Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kembangkan Imajinasi Liarmu!

2 Januari 2012   08:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:27 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam setiap kesempatan pelatihan, saya selalu menyarankan tentang perlunya memelihara imajinasi seliar mungkin. Mengapa? Saya terkesan dengan cerita pendek The Curious Case of Benjamin Button karya F Scott Fitzgerald yang ditulis tahun 1922. Meskipun ini cerita pendek, panjang karangan itu mencapai 30-an halaman, mirip novelet (novel kecil).

Ini sebuah cerpen panjang yang sangat mengesankan saya. Bagaimana mungkin seorang bayi yang baru lahir ke dunia, Benjamin, sudah memiliki fisik manusia 70 tahun! Dan yang mengejutkan, bayi 0 tahun yang sepadan dengan usia 70 tahun itu itu "tumbuh menjadi muda", bukan tumbuh semakin tua. Jadi hitunganya adalah mundur, mulai 70, 69, 60, 50, 40, 30, 17, 7, 1, dan mati pada saat 0 tahun. Luar biasa.

Saya terperangkap dengan jalinan cerita Fitzgerald saat dia menggambarkan bagaimana susahnya orangtuanya mengurus Benjamin. Misalnya saat Benjamin di sekolahkan ke taman kanak-kanak, ia ditolak gurunya karena kerjanya di sekolah tidur melulu (usianya berarti 65 tahun). Saat mendaftar ke universitas di umur 18 tahun, ia dikembalikkan ke rumahnya karena rambutnya sudah memutih dan kulitnya berkeriput (usianya 52 tahun). Begitulah seterusnya, adegan dramatik yang mencengangkan muncul paragraf demi paragraf.

Tahun 2008 cerpen ini diangkat ke layar perak dengan Brad Pitt berlaku sebagai Benjamin. Memang agak menyimpang dari cerpen aslinya, tetapi film Benjamin Button tidak kalah memukaunya. Plot agak berbeda, dimana orangtua Benjamin justru membuang bayi yang baru lahir itu (tetapi berwajah tua dan keriput sebagiamana pria 70 tahun) di depan pintu pasangan Negro yang tidak dikarunia anak. Benjamin diurus oleh pasangan Negro itu yang menganggap Benjamin sebagai anugerah terbesar, sementara ayah Benjamin mengawasinya dari kejauhan.

Meski beda plot, tetapi Benjamin versi cerpen maupun film terasa memikatnya. Semua itu berpulang pada Imajinasi, dalam hal ini yang saya sebut IMAJINASI LIAR. Nah, sekarang Anda bisa menciptakan dan mengembangkan imajinasi liar dan tuliskan di sini.

Sebagai pancingan, saya punya IMAJINASI LIAR berikut: "Saya masuk ke sebuah kota asing yang semua penghuninya bisu dan tidak punya bahasa isyarat. Yang bicara justru benda-benda mati di sekitarnya seperti pisau, garpu, rumah dan binatang, saya bercakap-cakap dengan seluruh penduduk melalui perantaraan benda-benda mati yang bisa berbicara tersebut".

Nah, sekarang Anda bisa menciptakan imajinai liar sendiri, atau mau mencoba membuatkan plot, karakter dan klimaks imajinasi liar saya di atas? Silakan....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun