Spesifikasi karya sastra audio visual. Beberapa waktu yang lalu Mark Zukelberg bersama timnya menciptakan seperangkat aplikasi yang mampu membuat video streaming di facebook kepada para penggunanya termasuk saya. Aplikasi tersebut mampu membuat jalinan wall gambar foto dan status facebook kita terangkai menjadi satu alur dan struktur film pendek, dan dipilih secara random menurut spesifikasi aplikasi tersebut.
Dalam video streaming tersebut, terdapat beberapa element dasar seperti instrumen musik, gambar foto atau pun gambar biasa, tulisan, dan sedikit bumbu kata-kata selayaknya narator yang memandu jalannya rangkain element dasar tersebut menjadi suatu cerita yang utuh. Tentang siapa?: hidup kita.
Nyeni sekali. Dan apa hubungannya dengan karya sastra audio visual?
Sesuatu bisa disebut karya sastra bila memenuhi kriteria kaidah sastra:
1. Bahasa
Semua karya sastra itu mediumnya adalah bahasa. Dan bahasa itu bermacam kategori dan jenisnya.
a. Sebermula adalah bunyi (bahasa lisan) dan bunyi itu ditangkap menjadi gambar (huruf) yang mewakili bunyi bahasa lisan tersebut, kemudian gambar yang berbunyi tersebut berkembang menjadi huruf-huruf teks dan bertransformasi lagi menjadi lisan (semisal teks lagu yang tertulis dinyanyikan lewat lisan). Di dalam ilmu sastra serentetan transformasi tersebut dikenal dengan konsep "alih wahana".
b. Gambar
Seperti yang sudah saya ungkapkan, bahwa gambar adalah bahasa. Huruf adalah gambar. Kemudian gambar foto itu bahasa tidak? Jika bukan bahasa kita tidak akan mengerti ketika menonton film bisu Charlie Caplin. Jadi gambar adalah bahasa.
c. Lisan (bunyi, suara)
Suara instrumen musik itu bahasa tidak? Kalian pernah nonton film bioskop? Atau pernah nonton film drama di televisi? Ketika disebuah adegan yang menegangkan bagaimanakah bunyi instrumen musiknya untuk mendukung ketegangannya?