penulis. Kan sayang jika Anda sudah mempunyai buku solo walau hanya satu dan juga pernah memenangkan lomba menulis. Kenapa tidak ditulis dan dicantumkan! Kan itu gunanya untuk menambah point kita sebagai penulisnya. Asal bukan menang di perlombaan Tujuh Belasan saja—yang Anda tulis dan dicantumkan pula di bio-data. Memang ikut kontes nyanyi atau ajang bakat. Tidak kali ya.
e. Cantumkan penghargaan, sertifikat dan piagam apa saja yang pernah Anda terima.
Jika Anda pernah mendapatkan penghargaan di bidang yang Anda tulis sebagai buku atau memenangkan perlomba penulisan cantumkan saja hal tersebut. Agar untuk lagi menambah point dari tulisan (naskah) yang Anda kirimkan ke redaktur atau penerbit. Hitung-hitung sebagai refernsi juga untuk menambah daya tarik redaktur atau penerbit.
Nah, ternyata tidak serumit Anda bayangi kan? Padahal membuat bio-data ini sangat berguna dan bermanfaat saat ketika Anda mau mengirimkan tulisan (naskah) Anda ke redaktur atau penerbit. Namun semua itu saya sarankan kepada Anda sekali lagi tulislah dan cantumkan dengan sejujurnya yang Anda dapati dan raih selama ini berada di dunia literasi dan menulis di bio-data Anda nanti. Tentu tidak sulitkan membuatnya![]
Uray, 14/ 17 September 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H