Mohon tunggu...
Oshin Aja
Oshin Aja Mohon Tunggu... -

Seperti bayu biru yang tak pernah luruh...\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Kerokan" Cara Mengobati Masuk Angin Paling Indonesia

8 Mei 2011   09:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:57 1639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalau berbicara tentang "Paling Indonesia" saya rasa banyak sekali yang di miliki oleh bangsa Indonesia. Dari mulai kebudayaan tradisionalnya, kerajinan tangan yang berciri khas Indonesia serta keanekaragaman makanannya,bahasa, adat istiadat dan bahkan masih banyak lagi yang lainnya. Kebetulan saya tinggal di Amerika dan berada di lingkungan orang-orang bule, saya sengaja memilih lokasi tempat tinggal yang lingkungannya hanya orang bule saja. Dengan alasan agar bahasa Inggris saya lebih berkembang dan bukan berarti saya tidak mau berbaur dengan sesama bangsa sendiri. Karena dari pengalaman orang -orang Indonesia sebelumnya yang datang ke sini, banyak orang yang sudah puluhan tahun tinggal disini tapi bahasa inggrisnya masih hancur karena mereka berada di komunitas mereka sendiri. Ini pengalaman saya sendiri tentang "kerokan" atau ada juga sebagian orang yang bilang "kerikan". Di rumah biasanya saya selalu menyimpan kayu putih serta balsem bahkan kalau habis persediaan saya selalu memaksakan diri untuk mencari ke toko- toko Asia, karena jujur saja saya terlanjur cocok dengan pengobatan tradisional ala "kerokan". Biasanya ketika musim  dingin tiba badan saya sering di serang masuk angin, dan seperti biasanya  pula saya selalu minta di kerokin sama keluarga saya. Dan anehnya  kerokan ini sudah mendarah daging dengan saya sekeluarga.  Bahkan ada yang nyeletuk, tinggal di Amerika tapi koq masih kerokkan..?? hehehe Suatu pagi ketika saya masuk kerja, semua teman-teman kerja saya memandang ke arah saya dengan penuh tatapan "kasian"...dan itu membuat saya risih jadinya. Lantas saya  datangin meja salah satu teman kerja saya dan bertanya, ada apa dengan mereka..? ternyata...mereka mengira saya habis di pukulin saat  mereka melihat ke arah dada saya yang penuh dengan goresan merah bekas kerokan semalam. Akhirnya saya kasih tau kepada mereka tentang pengobatan tradisional Indonesia "kerokan " ketika badan terserang masuk angin dilengkapi pula dengan pijatan  tradisional tentunya. Pernah suatu hari ada tetangga saya yang sakit setelah seharian beraktifitas diluar rumah menemani anaknya bermain salju. Dia bilang ga enak badan,lantas saya memberanikan diri menawarkan untuk kerokan padanya.  Dengan pelan aku kerokin badannya dengan memakai koin sedolar setelah punggungnya aku pakaikan balsem hijau ,setelah badannya merah semua lantas ku pijit punggungnya  ( kebetulan saya sedikit mengerti tentang pijatan) setelah itu aku bikinkan teh hangat. Tak disangka, besoknya dia datang ke rumah dan mengucapkan terimakasih karena badannya sudah sembuh dan hal yang paling menyenangkan ketika dia memaksaku untuk menerima uang $ 50...lumayan kan..?? hehehe Disini banyak sekali pengobatan tradisional ala china dan mahalnya minta ampun, 30 menit bayarannya $30. Kata mereka, ini adalah sesuatu hal yang baru karena sebelumnya mereka hanya mengenal pengobatan tradisional china saja. Dan tentu saja saya tekankan kepada mereka kalau kerokan ini asli Indonesia. Karena kebetulan saya sekeluarga adalah satu-satunya orang yang berasal dari Indonesia yang berada di lingkungan mereka, tersebarlah dari mulut ke mulut tentang  istilah "pijatan Indonesia". saya sendiri meragukan apakah kerokan atau kerikan masih di pakai di Indonesia ..? yang katanya jaman sudah maju  kalau sakit tinggal pergi saja ke dokter. Tapi saya sendiri lebih memilih kerokan atau kerikan ketika masuk angin daripada harus pergi ke dokter yang belum tentu anginnya bisa kabur dari badan setelah di obati dokter. Dan alhamdulillah, sampai sekarang banyak orang bule yang datang kepada saya minta dikerokin, hanya bermodal koin dan balsem saja toh ..!? "Kerokan" pembawa rejeki. hehehe...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun