Mohon tunggu...
Wiyamara Man
Wiyamara Man Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pecinta dan penikmat hidup sederhana

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Semua Ada Hitungan - Tidak Ada Kebetulan

10 September 2012   04:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:41 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pemahaman ini berasal dari pengetahuan spiritual India kuno dimana mereka percaya bahwa apapun yang terjadi dalam kehidupan mereka selalu ada hitungannya. Mereka menyebutnya karma dari hukum sebab akibat di masa lampau. Kebudayaan mereka sangat percaya pada ajaran reinkarnasi, bahwa mereka pernah hidup di kehidupan lampau berkali-kali dan kini terlahir lagi untuk melanjutkan proses karma mereka.

Dalam film-film India, selalu ada adegan dimana seorang ibu dari keluarga bermasalah pasti mengatakan 'salah apa aku ini di kehidupan yang lalu.' Mereka meyakini apapun masalah yang timbul saat ini, sesungguhnya adalah bawaan masalah dari masa lalu kehidupan mereka yang belum terselesaikan. Walau mereka tidak tahu apa salah mereka, namun keyakinan bahwa pasti ada sebab dari masa lalu sudah menjadi bagian dari iman kehidupan sehari-hari mereka.

Dalam hitungan hukum kehidupan, hukum sebab akibat, bila ditelaah lebih dalam, seseorang tidak mungkin mengalami suatu kebetulan, karena kebetulan itu adalah bahasa ketika seseorang tak mampu melihat suatu rantai aksi-reaksi dari suatu kejadian di kehidupannya yang lalu. Kebetulan ada suatu ungkapan bahwa seseorang belum mengenal atau belum percaya adanya reinkarnasi, suatu ajaran tentang kelahiran dan kematian berulang kali seseorang dengan pakaian badan yang berbeda-beda, sesuai karma pahalanya.

Apapun yang terjadi pada seseorang dalam kehidupan saat ini, jelas adalah akibat dari sebab yang pernah dibuatnya di kehidupan lampau. Hal ini juga dikenal sebagai tuaian dari tanaman yang pernah dilakukannya di masa lalu. Jika menanam kebaikan, ia akan menuai kebaikan. Jika menanam kejahatan, ia menuai kejahatan. Jika menanam kebencian, ia akan menuai kebencian dari orang lain juga. Semua jelas ada hitungan pastinya. Sekecil apapun kejadiannya, tentu saja bukan kebetulan datang dalam kehidupan seseorang di masa sekarang.

Kejadian-kejadian yang terjadi pada diri kita, keluarga kita, masyarakat kita negara kita, dunia kita, bukanlah berasal dari satu masa kehidupan ini saja. Ada akar kejadian yang merupakan rantai sebab dari keputusan kita yang pernah kita pilih dalam berjuta-juta kelahiran kita sebagai manusia. Budaya India mengenal jaman ini terbagi dalam 4 masa yaitu emas, perak, tembaga, perunggu atau besi. Jaman-jaman itu mewakili simbolisasi dari pemahaman kehidupan manusia di jamannya masing-masing tentang kesejatian dan keabadian jiwa.

Pengetahuan ilmiah menyamakan masa 4 jaman itu dengan peradaban manusia. Jaman emas mewakili sebuah peradaban dimana emas adalah alat paling dominan yang sangat bernilai di masa itu. Jaman perak, tembaga, perunggu atau besi juga demikian. Jaman kita sekarang memasuki jaman perunggu atau besi, dimana jaman ini,  perunggu atau besi adalah alat paling dominan yang digunakan oleh dunia saat kita ini. Semua ini menandakan tidak ada yang kebetulan dalam kehidupan manusia, semua ada hitungan, dan itu berhubungan dengan hukum kehidupan, hukum sebab akibat, hukum aksi reaksi, pengetahuan reinkarnasi dan karma yang selalu berjalan tak terlihat dalam keabadian di balik kenyataan sementara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun