Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Buku "Pak Beye" Diburu di Padang

17 Agustus 2010   04:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:58 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa saat lalu saya membaca berita di Kompas.com berjudul "Buku 'Pak Beye' Diburu di Padang". Berita itu menggambarkan betapa antusiasnya warga Padang, Sumatera Barat, membaca buku karangan Kompasianer Wisnu Nugroho yang juga jurnalis Kompas itu. Selaku editor buku "Tetralogi Sisi Lain SBY", saya berharap perburuan terhadap buku "Pak Beye dan Istananya" tidak hanya berhenti di Padang saja, tetapi juga menjalar ke kota-kota lainnya. Wajar kalau warga negara Indonesia ingin mengetahui cerita dan sisi lain Presidennya sendiri. Buku kedua dari tetralogi tersebut, yakni "Pak Beye dan Kerabatnya" sudah berada di tangan penerbit dan direncanakan beredar sehabis Lebaran, dekat-dekat hari jadinya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 9 September. Sedangkan buku ketiga, "Pak Beye dan Politiknya" direncanakan beredar 20 Oktober, mengambil momentum dua kali pelantikan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI. Berharap, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri dapat hadir dalam peluncuran buku ketiga sekaligus buku keempat ("Pak Beye dan Keluarganya") tersebut karena buku ketiga khususnya, bercerita mengenai pencapaian karir dan prestasi Susilo Bambang Yudhoyono sejak ia menjadi taruna AKABRI sampai menjadi Presiden RI dua kali. Sebagai editor, saya membungkus buku ketiga tersebut dengan "titik balik" SBY dari Menkopolkam yang disia-siakan Presiden Megawati (karena tidak disertakan dalam rapat kabinet), lantas "dilecehkan" Taufik Kiemas yang mengatakan SBY seperti "kenakak-kanakan", sampai SBY mengundurkan diri selaku Menkopolkam sekaligus menyatakan pencalonan dirinya sebagai Presiden mendatang, menantang Presiden Megawati. Saya tidak akan banyak cerita mengenai kupasan saya selaku editor buku tersebut di sini, nantikan saja bukunya! Kembali ke buku "Pak Beye dan Istananya" yang diburu warga Padang. Agar tidak penasaran bagaimana warga Padang antusias, saya sertakan lagi beritanya di sini: Buku "Pak Beye" Diburu di Padang PADANG, KOMPAS.com— Buku berjudul Pak Beye dan Istananya, karya wartawan Kompas Wisnu Nugroho, yang diluncurkan 4 Agustus lalu, laris dan diminati warga Kota Padang, Sumatera Barat. Supervisor penjualan Toko Buku Gramedia Anton di Padang, Senin (16/8/2010), mengatakan, sejak buku Pak Beye dan Istananya beredar pada Jumat (6/8/2010), dua hari kemudian buku tersebut sudah habis. Mengantisipasi tingginya permintaan sejak 13 Agustus, pihaknya menambah 100 buku lagi. "Hingga hari ini banyak warga yang datang mencari dan membeli buku tersebut," katanya. Buku yang menceritakan sisi lain dari sosok Presiden SBY yang selama ini jarang terpublikasikan media menimbulkan rasa penasaran di kalangan peminat buku. Ovi (23), salah seorang mahasiswa perguruan tinggi negeri di Padang, mengaku mencari buku tersebut didorong rasa penasaran terhadap isi buku tersebut. Eko (32) mengatakan, ia ingin membeli buku tersebut setelah melihat ulasan tentang buku itu pada salah satu stasiun televisi nasional. "Saya penasaran ingin tahu apa isi buku tersebut," katanya. Yudi (35), salah seorang guru yang telah membaca buku tersebut, menilai isi buku tersebut menarik. "Karena mengungkapkan hal-hal kecil seputar SBY apa adanya serta tidak dipaksakan."

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun