Mohon tunggu...
Penyabar Roy Syah Putra Waruwu
Penyabar Roy Syah Putra Waruwu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka menulis topik terkini

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mengenal Makanan Khas Solo: Selat Solo

4 Januari 2025   18:10 Diperbarui: 4 Januari 2025   16:20 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selat Solo (Sumber: google)

Selat Solo adalah makanan khas Solo warisan zaman pendudukan Belanda. Selat Solo memiliki cita rasa manis, asam, dan gurih. Makanan ini memiliki aroma rempah ringan yang khas. Warna kecoklatan yang mendominasi hidangan berbahan dasar daging ini berasal dari pemakaian kecap. Makanan yang kerap disebut bistik Jawa ini dahulu hanya dinikmati kalangan bangsawan, saat ini makanan ini mudah ditemui di sejumlah restoran.

SEJARAH TERCIPTANYA SELAT SOLO

Selat Solo merupakan perpaduan antara bistik dan salad. Nama selat diambil dari kata slachtje yang artinya salad. Kata slachtje juga bermakna hasil penyembelihan daging yang dijadikan dalam bentuk kecil-kecil. Pada saat itu, masyarakat Surakarta atau Solo sulit menyebutkan kata slachtje, kemudian mereka kerap mengucapkannya dengan kata Selat.

Daging steak dalam bahasa Belanda disebut biefstuk, yang biasa disajikan dalam ukuran besar dan dimasak setengah matang Awal mula Selat Solo  berawal sejak pembangunan Benteng Vastenburg tang terletak di depan gapura keraton Surakarta. Tempat tersebut kerap terjadi pertemuan antara pihak Belanda dan keraton. Dalam seiap pertemuan selalu disediakan makanan, namun makanan tersebut tidak sesuai dengan selera Belanda yang menginginkan makanan berbahan utama daging. Sedangan, raja terbiasa makan dengan sajian sayur dan tidak terbiasa makan daging besar dengan olahan setengah matang.

Alhasil, daging yang semestinya dimasak setengah matang diubah menjadi daging cincang yang dicampur sosis, telur, dan tepung roti. Bahan-bahan tersebut dicampur lalu dibentuk menyerupai lontong dan bungkus menggunakan daun pisang. Kemudian, daging yang sudah dicampur tersebut dikukus hingga matang. Daging yang sudah matang didinginkan, kemudian daging diiris tebal dan digoreng menggunakan sedikit margarine.

ISI SEMANGKUK SELAT SOLO

Selat Solo disajikan bersama sayuran berupa wortel dan buncis rebus, tomat, telur rebus serta daun selada. Untuk memberi rasa kenyang, selat Solo juga dilengkapi dengan kentang goreng. Di atas daun selada biasanya diberi saus mustard dan ada pula yang menambahkan acar mentimun.

Penyajian selat Solo sangat berbeda dengan penyajian steak khas Eropa. Selat Solo disajikan dengan rempah yang terbilang kuat dan disajikan dalam keadaan dingin. Sedangkan steak Eropa biasanya disajikan tanpa rempah dan dihidangkan selagi panas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun