Mohon tunggu...
Wiyamara Man
Wiyamara Man Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pecinta dan penikmat hidup sederhana

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menulis, Menggali Jiwa, Memberi Makna

7 September 2012   05:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:49 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13469952141321502295

[caption id="attachment_210958" align="alignnone" width="475" caption="comerecommended.com"][/caption] Banyak alasan seseorang mau menulis. Ada yang mengasah cara dan gaya tulisan, ada yang mengasah buah pemikiran, ada pula yang ingin terlihat eksis dalam tulisan. Berbagai alasan yang ada tidak bisa disalahkan, sebab menulis adalah hak asasi manusia. Secara psikologis, menulis adalah suatu upaya mengeluarkan segala hal-hal yang ada di dalam diri seseorang, bisa berupa unek-unek hidup, motivasi diri atau bisa juga sampah-sampah pikiran yang berkeliaran tak karuan di dalam diri seseorang. Semua itu memiliki efek manfaat. Apa manfaatnya? Lihatlah tulisan yang sudah dibuat setelah menulis. Apa yang terpancar darisana? Apakah energi yang dirasakan adalah emosional? Atau energi iseng-iseng saja? Atau energi yang tenang? Tulisan adalah cermin kejiwaan seseorang. Tulisan memberikan gambaran tentang pancaran energi seperti apa yang sedang dominan di dalam diri seseorang pada saat ini. Hal itu bisa menjadi cara untuk menggali kejiwaan seseorang agar memahami dirinya, mengerti apa yang sedang terjadi dengan dirinya dan memunculkan stimulus untuk mengoreksi, mengevaluasi serta memperbaiki dirinya sendiri. Bila tulisan adalah cermin psikologis, maka tulisan adalah sarana untuk mengenali kepribadian seperti apa yang sedang berkembang di dalam diri seseorang. Butuh kejujuran, butuh keterbukaan untuk melihatnya kembali. Sebab terkadang, ada rasa tidak mau mengakui bahwa dirinya sedang berada dalam situasi atau emosi seperti yang terlihat dari tulisannya. Setiap tulisan punya energi, dan seseorang tidak bisa membohongi dirinya sendiri atas energi yang dia rasakan dari apa yang ditulisnya sendiri. Hal itu harus dijadikan sarana menggali kejiwaan diri, supaya bisa mengendalikan bawah sadarnya sendiri dan mengembangkannya ke arah yang lebih baik. Tulisan yang dilihat sebagai sarana menggali kejiwaan diri sendiri, tentu akan menjadi alat yang baik bagi seseorang untuk membagikan energi seperti apa bagi orang-orang yang membaca tulisannya. Permasalahan apapun yang ditulis seseorang, bila disadari dengan hati dan pikiran yang tenang, tentu akan memberikan kejernihan daya tangkap pada orang lain. Apa yang diresapkan dari tulisannya akan menjadi energi baik yang tidak disalahpahami. Karena terkadang, ada banyak orang menulis dengan maksud baik, ternyata dilihat kurang baik. Bukan karena tulisannya berisi hal-hal tidak baik, namun karena energi yang menguasai dirinya adalah energi emosional. Maka wajar, orang yang membaca, walau tahu hal itu baik, tetap saja menjadi emosi menanggapi tulisan seperti itu. Menulis adalah suatu sarana berbagi. Berbagi apa? Tentu saja berbagi hal-hal yang baik, nilai-nilai baik, pemikiran yang baik serta pengkajian kebenaran dengan cara yang baik. Disinilah menulis memberi makna, bukan hanya sebagai sarana mengeluarkan pemikiran saja, namun juga menyadari energi yang kita sisipkan di dalamnya apakah baik atau malah ikut menambah energi kerusuhan kepada para pembacanya. Dengan menyadari hal ini, menulis akan menjadi suatu sarana berbagi kejernihan, berbagi ketenangan, berbagi kedamaian. Pengkritisan dan analisa yang tajam itu sangat diperlukan, adalah suatu kejernihan sudut pandang, namun patut dipikirkan, energi ketenangan haruslah menjadi bagian dari pancaran tulisan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun