Mohon tunggu...
Pepadu Tulen
Pepadu Tulen Mohon Tunggu... -

Pembelajar Arti Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fatsun Politik ala Hatta Rajasa

4 September 2014   18:18 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:37 1542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bersaing bukan berarti bermusuhan. Berlomba ada pun ada aturan batas waktunya. Ketika waktu itu sudah selesai, pemenang diumumkan ya perlombaan pun ditutup. Selain itu dalam politik kita mengenal yang namanya fatsun (etika / sopan santun).

Manusia adalah makhluk politik (zon politicon). Ia memiliki tabiat suka bekerjasama dan bersaing sekaligus. Dalam bekerjasamapun manusia sambil bersaing satu sama lain.Dalam bersaing ada yang fair dan ada yang tidak fair. Persaingan politik pada umumnya lebih menggoda untuk tidak fair karena politik lebih dekat ke syahwat dibanding ke hati nurani. Nurani dan syahwat politik merupakan ekpressi kekhalifahan manusia.

Ini pula yang ingin ditunjukkan oleh seorang Hatta Rajasa kepada Publik. Hatta membenarkan bahwa dirinya memang menyambangi Surya Paloh pada Senin malam (1/9). Tapi, kunjungannya ke kediaman pemilik MetroTV itu sama sekali tak ada kaitan dengan arah koalisi, melainkan hanya untuk bersilaturahmi sekaligus mengucapkan selamat kepada Joko Widodo.

"Jadi, itu saya bersilaturahmi. Saya juga sampaikan selamat kepada Pak Jokowi, sudah selesai di MK (Mahkamah Konstitusi) dan kami mendoakan bangsa kita ini maju," kata Hatta di Puri Cikeas, Bogor, Selasa (2/9).

Namun demikian, Hatta meminta kepada Jokowi dan Surya Paloh untuk terbangun dari kondisi persaingan kedua kubu Capres Cawapres hingga menimbulkan kesan permusuhan antara kedua belah pihak. "Selesai kompetisi, selesai. Hormati keputusan MK, mari kita sama-sama bangun bangsa ini," pungkas Hatta.

Tak ada salahnya bukan, karena memang itulah gaya dari seorang Hatta Rajasa. Tidak ingin ada permusuhan.

Menyikapi pertemuan Hatta Rajasa dengan kubu rival Calon Presiden Prabowo, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang ditemui di kediaman Presiden SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, senada dengan Hatta, Petinggi Gerindra itu meminta elemen bangsa untuk menjaga kondisi bangsa agar tetap kondusif. "Mari kita bangun keadaan yang kondusif, membuat kita berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan untuk negeri ini," ujar Fadli, Selasa (2/9).

Fadli menegaskan jika pertemuan tersebut tidak mewakili siapapun dan tidak juga akan mengubah arah Koalisi Merah Putih. Termasuk dirinya tidak bisa menentukan arah koalisi Gerindra. Begitu juga di PAN ada mekanismenya, melalui kongres. Ada konstituennya di DPD dan DPP. Bukan diwakili satu atau dua orang, “Saya pun diputuskan oleh kongres dan rakernas," pungkas Fadli.

Isu Hatta merapat ke Jokowi pun segera dinetralisir oleh elit PAN. Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Taslim Chaniago mengatakan, kunjungan kunjungan itu justru untuk mempertegas posisi PAN sebagai partai yang ingin berada di luar pemerintahan. "Bukan karena mau merapat. Tapi karena mau menjauh," kata Taslim.

Taslim mengatakan, kunjungan Hatta menjadi bantahan atas pernyataan Jokowi yang menyebut PAN akan merapat dalam pemerintahan mendatang. Sampai detik ini tidak ada kader PAN yang menyatakan diri bergabung dalam pemerintahan Jokowi-JK. "Selama ini selalu dikatakan Jokowi PAN akan merapat. Yang mana akan merapat?" ujarnya.

Sejauh ini, kata dia, belum ada pembahasan di internal PAN soal perubahan dukungan dari koalisi Merah Putih ke Jokowi-JK. Kalau pun dukungan kepada Jokowi-JK terjadi, maka mekanismenya harus diambil lewat rapat kerja nasional (rakernas). Karena keputusan PAN berada dalam koalisi Merah Putih diambil dalam rakernas. "Tidak ada pembicaraan di internal PAN melaksanakan rakernas mendukung Jokowi," tegasnya.

Anggota Komisi III DPR itu menyatakan sikap PAN di luar pemerintahan akan memberi kebaikan bagi bangsa dan negara. Sebab dengan begitu akan ada kekuatan penyeimbang yang terus mengawasi kinerja pemerintahan Jokowi-JK. Jadi PAN akan terus bersama Koalisi Merah Putih menjadi penyeimbang bagi pemerintah kedepan.

Lagi pula, sangat aneh bila seorang Hatta Rajasa, yang jelas-jelas Cawapres di Koalisi Merah Putih, tiba-tiba menyeberang, apa kata dunia. Hal ini jelas menyalahi fatsun politik. Adapun prabowo, dia punya gaya sendiri untuk mengartikulasikan fatsun politiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun