Mohon tunggu...
Oshin Aja
Oshin Aja Mohon Tunggu... -

Seperti bayu biru yang tak pernah luruh...\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melewati Sunyi Dengan Nyanyian Senja

5 Juni 2011   00:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:52 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

     Seperti  jiwa jiwa kosong yang mencari arah matahari Pada warna keemasannya  berteriak lantang tentang sunyi Lalu membaringkan  makna sepi di kuku kuku pantai Hingga mencakar bebatuan yang tak mau peduli     Merantai petang serupa sunyi yang menakutkan Terangkum dari kumpulan  sepi sepi  yang terbuang Sampai pada gemuruh  pantai yang terkubur dalam bebatuan Episode senja berakhir di riak pantai yang membisu     Memunguti satu per satu seloroh yang tak sempurna Untuk mencoba memaknai senja dengan kepingan semilirnya Hingga bermuara pada desiran nyiur yang melambai Lalu terlewati dua tiga senja dibibir sunyi   Pasir pasir gelisah ditanamnya pada seraut senja Melepaskan  kegelisahan yang tak jua beranjak Mencoba memunguti riak rindu yang tersisa Berharap senja bernyanyi meski sunyi tak jua terlkewati       *************AYU*********************

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun