Mohon tunggu...
Fajar Kustiawan
Fajar Kustiawan Mohon Tunggu... -

Seorang Pemerhati Sosial, Penggali Rahasia Kehidupan, Penikmat Seni, Pengempul Aksara dan Penghibur Duka yang selalu berusaha ceria agar menjadi insan yang berarti bagi makhluk lainnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen] Maimun dan Seragam SMA

11 Mei 2016   07:26 Diperbarui: 11 Mei 2016   07:32 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Pak Faizal orangnya humoris, seru kalau ngobrol dan bermain dengannya," ujar Udin salah satu murid yang sering bercanda dengannya. Dengan kepiawaiannya berbicara, Pak Faizal menjelma sebagai seorang guru yang memiliki daya tarik. Bagai magnet yang menarik serbuk besi.

Pak Faizal pernah memotivasi seorang murid laki-laki yang semulanya penakut menjadi pemberani. Sebut saja namanya Sarmin, sebelumnya dia anak yang paling takut sama anjing, sedangkan teman-temannya yang lain terbiasa bermain-main dengan anjing untuk ke hutan, berburu dan lainnya. Sarmin, begitu terdengar longlongan anjing saja, badannya langsung lemas dan berkeringat dingin. Tubuhnya bisa-bisa mendadak menggigil.

Disuatu siang, saat semua murid istirahat diluar, Sarmin yang menyendiri di dalam kelas, tiba-tiba di datangi seekor anjing gila. Moncongnya tegas, mulutnya penuh buih, matanya menghujam, seolah mengincar santapan lezat. Di waktu bersamaan, Pak Faizal masuk ke kelas, melihat Sarmin terpojok, Pak Faizal berusaha mengalihkan perhatian si anjing. Namun, si anjing tak terpengaruh. Sarmin masih bertekuk dan sembunyi di balik bangku. Kini jarak si pemangsa buas itu dengan bangku Sarmin hanya satu hasta.

"Ayo Min, kamu bisa, lemparkan bangkumu pada anjing itu, lalu bergegas lari keluar pintu!" Pak Faizal menyemangati.

Sarmin masih tak banyak gerak, kakinya gemetaran, keringat di keningnya banjir sekali.

"Min, kalahkan takutmu, dia hanya binatang biasa yang tak punya otak, sedangkan kamu bisa memukulnya dengan bangku itu!"

Kini, si anjing beralih menatap Pak Faizal.

"Braaak....!!! Kaiiiiing....!!!" Pukulan keras Sarmin mengenai kepala si anjing yang langsung lunglai tersungkur ke lantai.

Sarmin berlari mendekati Pak Faizal, lalu dipeluknya dan mereka keluar bersamaan.

***

 "Kamu tahu kisah Ibu Kartini?" Tanya Pak Faizal pada Maimun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun