Mau informasi penting atau negara dalam keadaan genting, mau informasi ringan atau negara dalam keadaan baik-baik saja, jika harus berbicara mewakili negara, Pak Moer ya tetap begitu. Euuuuuu....
Sekretaris memang berasal dari kata "secret", yang berarti "rahasia". Seorang sekretaris sejatinya memang orang yang pandai memegang rahasia; rahasia negara sekaligus rahasia Pak Harto. Pak Moer yang lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, 19 Agustus 1934 ini telah menjalankan tugasnya dengan baik.
Semula saya berpikir apakah keseharian Pak Moer berbicara berat dan lambat seperti itu?
Tetapi belakangan saat saya menonton konser Yuni Shara di mana Pak Moer didapuk sebagai pemberi kata sambutan, dugaan saya hancur berantakan seketika. Saya mendengar betapa Pak Moer yang berlatar belakang militer ini lancar bicara, pandai berkelakar, bahkan bersuara lantang. Bukan seperti Pak Moer yang sering saya lihat di layar kaca.
Dari situ saya ambil kesimpulan bahwa tampilan Pak Moer di depan kamera, di depan wartawan dalam dan luar negeri, memang sengaja di-setting seperti itu. Ia harus menunjukkan wibawa seorang pejabat negara, dalam hal ini selaku pemegang rahasia negara.
Sebagai sekretaris negara, sudah seharusnya Pak Moer tidak bicara. Tetapi negara dengan wibawanya perlu hadir dan tidak bisa mewakilkannya kepada "juru bicara" Menpen Harmoko yang kadang "cengengesan" di depan kamera.
Pak Moer berpulang pada 7 Oktober 2011 di usianya yang ke-77 atau tiga setengah tahun lebih setelah Pak Harto wafat.
Saya mengirim doa untuk Pak Moer di alam kubur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H