Mohon tunggu...
Tebe Tebe
Tebe Tebe Mohon Tunggu... lainnya -

"Hidup itu....Tuhan yang menentukan. Kita yang menjalaninya. Dan orang lain yang mengomentari (kepo)." (tebe)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

ODOS-9 : Membiasakan Diri Dengan yang Kecil-kecil Aja Dulu

6 Mei 2014   17:39 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:48 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membiasakan Diri dengan yang Kecil-kecil Aja Dulu

Kenapa saya akhir-akhir ini menulis ODOS (One Day One Story) di beranda Facebook ketimbang status-status yang galau maupun yang alay. Itu saya lakukan agar mindset ini tidak selalu berfokus pada hal-hal negative thiking apalagi yang bentuk su'udzon, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Serta tidak pula selalu mengeluh, mengeluh dan mengeluh pada yang Maha Kuasa. Padahal DIA sudah benar-benar memberikan kita segala. Patutkah kita tidak bersyukur padaNya?

Maka dari itulah bentuk rasa bersyukur itu saya terapkan melalui tulisan saya berupa ODOS setiap saat. Satu hari saya harus menuliskan kisah-kisah inspiratif yang saya alami dalam ke seharian saya. Walaupun dari sebagian yang membaca ODOS saya itu mungkin akan berkata dan bergumam."Yaelah, tulisan kayak begini dibuat tulisan!"

Hmm, bagi saya jika mendapatkan komentar macam itu atau sejenisnya saya tidak mengapa. Karena saya menilai bukan cerita yang saya tuliskan. Tetapi bagaimana saya untuk membiaskan menulis setiap hari dengan sebuah cerita. Entah, cerita tentang pekerjaan saya sehari-hari menjadi pengajar, penulis freelance, editor majalah sekolah maupun menjadi pengajar jurnalistik dan writing club di sekolah. Itu semata-mata saya ingin berbagi dengan apa yang saya alami. Terpenting menurut saya bermanfaat dan berguna ketimbang hanya bisa mengeluh, mengeluh dan mengeluh pada yang Maha Kuasa di status maupun mencari musuh dengan membalas komentar yang tidak bermanfaat sehingga ujung-ujungnya seperti merebutkan pepesan kosong saja.

Itulah hal yang saya ingin jauhkan! Karena hidup hanya sekali! Saat ketika saya mati ingin hidup saya yang lalu bisa berarti dengan karya-karya saya nanti. Itu yang saya inginkan dalam hati.

Lalu bagimana dengan Kalian? Apakah sudah membiasakan hal-hal kecil itu?

Saya rasa Kalian bisa mulai belajar sejak sekarang. Tak kata terlambat untuk melakukan kebaikan! Berbeda dengan penyesalan kemudian. Sebab, tidak ada namanya berbuat kebaikan itu telat apalagi ditunda-tunda kecuali berbuat maksiat, zina dan mencari musuh. Kalau setan sudah bersemayam di hati dan di otak yang ada hanya satu: BAGAIMANA KITA BISA MELAKUKAN ITU! DAN SETAN BISA TERTAWA TERBAHAK-BAHAK MENERTAWAI KITA. KARENA SUDAH MENJADI PENGIKUTNYA!

Itulah setan yang sering mengaburkan pandangan serta mengacaukan pikiran kita.

Kalau sudah begitu sekarang sudah saatnya kita kembali melakukan apa yang Kalian bisa lakukan agar bisa menumbuhkan rasa simpati dan empati serta bersyukur pada yang Maha Kuasa ketimbang mencari perkara dan musuh. Bukan begitu?

Kalau saya saja bisa melakukan hal-hal kecil itu. Kenapa Kalian tidak bisa! Iya, tho![]06052014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun