Mohon tunggu...
Abdurrahman
Abdurrahman Mohon Tunggu... -

Pendapat lain yang perlu diperhitungkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Tolak Dolly Ditutup?

25 Juni 2014   05:08 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:10 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dolly adalah sebuah kawasan prostitusi atau pelacuran di kota Surabaya. Pemerintah kota (Pemkot) Surabaya bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur telah menutup Dolly untuk selama-lamanya pada tanggal 18 Juni 2014 lalu. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan/PDIP) wilayah kota Surabaya sempat menolak penutupan ini sebelum akhirnya setuju demi menjaga citra Joko Widodo (Jokowi). Namun bagaimana dengan Jokowi sendiri yang merupakan calon presiden (capres) yang diusung oleh PDIP? Apakah Jokowi juga menolak penutupan Dolly?

Sikap Jokowi atas penutupan Dolly bisa dibaca dari pernyataannya ke media massa. Dalam situs berita daring Kompas dengan alamat tautan:

http://regional.kompas.com/read/2014/06/17/2016582/Kata.Jokowi.soal.Penutupan.Dolly

Jokowi hanya mengatakan, “Bu Risma sudah menghitung. Yang penting beri solusi dan ada jalan keluarnya sehingga yang bekerja di situ tidak balik.”

Dalam pernyataan di atas, bisa disimpulkan beberapa hal:

1.Jokowi tidak menyatakan secara tegas apakah dia menyetujui atau tidak menyetujui tentang penutupan Dolly. Bisa jadi, Jokowi tidak secara tegas menyatakan pendapatnya karena Jokowi berada di antara dua pihak yang pro dan kontra. Di satu sisi, Jokowi tidak ingin citra dan elektabilitasnya menurun dan di sisi lain ada pihak-pihak yang menekan Jokowi supaya Dolly tidak ditutup.

2.Pernyataan Jokowi sama saja dengan pernyataan mucikari (orang yang mempekerjakan Pekerja Seks Komersial/PSK) yang membolehkan Dolly ditutup asalkan mereka mendapat kompensasi atau ganti rugi. Para mucikari selalu mempersulit wali kota Surabaya Ibu Tri Rismaharini dan Gubernur Jawa Timur Bapak Soekarwo untuk menutup Dolly dengan meminta ganti rugi yang tidak masuk akal. Para mucikari beralasan bahwa mereka mendapat uang yang banyak dari bisnis pelacuran itu. Padahal tanpa diminta pun Pemkot Surabaya dan Pemprov Jawa Timur sudah mempersiapkan sejumlah rencana dan dana untuk menjamin kehidupan warga Dolly.

3.Entahlah benar atau tidak, tapi tampaknya Jokowi cenderung membela mucikari dan menolak penutupan Dolly.

Sebaliknya, pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta yang diwakili oleh Hatta Rajasa dengan tegas menyetujui penutupan Dolly. Dalam situs berita daring Detik dengan alamat tautan:

http://news.detik.com/read/2014/05/23/185938/2591234/10/soal-penutupan-lokalisasi-dolly-hatta-saya-sangat-setuju?r771108bcj

Hatta Rajasa mengatakan, “Saya pribadi sangat setuju dengan menutup tempat-tempat lokalisasi.”

Selesai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun