Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kemenangan Setelah Menunggu 19 Tahun!

22 Mei 2012   02:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:59 1296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1337653888541624113

[caption id="attachment_189686" align="alignright" width="458" caption="Viswanathan Anand vs Boris Gelfand/Chessbase.com"][/caption] Pecatur Boris Gelfand harus menunggu 19 tahun untuk bisa mengalahkan juara dunia asal India Viswanathan Anand yang sedang di hadapinya dalam dwitarung catur klasik 12 babak. Setelah enam kali remis berturut-turut, pada babak 7 Kejuaraan catur Dunia di Moskow, Rusia, Minggu (20/5/2012) lalu, pecatur Israel untuk sementara membukukan nilai 4-3. Memegang buah putih dimana kesempatan menyerang ada di tangannya, Gelfand kembali membangun serangan dengan pembukaan Semi-Slav, yang berarti empat kali bertutur-turut saat memegang buah putih dalam dwitarung berhadiah total 2,5 juta dollar AS itu. Jika pada langkah ke-6 babak 2 dan 4 Gelfand menempatkan bidak di b3 dan Menteri di c2 pada babak 6 sebelumnya, kali ini ia menempatkan bidaknya di c5. Ini menandakan Gelfand menyiapkan berbagai varian dan subvarian pembukaan Semi-Slav yang sangat dikuasainya ini. Sebaliknya, Anand yang dijuluki Macan Madras dan terkenal dengan catur cepatnya itu justru menghadapi kesulitan dengan Gajah petak buruknya yang nyaris tidak berbuat apa-apa, dan bahkan Gajah itu tewas oleh perangkap Benteng putih pada langkah 35 yang bekerja sama dengan sepasang Kuda aktif. Pada langkah 27 kemenangan Gelfand sebenarnya sudah di depan mata ketika ia memaksa pertukaran Menteri di petak c7 yang tidak bisa ditolak Anand. Mendapat ruang serang yang lebih besar tidak membuat Gelfand ceroboh. Langkah-langkahnya tetap akurat sampai langkah ke-38 dimana Anand merubuhkan Rajanya tanda menyerah. Pilihan Anand memangsa bidak b2 dengan Benteng terlihat sebagai langkah putus asa, yang berarti membiarkan Gajahnya di c8 terperangkap tiga perwira Hitam. Anand mencoba komplikasi dengan memajukan bidak ke e3 dimana sebelumnya Bentengnya mengancam Raja Gelfand di b1. Atas provokasi bidak ke e3 ini, Gelfand membalas mengancam Raja Anand dengan Benteng pukul Gajah di c8. Pada langkah 37 Anand terus memajukan bidaknya ke e2 untuk promosi di e1. Lagi-lagi, Gelfand tidak terpancing dengan bidak promosi yang tinggal selangkah ini. Sebaliknya, ia pukul bidak c6 dengan Kudanya tanpa skak di langkah 38, sekaligus mengakhiri perlawanan Anand. Andai saja Gelfand pada langkah 38 itu mengancam Raja dengan Kuda lainnya di g6, kemenangan justru berbalik untuk Anand karena Rja bisa lari ke g8. Dan saat Kuda pukul e6 pada langkah berikutnya, Anand menyiapkan langkah sisipan berupa Benteng ancam Raja Putih di h1 yang tidak bisa ditolak oleh Raja. Akibatnya, bidak e2 bisa menjadi Menteri baru di petak e1 sambil ancam Raja sekaligus memanggang Kuda di e6. Akan tetapi itu hanya terjadi di ranah analisa. Kenyataannya setelah Kuda Gelfand pukul e6 pada langkah 38 itu, mat dalam dua langkah tidak terhindarkan kendati Anand mempromosikan bidaknya menjadi menteri di e1. Jika partai dilanjutkan, Raja Anand akan mat kena sengat Benteng di g7. Pada jumpa pers usai pertandingan, Gelfand bicara wajar tanpa emosi, sementara Anand hanya menjawab satu-dua patah kata saja atas pertanyaan wartawan, yang menandakan kekecewaan yang dalam atas kekalahannya itu. Berikut jalannya partai ke-7 dwitarung Kejuaraan Dunia antara Boris Gelfand (putih) melawan Viswanathan Anand (hitam): 1.d4 d5 2.c4 c6 3.Kc3 Kf6 4.e3 e6 5.Kf3 a6 6.c5 Kbd7 7.Mc2 b6 8.cxb6 Kxb6 9.Gd2 c5 10.Bc1 cxd4 11.exd4 Gd6 12.Gg5 O-O 13.Gd3 h6 14.Gh4 Gb7 15.O-O Mb8 16.Gg3 Bc8 17.Me2 Gxg3 18.hxg3 Md6 19.Bc2 Kbd7 20.Bfc1 Bab8 21.Ka4 Ke4 22.Bxc8+ Gxc8 23.Mc2 g5 24.Mc7 Mxc7 25.Bxc7 f6 26.Gxe4 dxe4 27.Kd2 f5 28.Kc4 Kf6 29.Kc5 Kd5 30.Ba7 Kb4 31.Ke5 Kc2 32.Kc6 Bxb2 33.Bc7 Bb1+ 34.Rh2 e3 35.Bxc8+ Rh7 36.Bc7+ Rh8 37.Ke5 e2 38.Kxe6  1-0. (PEP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun