Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Soft News", Tidaklah Selembut Namanya

16 April 2012   11:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:33 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1334574562280281882

Banyak orang mengira bahwa tulisan ficer/feature story atau soft news hanya cerita "lembut" dan mendaya-dayu. Bahasa anak gaulnya "kisah lebay". Karena memiliki sifat "kehalusan" itu, ia sering dianggap pula sebagai tulisan yang cocok untuk mengupas busana (fashion) di satu rubrik surat kabar atau situs web. Padahal, anggapan itu tidak demikian! Kenyataannya, tulisan ficer bisa untuk berbagai hal, berbagai topik atau subyek yang beragam. Dari tulisan tentang gaya hidup yang dianggap paling "lembut", sampai tulisan paling tangguh berupa reportase investigatif. Tempatnya pun terhormat. Tidak semata-mata sebagai "penghias" halaman belakang surat kabar seperti tulisan tentang dekorasi rumah, bedah buku, atau tinjauan musik. Kenyataannya, ficer dapat menempati sejumlah rubrik penting, mulai rubrik berita, bisnis, sampai olahraga. Di Harian Kompas, ficer biasa menempati tempat terhormat setiap harinya. Pada halaman 1 yang merupakan etalase sebuah koran, selalu ada tulisan ficer di antara berita-berita keras (hard news) dan berita tematis lainnya. Namanya memang "soft news" (berita lembut), tetapi pesan yang disampaikan tidaklah selembut namanya. Ia bisa lebih keras dan mengena dibanding "hard news" itu sendiri. (Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun