Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

[Serial Orba] Bicara Terbata-bata, tetapi Moerdiono adalah Simbol Negara Ada

11 Desember 2018   20:15 Diperbarui: 15 Desember 2018   11:03 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Sekretaris Negara era Orde Baru, Moerdiono. FOTO/Antara Foto

Mau informasi penting atau negara dalam keadaan genting, mau informasi ringan atau negara dalam keadaan baik-baik saja, jika harus berbicara mewakili negara, Pak Moer ya tetap begitu. Euuuuuu....

Sekretaris memang berasal dari kata "secret", yang berarti "rahasia". Seorang sekretaris sejatinya memang orang yang pandai memegang rahasia; rahasia negara sekaligus rahasia Pak Harto. Pak Moer yang lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, 19 Agustus 1934 ini telah menjalankan tugasnya dengan baik.

Semula saya berpikir apakah keseharian Pak Moer berbicara berat dan lambat seperti itu?

Tetapi belakangan saat saya menonton konser Yuni Shara di mana Pak Moer didapuk sebagai pemberi kata sambutan, dugaan saya hancur berantakan seketika. Saya mendengar betapa Pak Moer yang berlatar belakang militer ini lancar bicara, pandai berkelakar, bahkan bersuara lantang. Bukan seperti Pak Moer yang sering saya lihat di layar kaca.

Dari situ saya ambil kesimpulan bahwa tampilan Pak Moer di depan kamera, di depan wartawan dalam dan luar negeri, memang sengaja di-setting seperti itu. Ia harus menunjukkan wibawa seorang pejabat negara, dalam hal ini selaku pemegang rahasia negara.

Sebagai sekretaris negara, sudah seharusnya Pak Moer tidak bicara. Tetapi negara dengan wibawanya perlu hadir dan tidak bisa mewakilkannya kepada "juru bicara" Menpen Harmoko yang kadang "cengengesan" di depan kamera.

Pak Moer berpulang pada 7 Oktober 2011 di usianya yang ke-77 atau tiga setengah tahun lebih setelah Pak Harto wafat.

Saya mengirim doa untuk Pak Moer di alam kubur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun