Demam Korea tentunya sudah sangat mendunia, terlebih di Indonesia, kehadiran boyband dan girl band, film-film serial Korea tentunya sudah menjadi sesuatu yang sering diperbincangkan. Seiring demam tersebut tentunya pariwisata negara Ginseng ini mulai juga mendunia.. Sebagai penyuka travelling, ada beberapa negara yang menjadi cita-cita dan tujuan saya diantaranya Paris, Belanda, Las Vegas, San Fransisco, Maldives, Venezia, Jepang, Tibet, dan beberapa lagi lainnya. Korea Selatan sebenarnya bukanlah salah satu negara prioritas saya untuk dikunjungi.. saya tidak begitu menaruh perhatian dengan negara ini, tidak banyak yang saya ketahui tentang Korea Selatan. Satu-satunya serial Korea yang saya tonton dari awal sampai akhir hanyalah serial “Full House” yang sempat sangat booming di Indonesia. Walaupun begitu banyak serial Korea yang pernah juga saya dengar atau saya tonton sekelibat seperti Winter Sonata, Jang Geum (inipun karena ayah saya dulu merupakan penggila dan selalu menonton serial tersebut dirumah), Man of Honor dan lainnya.. Begitupun Girl Band dan Boy Band yang juga sangat booming di Indonesia, saya tidak terlalu menyukainya, dan tidak ada satupun yang saya hafal kecuali lagu yang sering dinyanyikan oleh Andre Taulani di acara Opera Van Java.. nobody nobody but you.. prok prok.. nobody nobody but you... prok prok. Akhir-akhir ini memang negara ginseng ini sangat gencar mempromosikan pariwisatanya di Indonesia, bekerjasama dengan travel-travel agent di Indonesia, melakukan pameran besar di mal-mal, bahkan mereka sempat mendatangkan kelompok JUMP, NANTA yang terkenal untuk tampil di Indonesia demi mempromosikan negara ini.. Kimchi... hal yang berbau Korea yang sering saya dengar, dan katanya makanan ini selalu ada di setiap santapan di negara Korea.. dan jangan lupa... ginseng korea yang juga terkenal khasiatnya.. Lotte yang mulai sering saya dengar karena mulai berekspansi bisnis di Indonesia dengan Lotte Mart, dan Juga Lotte Shopping Avenue yang akan segera hadir di tempat saya bekerja sekarang Ciputra World Jakarta... selain merek-merek lain yang saya tahu berasal dari korea seperti LG, Kia, Samsung, Hyundai... ternyata banyak ya yang saya tahu mengenai Korea.. hehehe.. Perjalanan saya dari Jakarta ke Korea dimulai pada pukul 22:05. Dengan menggunakan pesawat Korean Air, perjalanan selama 6 jam ini seharusnya akan nyaman dan menyenangkan. Saat naik pesawat, saya baru tahu bahwa penerbangan Korean Air ini merupakan penerbangan kerjasama dengan maskapai Garuda Indonesia, mungkin ini berarti penumpang yang membeli tiket Garuda Indonesia juga menggunakan pesawat yang sama? Saya tidak tahu dengan jelas, yang pasti ada seorang pramugari yang fasih berbahasa Indonesia dan saya yakin 100% dia merupakan warga negara Indonesia yang bertugas didalam pesawat. Sisanya semua pramugari asli Korea. Pramugari-pramugari cantik ini siap untuk mendampingi anda sepanjang perjalanan.. Perbedaan waktu 2 jam lebih dahulu, membuat saya tiba pada pukul 07 pagi di Incheon Airport, yang merupakan airport International terbesar di Korea. Airport ini cukup besar namun menurut saya tidak sebagus airport International Jepang maupun Singapura. Proses imigrasi yang panjang dikarenakan sedikitnya loket yang tersedia juga menjadi salah satu kekurangan dari Incheon Airport.. Saya dan rombongan (kali ini saya berangkat bersembilan orang yang merupakan satu team saya dari kantor) dijemput di pintu kedatangan oleh seorang tour leader bernama Song Ho, dia asli Korea namun cukup fasih berbahasa Indonesia, katanya dia sempat belajar bahasa Indonesia dari para TKI di sini dan juga sempat tinggal di Bandung untuk beberapa waktu demi mempelajari bahasa Indonesia. Untuk memudahkan, Song Ho mengajari kami untuk mengingat angka 9 dalam bahasa jawa (Songo) sebagai nama panggilannya.. hmmm.. tidak terlalu sulit untuk mengingat namanya, apalagi dia cukup menyenangkan sebagai tour leader dan sangat membantu kami.. Cuaca pada musim semi di Koera Sealatan berkisar antara 9 – 18 derajat celcius, cukup dingin untuk orang-orang dari negara tropis seperti Indonesia. Tidak heran begitu keluar dari airport seketika kami semua berteriak kedinginan.. terlebih ditambah dengan angin yang meniupkan udara dingin ketubuh kami yang menambah rasa semriwinggg... Jadwal pemberhentian pertama kali adalah ke sebuah tempat bernama “CHEONGHA” yang letaknya tidak jauh dari Incheon airport. Cheongha merupakan toko bertingkat yang didalamnya terdapat restoran dan juga tempat berbelanja souvenir dan aneka jenis makanan, namun tujuan kami kesana adalah untuk sarapan saja, rencananya pada hari terakhir sebelum kami kembali ke Jakarta, kami akan kembali ke Cheongha untuk berbelanja souvenir dan aneka jenis makanan ringan untuk oleh-oleh. Sarapan pertama kali kami di Korea adalah.... Udon! Ya, walaupun ini sebenarnya makanan khas Jepang, tapi tak apalah.. dengan kuah yang bening dilengkapi sengan semacam bakso tepung. Rasa udon ini juga tidak begitu spesial, yaaa.. lumayan lah untuk mengisi perut yang lapar di udara yang sangat dingin.. Tempat ini juga dipenuhi oleh para wisatawan dari berbagai negara, saya rasa memang ini tempat pemberhentian pertama dari seluruh wisatawan yang tiba di Korea Selatan dengan menggunakan tour, soalnya teman saya yang pernah berkunjung ke Korea Selatan pun bilang dia sudah pernah ke tempat ini sebelumnya.
Dari Cheongha, kami melanjutkan perjalanan kami ke Gimpo airport untuk menuju ke Jeju Island. Jeju merupakan salah satu pulau besar yang ada di Korea. Gimpo airport sepertinya merupakan airport untuk penerbangan lokal Korea. Sekitar 1 jam perjalanan dari Cheongha ke Gimpo airport, kami melewati sedikit pemandangan kota Seoul sebagai pemanasan sebelum kami benar-benar akan mengunjungi kota Seoul nanti. Setelah semua proses check in dan bagasi selesai, masih ada beberapa saat sebelum kami terbang ke Jeju. Kami memutuskan untuk berjalan-jalan di Gimpo airport, Song Ho si tour leader memperkenalkan kami dengan LOTTE RIA, salah satu product dari Lotte Grup. Lotte Ria merupakan restoran cepat saji yang menyajikan makanan seperti Burger, hot dog, dan jenis lain tidak terlalu berbeda dengan restoran fast food yang sudah kita kenal seperti Mc Donald dan Burger King.
Menurut Song Ho, di Korea, Burger King dan Mc Donald tidak terlalu menjamur karena kalah bersiang dengan si Lotte Ria ini, hal itu disebabkan orang Korea lebih suka dengan brand dan produk dalam negri, lain sekali dengan orang di Indonesia yang sangat memuja brand dari luar negri terutama yang berasal dari negara barat! Rasa burger di Lotte Ria ini sebenarnya standar, hampir mirip dengan Burger King, menurut saya malah lebih enak Burger King (mungkin saya masih sugesti terhadap merek barat juga.. atau mungkin perut saya masih kenyang dengan udon tanpa rasa tadi hahaha...) Satu jam lebih penerbangan kami dari Gimpo Airport ke Jeju International Airport. Cuaca pasa saat itu cukup baik, walapun ada sedikit guncangan yang terasa. Pesawat kami merupakan pesawat boeing dengan 6 seat per baris. Sesampainya di Jeju Island, cuaca terasa tidak sedingin di Seoul.. mungkin juga karena tubuh kami sudah mulai menyesuaikan diri. Song Ho si tour leader mulai bercerita bahwa di Jeju Island, polulasi wanitanya lebih banyak dibanding pria, oleh karena itulah wanita di Jeju Island harus bekerja lebih giat dibanding para pria (seperti di Bali mungkin) dan juga dulunya pria di jeju diperbolehkan memiliki 4 orang istri.. hmmmm.... untungnya jaman sekarang aturan tersebut sudah tidak diberlakukan lagi. Jeju Island merupakan pulau yang banyak dikunjungi bahkan oleh orang lokal Korea sendiri untuk berlibur, oleh karena itu banyak sekali maskapai penerbangan lokal yang menyediakan rute ini. Waktu kami sampai di Jeju Island sudah menunjukkan jam makan siang.. maka... pergilah kami untuk makan... lagi..... makan siang kali ini berupa daging babi yang dibakar dan disajikan dengan ala tradisional Korea. Cara memakannya yaitu daging dengan diletakan diatas daun selada atau daun mint, kemudian diberi sedikit bumbu, sambal, bawang putih atau bawang bombay, dengan sedikit nasi, kemudian dibungkus dan dimasukkan kedalam mulut sekaligus.. happp... seketika mulut anda akan dipenuhi dengan berbagai rasa. Tidak lupa sebagai side dish nya disajikan kimchi, ikan dan sayuran-sayuran lain yang dimasak dengan ciri khas Korea.. Restoran yang kami datangi ini bernama HAN JEONG SIK. Ada satu hal unik yang juga saya temui di sini, yaitu tusuk gigi dibuat dari rerumputan dan bisa dimakan.
Memang tusuk gigi ini tidak dibuat untuk dimakan, namun si tusuk gigi ini lama-lama akan melunak jika berada terus didalam mulut anda. Saya pikir ide ini cukup sehat dan ramah lingkungan dibandingkan dengan tusuk gigi yang biasa kita gunakan yang dibuat dari bambu, selain lebih ramah terhadap alam, juga tidak mengandung zat kimia dan pemutih yang biasa digunakan untuk tusuk gigi yang biasa kita gunakan. Setelah perut kenyang, tentunya hati senang.. dan mata juga kunang-kunang mulai mengantuk.. hehe.. Tapi karena jadwal kami yang cukup padat di Jeju Island, kami tidak sempat untuk check in dan beristirahat di hotel terlebih dahulu. Kami langsung melanjutkan perjalanan ke sebuah tempat bernama SEONGSAN SUNRISE PARK. Seperti namanya, tempat ini adalah sebuah wisata alam berupa gunung dan dikelilingi oleh lautan. Pemandangan disini cukup indah, dan suasana saat itu juga cukup ramai dipenuhi oleh wisatawan. Kita bisa mengelilingi tempat wisata tersebut dan jika mau kita bisa naik ke puncak gunungnya. Saya? Dengan alasan solidaritas terhadap teman saya yang sedang hamil, akhirnya saya memutuskan untuk menemaninya jalan-jalan di area bawah saja (padahal saat itu saya sedang kelelahan.. hehe)
Dari Seongsan Sunrise park, kami melanjutkan perjalanan ke wisata alam lainnya SEOPJIKOJI. Seopjikoji ini adalah penyanyi rap dari Indonesia (itu Saykoji kalee...) *garing... krik krik krik.... Seopjikoji merupakan area yang berada di pinggir pantai, katanya di daerah ini banyak terdapat rumah dan villa milik artis-artis Korea. Kawasan cukup elit dengan pemandangan langsung kearah laut memang selalu menjadi pilihan utnuk membuat villa mewah. Namun sayang, pantai yang tidak landai dan dipenuhi oleh batu-batu karang tajam tentunya mengurangi nilai kawasan ini. Ditambah lagi dengan ramainya wisatawan yang berkunjung tentunya akan menjadi gangguan tersendiri bagi orang apalagi artis yang tinggal disini. Mungkin akan banyak wartawan yang berfoto? Atau para fans yang menyelinap kerumah si artis? Biarkan saja lah, urusan mereka masing-masing, kita tidak perlu terlalu banyak kepoh.. Kenapa kami mengunjungi Seopjikoji? Karena disini terletak sebuah gereja yang katanya digunakan untuk syuting salah satu serial terkenal yaitu “ALL IN”.. Memang banyak tur di negara Korea Selatan yang mengunjungi tempat-tempat syuting serial terkenal, dan inilah salah satunya. Tidak begitu menarik, kami pun enggan untuk berlama-lama ditempat ini dan langsung meluncur ke “Mysterious Road”. Pe nanasaran gak sih apa yang misterius??? Penasaran gak? Gak ya? Ya udah.. haha..
Begini ceritanya.. jadi ada satu jalan yang tidak terlalu panjang, mungkin hanya sekitar 100-200 meter saja. Jalanan itu menanjak, namun jika anda mematikan mesin mobil anda di tanjakan tersebut,logikanya mobil akan mundur, namun disini mobil anda tidak akan mundur, melainkan tetap maju mengikuti tanjakan.. misterius bukan??? Hmmmm....... .. ingat gak waktu di bulan April terjadi demonstrasi di Jakarta yang menyuarakan penolakan kenaikan harga BBM?... ingat juga kan bahwa pada saat demo besar itu, Presiden SBY sedang berada di Korea Selatan untuk kunjungan kerja??... Nahhhh!!!! Ternyata, pada saat demo besar terjadi itu, Presiden SBY sedang juga mengunjungi Jeju Island!! Hal itu disampaikan oleh Song So si tur leader, dan berita itu dibuktikan dengan dipajangnya foto Presiden SBY di restoran yang kami kunjungi untuk makan malam di sini... sungguh ironis... *hallahhh..... Mengenai makanan direstoran ini? Hampir sama dengan yang kami makan tadi siang, bedanya kali ini dagingnya jenis ribs sapi, bukan babi.. dan juga kami harus membakar nya sendiri... rasanya... jauh sekali lebih enak dibanding yang kami makan tadi siang... yaaa iyaaaalahhhhh.... SBY aja dateng kesini, masa gak enak!!!..
Sampai kami di Neighborhood Hotel sekitar pukul 10 malam.. cukup melelahkan karena banyak sekali menghabiskan waktu di perjalanan, kami pun rasanya akan tidur dengan nyenyak malam ini.. lagipula tidak terlalu banyak yang bisa kami lihat disekitar hotel tempat tinggal kami. Sebenarnya berwisata di Jeju Island ini lebih baik dilakukan selama minimal 2 malam, agar lebih banyak tempat yang bisa di kunjungi, sayangnya jadwal tur kami tidak memungkinkan, sehingga kami hanya menghabiskan satu malam saja di Jeju Island.. Hari ketiga kami mulai perjalanan setelah menghabiskan sarapan dihotel. Tepat pukul 8 pagi kami semua sudah duduk dengan manis di dalam mini bus yang akan mengantarkan kami kembali ke Jeju International airport untuk berpindah kota yaitu menuju Nami Island. Dari ALL IN ke WINTER SONATA Setelah kemarin kami syuting untuk serial “All In” hari ini kami akan berpindah serial dengan mengikuti syuting untuk “Winter Sonata” di Nami Island. Ya.. serial Winter Sonata ini begitu terkenalnya sehingga membuat Nami Island menjadi begitu populer. Nami berasal dari nama seorang Jendral muda yang berusia 27 tahun yang pintar lagi gagah berani yang di fitnah oleh seseorang karena dianggap akan merebut kekuasaan Raja. Alkisah pada akhirnya Jendral Nami dihukum mati dan dikuburkan di pulau ini. oleh karena itu lah dinamakan Nami Island, makam sang Jendral muda ini juga masih ada dan masih dikunjungi oleh wisatawan..
Pulau ini sebenarnya dulu tidak terkenal dan bukan merupakan tempat wisata. Namun setelah pulau ini dijadikan tempat syuting serial terkenal yang dibintangi oleh si Bae Yong Jun itu, sekarang pulau ini ramainya minta ampun dan menjadi salah satu tujuan wisata utama Korea Selatan. Buat yang tidak mengikuti serialnya seperti saya, cukup menikmati saja keindahan pulau ini yang saya akui memang sangat indah. Di musim gugur seperti ini banyak sekali bunga sakura yang masih terlihat, diimbangi dengan pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi. Katanya pada musim salju, pulau ini juga tidak kalah indahnya. Untuk anda yang sangat mencintai diri anda (narciss) mungkin anda akan menghabiskan puluhan roll film disini.. untung jaman sudah digital, jadi gak perlu roll film lagi... Perjalanan ke Nami island ini menggunakan sebuah kapal feri yang akan berangkat setiap 15 menit sekali pulang pergi. Tidak terlalu jauh hanya sekitar 5 menit saja kita akan sudah sampai. Dari kapal feri ini anda juga bisa menikmati keindahan pulau yang dipenuhi oleh bunga sakura. Jika anda suka tantangan, disini juga disediakan flying fox untuk anda menyebrang pulau. Berani?
Tidak terasa kami menghabiskan cukup banyak waktu di sini (untuk foto-foto tentunya).. namun perjalanan panjang kami tetap harus dilanjutkan. Tiga jam perjalanan kami dari Nami Island menuju kawasan Mount Sorak membuat kami tidur cukup nyenyak di dalam mobil, dan biasanya Song Ho si tour leader akan membangunkan kami ditengah-tengah perjalanan pada saat mobil kami berhenti di tempat peristirahatan untuk sedikit jajan dan juga pergi ke toilet. Seharusnya sesampainya di Sorak, kami langsung mengunjungi Teddy Bear Museum, namun sayang karena hari sudah malam, Teddy Bearnya sudah pada tidur, jadi kunjungan akan dipindahkan esok pagi harinya.. Untungnya Teddy Bear Museum itu terletak percis di sebelah DAEMYUNG Resort, hotel yang kami tinggali. Jadi esok paginya kami hanya tinggal ngesot sedikit saja untuk bertemu dengan Teddy Bear yang menggunakan beragam pakaian dari berbagai negara..
Teddy bear museum sebenarnya hanya boneka Teddy Bear biasa yang diatur menurut negara dan dipakaikan baju daerah dari masing-masing negara.. seperti istana boneka. Di tengah-tengah museum ada satu buah Teddy Bear berukuran raksasa yang “tergeletak” sedang tidur yang menjadi pusat perhatian. Sepi pada saat itu, hanya rombongan kami yang berada disana, mungkin juga karena hari masih pagi. Setelah mengujungi para boneka itu, perjalanan kami lanjutkan menuju MOUNT SORAK NATIONAL PARK. Tempat ini merupakan wisata alam lain yang menjadi tujuan para wisatawan saat mengunjungi Korea Selatan. Gunung kapur yang tinggi membuat nuansa putih pada ujung puncak gunungnya. Keindahan puncak gunung ini mungkin akan lebih lagi jika tertutup oleh salju. Mount Sorak National Park ini berada di Inje, lahan seluas 398,539 km2 ini menampilkan keindahan alam yang dirawat dengan baik. Mount Sorak ramai dikunjungi para wisatawan sepanjang tahun, namun katanya puncak kunjungan para wisatawan pada saat musim gugur. Kecantikan musim gugur di Mount Sorak katanya merupakan salah satu yang terindah.
Disini kita juga dapat meilhat sebuah patung Buddha yang cukup besar, walaupun tidak sebesar yang ada di Thailand atau Hongkong, namun cukup menambah keindahan di sekitarnya. Patung Buddha ini juga menjadi gerbang untuk para wisatawan menuju ke SHINHEUNGSA Temple yang berada di atasnya. Sayang pada saat itu kami tidak memutuskan mengunjunginya, hanya sampai patung Buddha tersebut untuk sedikit menambah pembendaharaan foto narcis kami.
Tak lama setelah berfoto, Song Ho si tour leader mengajak kami utuk menaiki cable car menuju ke GWONGGEUMSUNG – puncak dari gunung Sorak. Cable car ini mengantarkan kami ke kira-kira 90% puncaknya. Untuk mencapai benar-benar puncak gunungnya, kita bisa melanjutkannya dengan berjalan kaki selama kurang lebih 20 menit. Jika memutuskan untuk berjalan ke puncak, kita bisa memenangkan (dengan membeli tentunya) sebuah medali yang diukir dengan nama masing-masing orang. Medali ini tidak boleh dititipkan kepada rekan atau orang lain, jadi dengan kata lain kita harus berusaha sendiri mencapai puncak. Kami?? Cukup sampai cable car saja.. tidak ada keinginan berjalan kaki kepuncak gunung... Tidak bisa terlalu lama di Mt. Sorak, kami melanjutkan perjalanan kami menuju Danyang. Tiga jam kembali kami habiskan untuk mencapai lokasi. Diselingin dengan makan siang terlebih dahulu, total perjalanan kami mencapai 4 jam sebelum akhirnya kami tiba di Danyang. Perjalanan panjang kami harus melalui jalan yang berkelok-kelok karena 84% dari Danyang merupakan daerah pegunungan. Sepanjang perjalanan kita juga bisa melihat sungai yang sayangnya pada saat itu mulai mengering dikarenakan cuaca. Disini kami akan mengunjungi dua tempat wisata yaitu CHUNGJU LAKE dan GOSU CAVE. Chungju Lake merupakan sebuah danau yang dikelilingi oleh pegunungan. Acara kami yaitu menggunakan kapal feri untuk megelilingi pegunungan tersebut.Menurut saya gunung dan danaunya tidak terlalu bagus dan agak membosankan. Sepanjang perjalanan dalam kapal feri, kita akan mendengarkan penjelasan mengenai apa saja yang kita lewati melalui rekaman. Ada juga loh rekaman dalam bahasa indonesia. Entah karena penjelasan tersebut berasal dari rekamam yang tidak pas dengan apa yang kita lihat, sehingga apa yang dijelaskan agak sulit kita pahami. Misalnya “Disebelah kiri anda adalah gunung , disana terdapat batu yang jika diimajinasikan menyerupai kura-kura” – padahal pengunjung tidak tahu batu mana yang dimaksud.. yahhh gunakan saja imajinasi anda, sebuah batu biasa juga nbisa menjadi kura-kura kok dalam imajinasi.. Tempat berikutnya yaitu Gosu Cave. Tempat ini saya yakin tidak terlalu banyak dikunjungi oleh wisatawan. Gua ini sangat indah, penuh dengan stalaktit dan stalakmit.. namun jalan yang disediakan begitu kecil, berliku, naik, turun sanat menantang. Sebenarnya banyak gua seperti ini bisa kita dapati di Indonesia, namun bedanya mereka mempersiapkan gua ini sebagai tempat wisata yang layak dikunjungi. Jalanan yang dilewati dibuat khusus dengan menggunakan besi, anda tidak perlu memanjat gua juga karena mereka menyediakan tangga untuk dinaiki. Turun naik sepanjang gua ini sangat melelahkan, namun terbayar dengan keindahan di dalam gua.
Kelelahan memasuki gua dan berwisata di Mount Sorak, makan malam kami pada hari itu saya sebut makanan ter enak yang saya makan selama beberapa hari disana. Ayam yang dimasak dengan kuah bumbu kecap, tahu, soun dan macam-macam sayuran lainnya menjadikan makanan itu terasa paaassss di lidah. Sebenarnya seperti sukiyaki, namun rasanya lebih enak.
Kami bermalam di Daemyung Resort, namun bukan di Mt. Sorak mlainkan di Danyang. Daemyung Resorty ini merupakan brand Resort yang katanya banyak terdapat di tempat-tempat wisata di Korea. Hotelnya cukup besar dan biasanya bentuk bangunannya seragam. Pemandangan dari dalam kamar kami juga cukup menyenangkan yaitu pegunungan yang hijau dengan cuaca yang juga nyaman. Pada musin spring seperti ini, hotel-hotel biasanya tidak menyalakan Air Conditioning, jadi jika anda mulai kepanasan, satu-satunya car a adalah dengan membuka jendela kamar atau balko hotel. Oya, Daemyung Resort juga menyediakan jenis kamar tradisional korea, tidak ada bedanya dengan tipe kamar lain, hanya saja tidak tersedia kasur, anda akan tidur beralaskan matrass dan selimut.. Sebenarnya sisi tradisionalnya tidak begitu terasa, yang saya rasakan hanya sisi “pengiritan” saja.. Rencana kami selanjutnya adalah mengunjungi kota Daegu, namun sebelumnya kami akan mampir terlebih dahulu ke tempat pembuatan Apple Wine. Ya, biasanya wine memang terbuat dari anggur, namun wine yang satu ini agak berbeda karena dibuat dari buah apel. Mungkin ide ini bisa juga diterapkan di Malang sebagai pengahasil buah apel di Indonesia. Di Applese Wine Factory ini, kita akan masuk ke dalam pabrik nya dan akan diberi penjelasan bagaimana apel wine ini dibuat, dan pada akhirnya kita bisa juga langsung memasukkan wine tersebut kedalam botol masing-masing yang nantinya akan dibawa pulang. Mereka juga memberikan kesempatan pada kita untuk menempelkan foto kita masing-masing pada setiap botolnya.
Hujan mulai turun pada saat kami berada di Applese Wine Factory, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Daeugu. Daegu merupakan kota metropolitasn terbesar ke-4 di Korea Selatan. Terletak di lembah yang dikelilingi oleh pegunungan, katanya Daegu menjadi tempat yang lebih panas dari kota lain di Korea pada musim panas, dan menjadi lebih dingin pada musim dingin. Katanya itu dikarenakan udara panas atau dingin terkurung karena gunung-gunung disekitarnya.. Mengapa kami mengunjungi Daegu, sbenarnya sampai saat ini masih belum dimengerti, karena disini tidak ada tempat wisata yang menarik, sebagai kota pun, Daegu tidak terlalu besar, dan sebagai wisata alam, Daegu pun juga tidak menyimpan keindahan alam yang terlalu bagus.. Satu-satunya alasan mungkin saja karena Song Ho si tour leader kami tinggal dan berasal dari Daegu maka kami diajak ke tempat ini? Mungkin.. hehehe Rencana kami sendiri di Daegu adalah mengunjungi Herbs Hill, yaitu taman obat-obatan, namun karena hujan, rencana tersebut dibatalkan dan kami ganti dengan mengunjungi pusat perbelanjaan. Yeayyyy!!! Setelah sekian hari di Korea akhirnya kami mengunjungi tempat belanja juga!! Pusat perbelanjaan yang kami kunjungi di Daegu adalah Lotte Young mall dan sebuah kawasan belanja DONGSONRO STREET . Disini kita bisa menemukan banyak sekali merek-merek international dan juga merek lokal yang kualitas dan harganya tidak kalah internationalnya.. hehe.. Suasana disini menyenangkan, tidak terlalu ramai, namun kawasan ini dijaga dengan baik. Karena daerah Daegu tidak terlalu banyak dikunjungi oleh wisatawan, makan otomatis kebanyakan dari pengunjung adalah orang lokal, dan jika lebih banyak pengunjung orang okal, maka otomatis harga barang dan makanan pun lebih murah jika dibandingkan dengan tempat wisata yang ramai. Kesulitan jika berasa di daerah lokal hanyalah kendala bahasa dimana kebanyakan dari mereka tidak dapat berbahasa inggris. Jadi siapkan kalkulator untuk menawar..
Keesokan hari nya setelah sarapan di hotel, kami melanjutkan perjalanan menuju EVERLAND. Yeayyyy!!! Mari kita bersenang-senang.. Everland ini merupakan taman hiburan yang sangat terkenal di Korea. Selain Everland, ada satu lagi taman hiburan yang bisa dikunjungi yaitu LOTTE WORLD, dan beruntungnya kali ini kami akan mengunjungi keduanya diharoi yang berbeda. Perbedaan Everland dan Lotte World hanya pada siapa yang membuat dan lokasinya. Everland merupakan taman hiburan yang dibuat oleh Grup Samsung, sementara Lotte World tentunya dibuat oleh Grup Lotte. Selain itu, Everland hanya menyediakan outdoor area, sementara Lotte World teridir dari area outdoor dan juga Indoor. Dari luasnya, Everland ini juga lebih luas, mungkin dikarenakan lokasinya yang berada dipinggir kota sementara Lotte World terletak di pusat kota Seoul. Jenis permainan yang ada di Everland sebenarnya lebih ditujukkan untuk anak-anak, tidak terlalu banyak permainan uji adrenalin, kalaupun ada semuanya sudah tersedia di Dunia Fantasi Jakarta. Mau tidak mau kita akan langsung membandingkan Everland dengan Dunia Fantasi dan juga Universal Studio di Singapura. Dari sisi keindahan, penataan dan luas, saya sangat suka dengan Everland, apalagi pada musim semi seperti saat itu, ada taman bunga yang indah yang dipenuhi dengan bunga tulip berbagai warna dan ukuran.. Dari sisi wahana atau atraksi, tentunya saya lebih memilih Universal Studio Singapura dimana wahananya lebih menonjolkan teknologi tinggi seperti Transformers, The Mummy, dan lain sebagainya.. sementara dari sisi nasionalisme, Dufan tentunya menjadi pilihan yang lebih murah.. hehehe...
Tiket masuk ke Everland sudah termasuk dengan kupon makan siang yang bisa ditukarkan dengan berbagai jenis makanan di restoran-restoran yang telah ditunjuk. Kita bisa memilih berbagai macam menu seperti Nasi Goreng, Pork, Fish & Chip, Udon, dan masih banyak lainnya. Kupon memang belum termasuk minum, namun jangan khawatir, air putih tersedia untuk dinikmati gratis disetiap restoran.
Karena keterbatasan, waktu, saya hanya naik 1 wahana saja di Everland, yaitu wahana Jetcoster, lintasan Jetcoster di Everland lebih panjang dari yang ada di Dunia Fantasi dan lebih menantang, namun sayangnya tidak lebih seru dari Jetcoster yang ada di Universal Studio Singapura. Selain wahana tersebut, sisanya saya hanya berjalan-jalan saja mengelilingi Everland. Oya, di Everland juga terdapat kebun binatang, dan wahana 3D dan pertunjukan lain yang bisa kita nikmati jika kita memiliki lebih banyak waktu. Sebenanrnya waktu setengah hari kurang untuk menikmati semua wahana, selain karena antriannya yang cukup panjang, lokasi yang cukup jauh antara satu wahana dengan wahana lain juga menjadi kendala. Dari Everland, kami melanjutkan perjalanan langsung ke Seoul, sekitar 1 am perjalanan dari Everland menuju ke kota Seoul. Akhirnya kami tiba juga di ibukota negara Korea.. Kota Seoul dapat dikatakan sebagai kota metropolitan yang modern, bersih, besar dan juga teratur, mirip sekali dengan kota Jepang. Keinginan untuk kami berbelanja nampaknya sudah tidak dapat tertahan lagi, oleh karena itu, sebelum kami memutuskan untuk makan malam, Song Ho sang tour leader mengajak kami untuk mengunjungi Myeongdong, salah satu Mall di Soeul yang terdapat toko untuk membeli segala macam oleh-oleh khas Korea. Lucunya, ditoko ini banyak sekali terdapat foto-foto artis Indonesia seperti Primus Yustisio, Dede Yusuf, dan lainnya.. dan juga karyawannya walaupun orang Korea bisa berbahasa Indonesia terutama angka dan harga.. Saya semakin yakin bahwa wisatawan dari Indonesia itu sangat suka berbelanja, sehingga mereka sampai rela belajar bahasa demi memudahkan pelanggannya. Penjual lokal yang bisa berbahasa Indonesia juga pernah saya temukan di Thailand, sampai saya bertanya mengapa mereka bisa berbahasa Indonesia? Dan jawaban mereka? Karena Indonesia suka belanja banyak... begitu katanya....
Terbukti bahwa teman-teman saya keluar dari tempat tersebut dengan membawa beberapa kantong belanjaan ukuran besar yang terbuat dari semacam karung plastik dengan jinjingan yang memang sudah dipersiapkan oleh toko tersebut untuk memudahkan kita membawanya. Berbagai jenis mulai dari gantungan kunci, magnet kulkas, kaos, makanan, sampai teh ginseng, dengan sangat sukses berpindah tangan kepada kami. Puas berbelanja tentunya perut akan terasa lapar, bukan begitu? Hehe.. makan malam kami yaitu Ayam rebus dengan ginseng khas dari Korea. Uniknya, ayam yang disajikan berupa satu ekor ayam utuh, walaupun bukan ayam berukuran besar. Didalam perut ayam, diisi dengan nasi ketan. Ayam dimasak dengan mengunakan rempah-rempah, satu butir buah kurma dan juga ginseng yang terkenal dari Korea. Menurut mitos, makanan ini sangat menyehatkan, dan dapat dimakan kapan saja tidak peduli musim. Dan katanya lagi, orang Korea makan ayam ini minimal seminggu sekali untuk menjaga kesehatan. Rasa dari ayam ini sebenarnya tidak terlalu enak, namun atas nama kesehatan dan kelaparan, akhirnya saya menghabiskan satu ekor ayam utuh yang disajikan. Sebagai sajian pendamping, disediakan satu sloki kecil arak ginseng yang diminum setelah makan, beberapa teman saya tertipu karena mengira itu teh dan langsung meneguknya.. hasilnya perubahan mimik wajah yang lucu yang membuat kami semua tertawa..
Kenyang perut dan lelah kaki karena seharian berjalan-jalan di Everland membuat kami tidak sanggup untuk berjalan-jalan sesampainya di hotel. Hotel yang kami tinggali di Soul bernama ArtNuveau City 3. Hotel ini memiliki lobi yang tidak terlalu besar, namun kamarnya cukup besar dan memiliki sofa sebagai ruang tamunya. Dekorasi yang mengambil gaya arsitektur eropa dengan lampu kristal, dan juga wallpaper klasik jujur membuat saya agak ketakutan.. saya lebih suka design yang clean, modern dan juga minimalis. Namun apa daya, tiga malam akan saya habiskan di hotel yang sama, mudah-mudahan pada tengah malam tidak ada boneka yang berjalan sendiri atau tiba-tiba lampu kristal itu bergoyang.. Hari ke tujuh di Korea, rencananya kami akan mengunjungi tempat-tempat yang wajib dikunjungi seperti Gyeongbok Palace, National Folklore Museum, Blue House, Ginseng Center, dan the Face Shop. Mengapa saya bilang wajib? Karena memang pemerintah korea mewajibkan seluruh tour untuk mengunjungi tempat-tempat tersebut. Walaupun kami pada saat itu menggunakan private tour yang bisa membuat sendiri itinerary-nya, namun apa daya, kewajiban dari pemerintah mengharuslkan kami mengunjungi tempat-tempat tersebut. Di Jakarta apakah biasa ya seluruh wisatawan yang menggunakan tour diwajibkan untuk mengunjungi Monas, Istana Merdeka, Museum Fatahilah, Tempat pembuatan Gado-gado?? Blue House merupakan tempat tinggal Presiden Korea, kita memang tidak bisa masuk dan bertemu dengan Presiden, hanya melewati saja. Mengapa di sebut Blue House? Karena atapnya berwarna biru.. simple as that!!.. pada awalnya pada saat tour leader kami menjelaskan, saya menangkapnya sebagai “BULU HOUSE” dikarenakan aksen si tour leader.. begitu melihat... ohhh ternyata BLUEEEEEE.... kirain lohh rumah bulu...
Gyeongbok Palace merupakan istana raja (dulunya) dan pernah juga digunakan sebagai tempat syuting serial Jang Geum J (tetep loh tempat syuting).. Istana yang cukup besar ini kini menjadi tempat wisata.. di jam-jam tertentu kita juga dapat menyaksikan pergantian para penjaga istana. Kemudian National Folklore Museum, sesuai dengan namanya yaitu museum dimana didalamnya terdapat cerita mengenai Korea dari jaman dulu... kalau tanya mengenai isi National Folklore Museum? Tentunya saya tidak tahu sama sekali, karena sejak masuk ke museum, diam-diam saya menyelinap dan keluar untuk duduk-duduk dan minum kopi di sebuah cafe yang tersedia di luar... Kewajiban kami selanjutnya adalah mengunjungi Ginseng House.. Ginseng House ini katanya dibuat resmi oleh pemerintah Korea khusus untuk para wisatawan, artinya orang lokal Korea sendiri tidak diperkenankan untuk masuk. Alasannya katanya untuk menghindari para wartawan membeli ginseng palsu yang beredar diluar karena ketidaktahuan.. Kami disambut dengan sangat ramah (*karena diharapkan membeli yang pasti) oleh seorang wanita yang dengan fasihnya bisa menjelaskan tentang seluk beluk ginseng dengan bahasa Indonesia.. jangan sedih... dia memang orang indonesia asli yang kini menjadi warga negara Korea.. dengan ramah, penuh senyum dan sesekali bercanda, sang wanita ini menjelaskan mengenai Ginseng, mulai dari bibitnya, bagaimana cara menanamnya, khasiatnya, ginseng yang baik, bla bla bla.. Pada intinya, Ginseng yang bermanfaat itu adalah Ginseng yang berumur 6 tahun, yang ditandai dengan tumbuhnya batang ginseng sebanyak 6 buah. PASTI!! Sementara ginseng yang berumur dibawah 6 tahun hanya berfungsi sebagai perasa makanan saja, tanpa khasiat.. dan pemerintah korea melarang ekspor Ginseng korea yang berumur 6 tahun keluar dari negaranya.. dengan kata lain, ginseng korea yang diekspor kenegara lain, adalah ginseng dengan usia dibawah 6 tahun.. yang artinya tidak berkhasiat!!! Hmmmm…. KECUALI… katanya pemerintah Singapura-lah satu-satunya negara yang berhasil membujuk Korea untuk mengekspor ginseng usia 6 tahun ke negaranya.. oleh karena itu, ginseng korea berumur 6 tahun bisa didapati di Singapura dengan harga mahal tentunya.. Dengan penjelasan yang panjang akhirnya kami dimasukkan kedalam sebuah ruangan yang dipenuhi oleh berbagai produk Ginseng.. lucunya masing-masing rombongan tidak dicampur di dalam satu ruangan. Masing-masing grup berada di ruang yang berbeda.. mungkin agar fokus dan mudah menghipnotisnya hehhe… Dengan berbagai khasiat yang ditawarkan, mudah sekali bagi kami untuk keluar dengan membawa jinjingan berisi Ginseng dalam berbagai jenis. Ada kapsul, dan juga bentuk ginseng yang di proses sedemikian rupa bergantung pada kegunaan dan khasiatnya.. Mahal!!! Sebagai gambaran, 1 kotak besar yang berisi 6 box berisi 100 kapsul ginseng dibanderol seharga 20 juta rupiah.. dan dengan suksesnya berpindah tangan kepada kami.. semoga harga yang dibayarkan sesuai dengan kualitasnya sehingga dapat menyembuhkan orang-orang yang mengkonsumsinya.. Di lantai bawah pusat Ginseng ini, ternyata terdapat tempat dimana kita bisa belajar untuk membuat Kimchi, hidangan khas dari Korea.. sebenarnya pelajaran membuat kimchi ini tidak begitu berguna, kita hanya disuruh mengoleskan bumbu yang sudah jadi ke sayur sawi yang sudah disediakan, di untel-untel.. done.. ini hanya menjadi semacam keharusan saja.. untungnya diruang tersebut, kita juga bisa meminjam dan memakai baju daerah Korea untuk berfoto… hal ini lah yang tidak boleh dilewatkan.. siap.. action!! Foto duluuuu… Sudah menghabiskan puluhan juta untuk membeli ginseng, kami disuguhkan makan siang dengan jenis buffet.. alangkah pengertian dan bijaksananya pengatur jadwal tur kami ini… dia sangat mengerti bahwa semakin banyak uang keluar untuk berbelanja, maka semakin laparlah perut-perut ini.. Buffet yang disediakan memang tidak begitu istimewa, hanya semacam suki-suki an yang juga banyak tersedia di Jakarta.. Korea terkenal dengan produk perawatan wajah dan kulit dengan merek lokal, sebut saja The Face Shop, Missha, dan lain sebagainya.. oleh karena itu lah melihat tujuan kami berikutnya yatitu The Face Shop, kami terutama para wanita dengan senang hati menyambutnya. Jujur mendengar kata The Face Shop, yang kami bayangkan adalah brand “The Face Shop” yang sudah masuk ke Indonesia yang katanya harga di negara asalnya Korea jauh lebih murah (70% under harga pasaran di Jakarta).. namun ternyata tujuan kami yang dinamakan The Face Shop adalah sebuah toko perawatan wajah yang seluruh produknya merupakan produk asli Korea, memang merek The Face Shop juga ada disitu, namun tidak seperti yang kami bayangkan. Kami disambut oleh wanita-wanita cantik, yang mempresentasikan salah satu produk perawatan wajah asli Korea seperti pembersih wajah, scrub dan produk-produk lainnya.. tentu saja dengan mudahnya produk-produk tersebut berpindah tangan kembali kepada kami.. ada yang membelinya sebagai oleh-oleh (seperti saya) maupun untuk digunakan sendiri… sebenarnya pertanyaan kami, bagaimana jika produk tersebut habis? Apakah perlu kembali ke Korea untuk membelinya? Jangan sedih.. kata penjualnya.. produk-produk tersebut bisa dibeli melalui website dan akan dikirimkan ketempat tujuan anda.. gratis ongkir sissss… yukkkk di order… Belanja ginseng, belanja produk kecantikan.. kemudian kami dijebak kedalam satu toko DUTY FREE bernama DONGWHA.. ya Tuhannn… kami dipaksa untuk menghabiskan won demi won ini terus menerus!!!! Ahhh sudahlah… tidak ada yang perlu saya tulis mengenai duty free shop… silahkan saja berbelanja.. Seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya, bahwa Korea Selatan memiliki dua taman bermain yang besar. Kali ini saya akan mengajak anda mengunjungi Lotte World, salah satu taman bermain indoor dan outdoor yang dibagoian bawahnya terdapat pusat perbelanjaan Lotte Mall. Tiodak banyak perbedaan dengan taman bermain lainnya, namun area indoor Lotte World lebih dikhususkan pada arena bermain anak-anak sementara area outdorr untuk arena bermain yang lebih menantang untuk orang dewasa.
Dengan panjangnya antrian di setiap wahana, kami memutuskan untuk tidak terlalu banyak bermain di Lotte World, sore harinya kami diantar ke APGUJEOUNG Fashion Street.. Apgujeoung merupakan suatu jalan raya yang dipenuhi oleh brand-brand fashion kelas atas. Sebut saja seluruh premium brand bisa ditemui disini mulai dari LOUIS VUITTON, CHANEL, Salvatore Freagammo, GUCCI, dan lain sebagainya. Bentuknya mirip dengan Orchard Road di Singapura atau Ginza di Jepang, namun tidak seramai keduanya. Hanya melihat sekilas saja, tidak samapi 15 menit disana, kami merasa tidak akan sanggup untuk berelanja, oleh karena itu kami memuskan untuk kembali mengunjungi DongDaemun Street karena di tempat itulah kami bisa sedikit shopping sesuai dengan kondisi kantong.. Kami ditinggal selama hampir 2 jam untuk acara bebas berbelanja. Karena saya bukan shopping person, melainkan lebih ke “jajan” person, maka disini merupakan saatnya bagi saya untuk mencoba berbagai jenis makanan. Mulai dari permen gula, puff pastry dengan ukuran super besar, daging-dagingan yang dibentuk seperti satai dan dibakar aupun digoreng, gurita, dan masih banyak lagi jajanan pinggir jalan yang bisa ditemui disini.. dan saya menutup makan malam kami dengan bimbimbap sebuah hidangan khas korea yang terdiri dari nasi, macam sayuran, daging yang harus diaduk sebelum dimakan.
Sembilan hari di Korea, membuat saya terus ingin berlama-lama disana.. rasanya tidak ingin kembali berkutat dengan pekerjaan dan rutinitas, tapi apa daya, hari ini merupakan hari terakhir kami di Seoul dan nati sore kami akan terbang kembali ke Jakarta dan bersiap untuk menjalani rutinitas. Hari terakhir, tidak lantas membuat kami tidak ada kegiatan. Pagi hari kami di ajak menuju ke sebuah toko yang menjual ragam perhiasan yang dibuat dari batu Amethist. Batu ini berwarna keunguan, mulai diari ungu yang tua sampai ke ungu yang lebih muda. Tidak ada perbedaan kualitas menurut warna, hanya tergantung selera saja anda menginginkan yang mana. Walapun tidak banyak toko perhiasan yang harganya bisa ditawar, namun toko ini bisa memberikan diskon tertentu bagi pembelinya. Satu lagi tempat pemberhentian kami yang terakhir sebelum menuju airport adalah Hello Kitty Planet yang terletak di Incheon tidak jauh dari airport. Sempat terjadi perdebatan antara tour leader kami dengan panjaga Hello Kitty Planet ini, dikarenakan menurut penjaganya Hello Kitty Planet ini hanya untuk anak-anak dan tidak dibuka untuk umum, namun tour leader kami sedikit memaksa dengan alasan sudah membawa tamu dari luar negri.. akhirnya atas kebaikan hati si penjaganya, kami diijinkan masuk. Oleh karena itu bagi anda yang ingin juga mengunjunginya, lebih baik pastikan dulu apakah Hello Kitty Planet ini bisa dikunjungi atau tidak..
Dalamnya Hello Kitty Planet ini sebenarnya tidak begitu istimewa, memang dibuat khusus untuk anak-anak dimana terdapat tempat bermain dan belajar tentunya semua denga tema Hello Kitty. Yang menarik sebenarnya adalh bentuk dari bangunan Hello Kitty Planet ini. Dengan bentuk lengkungan dan seperti mangkok, gedung ini tampak sangat eye catching dan sangat menarik.. yang agak ironis adalah.. menurut saya, bentuk bangunannya justru lebih mirip mickey mouse dibandingkan Hello Kitty . Incheon, dimana airport internasional Korea ini berdiri merupakan suatu kota yang baru berkembang, dahulunya hanya terdiri dari tanah saja, namun perlahan sekarang mulai dibangun pusat-pusat bisnis dengan arsitektur gedung yang modern dan dipenuhi oleh kaca-kaca, berbeda dengan gedung pencakar langit yang banyak di temui di Seoul.. Hanya kurang lebih 15 menit dari Hello Kitty Planet menuju airport Incheon, sebenarnya kami memiliki satu tujuan sebelum benar-benar check in di airport… ya… tempat belanja makanan dan souvenir yang pernah kami datangi pada saat baru tiba di Korea.. CHEONGHA… namun melihat banyaknya koper dan belanjaan yang sudah kami bawa, akhirnya dengan berat hati kami batal mengunjunginya demi keselamatan tas, bagasi dan juga kantong.. Tepat pukul 20:30 waktu Indonesia, kami sudah tiba di Soekarno Hatta International Airport Jakarta.. bagaimanapun no feels like home (menghibur diri)… beberapa kawan saya disambut oleh orang-orang tercintanya… beberapa termasuk saya yang tidak berpasangan (*sedih) menggunakan taksi untuk kembali ke rumah, beristirahat dan besoknya harus masuk kantor untuk kembali bekerja … kami pulang dengan hati senang dan tentunya dengan banyak cerita, kenangan dan juga… olehh olehhh….. sumber :http://peranosjourney.blogspot.com/2012/04/annyeong-haseyoooooo.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya