Mohon tunggu...
gaby stephani
gaby stephani Mohon Tunggu... -

pembenci spotlight - biarkan saya di gelap kerumunan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Antara Si Penunjuk Arah dan Si Hitungan Waktu

23 Februari 2011   12:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:20 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan portal berita yang memiliki dan tidak memiliki media konvensional.

Penulisan berita pada kompas.com dan detiknews.com pada dasarnya sama-sama menggunakan teknik penulisan berita piramida terbalik. Hal ini terlihat pada pencakupan 5W+1H di paragraf pertama.

Namun, jika diteliti secara seksama kompas.com yang memiliki media konvensional berupa surat kabar cenderung lebih mendalam dalam penulisan berita di portal kompas.com. Buntut dari penulisan yang mendalam adalah lebih panjangnya tulisan dalam satu berita yang ditampilkan walaupun berita tersebut memiliki lanjutan yang ditandai dengan “Berita Terkait”.

Berbeda dengan detiknews.com yang tidak memiliki media konvensional, berita-berita yang ditampilkan cenderung lebih singkat dan kabar terbaru dari setiap berita cenderung lebih sering diupdate. Satu topik berita sekitar 3 sampai 4 update berita yang memiliki keterkaitan.

Kedua portal berita ini cukup mudah digunakan dan diakses. Namun, beberapa berita di kompas.com hanya bisa diakses oleh member MyKompas. Sedangkan pada detiknews.com tidak ada batasan untuk mengakses berita mereka.

Menemukan konten dalam portal berita kompas.com dan detiknews.com terbantu dengan adanya fasilitas search yang mencari keterkaitan dengan kata kunci yang dimasukan.

Kompas.com menyediakan fitur video di portal berita mereka. Namun, saya sebagai pengguna jarang mengakses karena berita yang ditulis cukup mendalam dan disertai gambar yang mendukung. Detiknews.com juga menyediakan fitur video yang dinamakan TV yang mempermudah pembaca portal berita mereka untuk melihat dan lebih mengerti berita yang ditampilkan. Video yang tersedia di detiknews.com cenderung berita-berita yang terjadi di daerah karena detiknews.com memiliki kontributor ditiap daerahnya. Namun, sekali lagi saya juga tidak pernah mengakses TV karena bagi saya berita tertulis dan ditambah gambar yang disajikan tiap beritanya sudah cukup memberikan informasi.

Bagi pembaca kompas.com yang ingin memberikan pendapat atau komentar mereka pada sebuah berita lagi-lagi harus sedikit disibukan dengan mendaftar terlebih dahulu. Sedangkan pada detiknews.com cukup dipermudah dengan diberikannya pilihan dengan apa pembaca ingin berkomentar. Pilihannya adalah sebagai guest, pembaca hanya memberikan nama, alamat e-mail yang tidak akan ditampilkan dan komentar atau memberikan komentar melalui acoount facebook dan yang terakhir menggunakan detikID untuk berkomentar.

Bijaksana untuk kalimat akhir pasti sah-sah saja. Segala hal ada kekurangan dan kelebihan. Seperti tulisan ini, seperti semua portal berita atau seperti kondisi Anda saat ini yang sedang membaca tulisan saya. Akhirnya semua pilihan untuk menikmati berada di tangan Anda yang mengakses berita. Selamat mencermati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun