Karena tidak di restui oleh kedua orang tuanya, akhirnya si penompen dan si jelita merencakan untuk kawin lari saja. Karena sudah kadung sama sama cintanya tak perduli lagi kumis garang bapaknya. Seperti rencana semula yang telah di susun bersama, tibalah saat yang di nantikan. Pada suatu pagi buta, si jelita mendengar ketukan lembut di jendela kamarnya. Terlihat penompen tersenyum sumingrah di jendela, berdiri di atas anak tangga. Mereka hendak kawin lari sesuai dengan rencana semula. "Sudah," tanya Penompen. "Sudah," jawab si jelita, "Tapi kamu jangan bicara terlalu keras,nanti ayah terbangun." "Ayah terbangun?
Kau pikir, siapa pula yang memegangi tangga ini?". Karena terkejut akhirnya si jelita dan penompen jatuh menimpa bapaknya, yang memegangi tangga dengan kumis yang sudah berdiri tegak.
Wkwkwkwkkwk…. Salam mumet ria
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H