Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama featured

Berkat Berners-Lee, Manusia Bisa Berinternet

30 September 2010   02:44 Diperbarui: 24 Agustus 2016   11:36 1695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: PeteLinforth/Pixabay

"Sir, tunggu sebentar! Bolehkah saya mengambil foto Anda?" "Untuk apa?" "Saya bermaksud menulis profil tentang Anda dan saya harus melengkapinya dengan foto." "Saudara dari mana?" "Saya dari Indonesia, jurnalis!" "Apa yang mau Saudara tulis tentang saya?" "Sebagai penemu World Wide Web." Demikian percakapan Kompas dengan Sir Timothy Berners-Lee beberapa saat setelah yang bersangkutan menyampaikan paparannya di forum Nokia World 2010 yang berlangsung di London, 14-15 September lalu. 

Berners-Lee adalah ”inventor besar” bidang teknologi informasi yang memungkinkan setiap pengguna internet di belahan dunia mana pun bisa berselancar di dunia maya dengan mengetik ”www” untuk setiap alamat situs yang mereka tuju. Benar, Berners-Lee adalah penemu World Wide Web (WWW). Di depan 3.000 peserta, yang antara lain para pembuat peranti lunak untuk ponsel pintar dan internet mobile serta jurnalis, Berners-Lee menyampaikan materinya dengan cepat. 

Sama sekali di luar dugaan, dia tampil di forum besar seperti itu hanya dengan secarik kertas putih di tangannya, berisi poin-poin yang akan disampaikannya, itu pun sering tak diliriknya. Secarik kertas itu terkesan hanya sebagai ”teman” kesepian saja. Padahal, semua pembicara di Nokia World 2010 menggunakan teknologi pemaparan yang canggih, bahkan sesekali dipadu dengan potongan film atau video, juga foto-foto slide yang ditayangkan di empat layar lebar berbentuk melengkung yang bisa dipandang dari berbagai sudut. 

Sama sekali tidak identik dengan temuan paling berpengaruh pada abad teknologi informasi, Berners-Lee menyampaikan penjelasannya tanpa bantuan teknologi yang ditemukannya. Alhasil, empat layar lebar itu diam statis, sekadar menayangkan namanya saat ia berbicara. Selesai berbicara dan mengundang tepuk tangan berkepanjangan, Berners-Lee diam-diam turun dari podium dan menyelinap ke luar. Tidak ada seorang pun yang mengantarkannya. Kompas menguntitnya karena keperluan untuk mengambil fotonya, sekalian tanya-jawab singkat jika memungkinkan. Untuk pertanyaan, dia tak bersedia menjawabnya dengan alasan ada acara yang harus segera dihadiri. Tetapi untuk berpose, dia bersedia meluangkan waktu beberapa detik setelah menyampaikan beberapa pertanyaan, sebagaimana percakapan di atas.

 Lahir di London, 8 Juni 1955, Berners-Lee, yang biasa dipanggil ”TimBL”, adalah insinyur dan ilmuwan komputer Inggris. Ia adalah salah seorang profesor Massachusetts Institute of Technology (MIT) berkat penemuannya itu, WWW. Ia menyampaikan proposal penemuannya itu pada Maret 1989 dan setahun kemudian menulis software web untuk pertama kali. Dibantu Robert Cailiau, ilmuwan komputer Belgia, dan beberapa mahasiswa muda di CERN (Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir), Berners-Lee sukses menerapkan penemuannya itu pada 6 Agustus 1991, di mana saat itu terjadi komunikasi antara klien HTTP (Hypertext Transfer Protocol) dan server melalui internet. HTTP merupakan fondasi data komunikasi untuk World Wide Web yang ditemukan Berners-Lee. Pada tanggal tersebut, lahirlah situs web pertama di CERN dengan alamat http://info.cern.ch/hypertext/www/theprojet.html, yang sekarang disingkat menjadi http://info.cern.ch

Berkat temuan Berners-Lee, manusia tersambungkan satu dengan yang lain dengan mudah dan murah melalui internet. Sekarang, informasi apa pun sudah bisa digenggam dan dibawa ke mana-mana melalui ponsel pintar. Dengan WWW, manusia tidak lagi berjarak satu dengan lainnya. Bahkan, dalam buku The World Is Flat, Thomas L Friedman mengatakan, setiap orang dari belahan dunia mana pun memiliki kesempatan yang sama jika memanfaatkan internet. Jarak dan waktu menjadi dikesampingkan, menjadi tidak bermakna. 

Orang dari belahan dunia mana pun asal tersambungkan ke internet dapat dengan mudah menyampaikan pesan, secara langsung (real time) atau sekadar tunda beberapa saat. Orang bisa berkomunikasi lewat Facebook, Twitter, atau Yahoo Messenger, juga bisa bercakap-cakap lewat Skype, cukup dengan menulis WWW temuan Berners-Lee di depan nama situs tersebut. Era aplikasi Berbagai temuan aplikasi untuk media digital yang menyertainya kemudian, WWW memang tidak perlu lagi ditulis. Aplikasi Facebook atau Twitter untuk iPad, misalnya, tidak perlu lagi menulis ”www” karena secara otomatis sudah membuka alamat itu dengan sendirinya, plus kemudahannya. Karena berkembangnya aplikasi untuk berbagai media baru itulah, editor Wired, Chris Anderson, pernah menyatakan, ”the web is dead”.

 Menurut penulis buku laris Long Tail ini, WWW (yang ditemukan Berners-Lee) menuju senja kala atau akhir dari kematiannya. Tentu saja ini hanya perkiraan Anderson semata. Toh, hadirnya mesin cetak Gutenberg tidak pernah mematikan komunikasi lisan, kehadiran radio dan televisi tidak mematikan komunikasi tulisan di koran. Kehadiran online tidak juga mematikan media-media sebelumnya. Sekarang, maraknya aplikasi dan bertumbuhnya para developer sehingga Nokia sebagai produsen ponsel dunia perlu menyelenggarakan ”Developer Summit”, juga tidak akan mematikan online atau WWW melalui internet!

 Dalam pemaparannya di Nokia World 2010 itu, Berners-Lee justru banyak memberikan masukan kepada para pengembang peranti lunak (developer software), khususnya berbagai aplikasi untuk ponsel pintar ini. Ia tidak menunjukkan kekhawatiran akan ramalan segera matinya web, sebagaimana dikemukakan Anderson. Ia justru memberikan solusi bermanfaat bagi para pengembang yang hadir dalam forum itu. 

Menurut Berners-Lee, para developer harus segera membuat aplikasi yang tepat untuk berbagai media yang beragam. Para pengembang, menurut dia, tidak boleh terpaku pada aplikasi ”kuno” untuk desktop atau PC semata karena media berinternet bentuk lain, seperti iPad dan smartphone yang lebih mobile, merupakan tantangan baru. ”Aplikasi web penuh dengan data yang terbuka (open data) dan yang kita butuhkan adalah data-data itu.

 Coba kembangkan aplikasi untuk keduanya, baik untuk desktop maupun ponsel bergerak. Mengapa? Karena 20 persen penduduk dunia menggunakan web, sementara 80 persen sisanya memiliki akses ke sinyal mobile,” katanya. Berners-Lee, yang pada 1999 dinobatkan majalah Time sebagai ”100 Most Important People of the 20th Century”, lahir dari orangtua yang juga ilmuwan. Ayahnya, Conway Berners-Lee, adalah matematikawan dan ilmuwan komputer yang mengembangkan Ferranti Mark 1, program komputer komersial pertama pada 1951. Conway menikahi Mary Lee Wood, ibunda Berners-Lee, yang juga matematikawan dan ilmuwan komputer yang sama-sama menggarap Ferranti Mark 1. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun