Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Kucari Jalan Terbaik", Pance Sudah Menemukannya!

4 Juni 2010   02:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:45 1096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_158097" align="alignleft" width="374" caption="Pance F Pondaag (KOMPAS.com)"][/caption] Suka atau tidak, Pance Pondaag, beberapa waktu lalu adalah living legend untuk lagu-lagu pop Indonesia yang melow abis. Saya tidak suka menyebutnya "cengeng" karena secengeng apapun komponis menggubah lagu, pastilah dengan usaha keras dan penuh dedikasi. Pance salah satunya. Saya pernah melihat penampilan Pance beberapa tahun lalu saat musim kampanye partai-partai politik lawas, termasuk almarhum Charles Hutagalung. Meski tidak pernah atraktif di panggung, tetap saja nada sederhana dan lirik yang mendayu-dayu cukup membuai penonton. Mungkin karena nama besar Pance, orang menjadi betah menonton sampai Pance selesai menyanyi  lagu-lagu ciptaannya sendiri. Pada masa liputan dan menyertai para pejabat sipil/militer dulu dan suatu waktu berkesempatan berkaraoke, maka para pejabat itu kalau menyanyi selalu memilih lagu-lagu Pance. Salah satunya lagu "Kucari Jalan terbaik". Mereka, para pejabat itu, menyanyikan lagu Pance dengan penuh penghayatan, seakan-akan dia sendiri yang mengalami dan tengah meriwayatkan perjalanan percintaannya, halah.... kucoba bertahan mendampingi dirimu walau kadangkala tak seiring jalan... Duh, benar-benar lebay! Kematian selalu datang tidak terduga, meski tanda-tanda ke arah itu sudah diberikan. Orang bilang, sakit adalah bunganya mati. Pance juga demikian. Ia menderita stroke sebelum ajal menjemputnya. Charles Hutagalung yang saya hormati, juga meninggal karena darah tinggi. Lilis Suryani, penyanyi dan komponis yang saya kagumi, juga sakit kanker sebelum meninggal. Maka, jangan abaikan sakit karena ia adalah bunganya kematian. Juga jangan abai saat kesehatan menjadi milik kita, sebab kematian selalu mengintai setiap saat, di saat kau lengah, kata komponis Iwan "Abah" Abdulrachman. Sejujurnya, saya kadang menyenandungkan lagu Pance kala saya berkaraoke atau akhir-akhir ini saat saya memetik silent guitar, yang dentingannya hanya terdengar di telinga melalui earphone. Lagu Pance yang paling terkenal dan paling banyak dinyanyikan di karaoke adalah "Kucari jalan terbaik". Anda yang kebetulan belum mengenal Pance, saya tampilkan video klipnya yang saya ambil dari Youtube. Si legend lagu-lagu pop Indonesia melow itu sendiri yang menggubah sekaligus menyanyikannya, yang meninggalkan karya-karya emasnya untuk memperkaya khasanah musik Tanahair.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun