Tujuan hidup menurut agama Hindu adalah tercapainya kesejahteraan hidup jasmani atau jagadhita dan kebahagiaan rohani atau moksa. Untuk mewujudkan hal tersebut sudah tentu tidak dapat dilakukan sendiri. Idealnya,perlu kerja sama secara berkesinambungan dengan sesama. Bekerja sama dengan orang lain, menuntut adanya sosok yang menjadi pemimpin. Namun, sebelum menjadi pemimpin bagi orang lain, ada baiknya mampu memimpin diri sendiri. Lantas apa yang seharusnya dilakukan agar menjadi sebaik-baiknya pemimpin bagi diri sendiri?
Pertama, bahwa di dalam diri bersemayam sang atman (roh) yang melekat di dalam badan. Sang atman ini harus mampu menjadi pengendali bagi badan, disinilah atman mengambil peran penting untuk memimpin diri ke jalan dharma.
Kedua, bahwa manusia memiliki kemampuan untuk berpikir. Kecepatan pikiran manusia bahkan melampaui kecepatan cahaya. Pikiran melompat dari satu objek ke objek lainnya dengan sangat cepat. Misalnya saja saat ini kita berpikir makan nasi padang di Jakarta satu detik kemudian kita memikirkan makan gudeg di Yogyakarta . Betapa cepatnya pikiran kita melompat dari Jakarta ke Yogyakarta. Peranan sang atman dalam diri untuk memimpin pikiran, mengarahkannya untuk memikirkan hal-hal baik, positif (positive thinking). Jika atman tidak mampu memimpin diri dalam berpikir ini akan berbahaya.
Ketiga, atma harus menjadi pemimpin pada setiap kata yang terucap. Berapa banyak kata-kata dalam keseharian kita yang berisi umpatan, amarah, caci-maki, bergosip, hingga kebohongan demi kebohongan? Sang Atman harus dapat memimpin diri untuk mengontrol kata yang terucap sehingga hanya kata-kata baik yang terucap dan bahkan tanpa kebohongan. Anti mengucapkan kata-kata umpatan dalam keadaan apapun meskipun itu dalam hati. Hal baik seperti ini perlu dibiasakan. Mulai dari diri sendiri kemudian tularkan pada sekitar. Berapa banyak anak-anak sekarang yang dari kecil tidak jujur, mengumpat sesama teman, maupun saling caci maki? Apa yang akan terjadi kelak ketika mereka dewasa? Mungkinkah mereka dapat menjadi pemimpin bagi orang lain? Seharusnya sejak dini ditanamkan pada anak-anak untuk membiasakan mengucap kata-kata baik dan jujur.
Keempat, atman harus mampu memimpin diri dalam melakukan setiap tindakan. Agar tindakan selalu pada jalan dharma. Atman harus mampu menjadi alarm dalam diri, mengingatkan ketika tindakan nyaris berbelok pada adharma. Mengingat di dalam diri juga terdapat sifat-sifat yang melekat pada unsur keduniawian. Sebut saja “nafsu” dalam diri, sang atman harus pandai mengendalikannya. Sehingga menjadi pemimpin yang terbaik bagi diri. Semoga juga akan mampu memimpin orang lain dalam tatanan kehidupandi masyarakat untuk mencapai tujuan agama Hindu Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma.
Penulis: Desak Made Ristia Kartika | DI Yogyakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H