Beberapa saat lalu saya membaca berita di Kompas.com berjudul "Buku 'Pak Beye' Diburu di Padang". Berita itu menggambarkan betapa antusiasnya warga Padang, Sumatera Barat, membaca buku karangan Kompasianer Wisnu Nugroho yang juga jurnalis Kompas itu. Selaku editor buku "Tetralogi Sisi Lain SBY", saya berharap perburuan terhadap buku "Pak Beye dan Istananya" tidak hanya berhenti di Padang saja, tetapi juga menjalar ke kota-kota lainnya. Wajar kalau warga negara Indonesia ingin mengetahui cerita dan sisi lain Presidennya sendiri. Buku kedua dari tetralogi tersebut, yakni "Pak Beye dan Kerabatnya" sudah berada di tangan penerbit dan direncanakan beredar sehabis Lebaran, dekat-dekat hari jadinya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 9 September. Sedangkan buku ketiga, "Pak Beye dan Politiknya" direncanakan beredar 20 Oktober, mengambil momentum dua kali pelantikan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI. Berharap, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri dapat hadir dalam peluncuran buku ketiga sekaligus buku keempat ("Pak Beye dan Keluarganya") tersebut karena buku ketiga khususnya, bercerita mengenai pencapaian karir dan prestasi Susilo Bambang Yudhoyono sejak ia menjadi taruna AKABRI sampai menjadi Presiden RI dua kali. Sebagai editor, saya membungkus buku ketiga tersebut dengan "titik balik" SBY dari Menkopolkam yang disia-siakan Presiden Megawati (karena tidak disertakan dalam rapat kabinet), lantas "dilecehkan" Taufik Kiemas yang mengatakan SBY seperti "kenakak-kanakan", sampai SBY mengundurkan diri selaku Menkopolkam sekaligus menyatakan pencalonan dirinya sebagai Presiden mendatang, menantang Presiden Megawati. Saya tidak akan banyak cerita mengenai kupasan saya selaku editor buku tersebut di sini, nantikan saja bukunya! Kembali ke buku "Pak Beye dan Istananya" yang diburu warga Padang. Agar tidak penasaran bagaimana warga Padang antusias, saya sertakan lagi beritanya di sini: Buku "Pak Beye" Diburu di Padang PADANG, KOMPAS.com— Buku berjudul Pak Beye dan Istananya, karya wartawan Kompas Wisnu Nugroho, yang diluncurkan 4 Agustus lalu, laris dan diminati warga Kota Padang, Sumatera Barat. Supervisor penjualan Toko Buku Gramedia Anton di Padang, Senin (16/8/2010), mengatakan, sejak buku Pak Beye dan Istananya beredar pada Jumat (6/8/2010), dua hari kemudian buku tersebut sudah habis. Mengantisipasi tingginya permintaan sejak 13 Agustus, pihaknya menambah 100 buku lagi. "Hingga hari ini banyak warga yang datang mencari dan membeli buku tersebut," katanya. Buku yang menceritakan sisi lain dari sosok Presiden SBY yang selama ini jarang terpublikasikan media menimbulkan rasa penasaran di kalangan peminat buku. Ovi (23), salah seorang mahasiswa perguruan tinggi negeri di Padang, mengaku mencari buku tersebut didorong rasa penasaran terhadap isi buku tersebut. Eko (32) mengatakan, ia ingin membeli buku tersebut setelah melihat ulasan tentang buku itu pada salah satu stasiun televisi nasional. "Saya penasaran ingin tahu apa isi buku tersebut," katanya. Yudi (35), salah seorang guru yang telah membaca buku tersebut, menilai isi buku tersebut menarik. "Karena mengungkapkan hal-hal kecil seputar SBY apa adanya serta tidak dipaksakan."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H