Mohon tunggu...
Dodi Mawardi
Dodi Mawardi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Writerpreneur, Pendidik, Pembicara

Penulis kreatif sudah menghasilkan puluhan buku, antara lain Belajar Goblok dari Bob Sadino dan Belajar Uji Nyali dari Benny Moerdani. Selain aktif menulis, juga sebagai dosen, pendidik, dan pembicara bidang penulisan, serta komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Sttt… Bos Kompasiana Beraksi di Perbatasan!

21 Oktober 2014   19:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:14 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru kali ini saya bisa berjumpa langsung dengan sosok bersejarah dalam dunia media sosial. Pepih Nugraha, demikian namanya. Warga Kompasiana tentu tidak asing dengan nama ini. Dialah kreator dan inovator media jurnalistik warga, Kompasiana. Sungguh beruntung bisa berkenalan dengannya. Dan lebih istimewa karena pertemuan itu terjadi di sebuah kabupaten di perbatasan Indonesia – Malaysia, yaitu Malinau, Kalimantan Utara.

Ternyata, orangnya sangat rendah hati dan ramah. Sesuai dengan nilai-nilai Dasa Dharma Pramuka yang memang sangat digandrunginya. Tapi kalau bicara dengannya, maka akan keluarlah seribu satu kutipan dari berbagai buku yang pernah dilahapnya. Lengkap dengan judul buku dan penulisnya. Bukan hanya dalam satu atau dua bidang, melainkan dari berbagai bidang. Luar biasa!

Kami bertemu di Malinau, dalam rangka peluncuran buku “Revolusi dari Desa” karya Bupati Malinau, Dr. Yansen TP.  Kang Pepih, begitu sapaannya, didapuk sebagai salah satu narasumber pembedah buku tersebut, bersama Prof. Soesilo Zauhar dari Unibraw dan Prof. Sadu Wasistiono dari IPDN. Saya sendiri sebagai editor buku tersebut sekaligus moderator bedah buku, bersama presenter Republik Mimpi, Anya Dwinov.

Selain acara bedah buku dan peluncurannya, selama di Malinau, kami juga berkesempatan menyaksikan pesta budaya dalam rangka ulang tahun Malinau ke-15, yaitu Irau. Hampir di semua kabupaten di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, melaksanakan pesta budaya Irau, untuk memeringati hari ulang tahun kota mereka.  Irau berisi pameran produk lokal, pertunjukkan seni dan budaya, serta hiburan kontemporer. Seluruh suku yang hidup di Malinau tampil lewat stand pameran dan pertunjukkan seni budayanya. Suku yang hidup di Malinau lebih dari 10 suku, mulai dari Dayak (yang beragam sub sukunya seperti Lundayeh, Kenyah, Sab’an, Punan dll. Konon sub suku Dayak mencapai puluhan jumlahnya) sampai pendatang dari berbagai daerah seperti Jawa, Sunda, Batak, Manado, Bugis, Toraja, Ambon, Papua, Padang, Makasar dan Tionghoa.



Perhelatan Irau berlangsung selama 13 hari mulai 15 Oktober sampai 27 Oktober. Sayang, kami tidak dapat mengikuti acara tersebut sampai tuntas. Tapi kami sempat menyaksikan Zamrud dalam acara pembukaan. Tanggal 20 Oktober hadir penyanyi dangdut Siti Badriah, dan pada penutupan dimeriahkan oleh Zaskia Gothik.

Kang Pepi terlihat sangat antusias menyaksikan pesta budaya, yang sempat tampil yaitu dari Dayak Lundayeh. Di Malinau, suku Dayak Lundayeh inilah yang sedang berkuasa karena sang Bupati adalah Ketua Adat Lundayeh. Sebagai orang awam, kami tidak dapat membedakan mana yang Dayak Lundayeh atau Dayak Kenyah atau Dayak lainnya. Baik dari sisi seni budaya maupun dari pakaiannya. Mereka terlihat sama saja. Pun musik dan tari-tariannya. Buat saya, mirip dan sama saja. Yang paling membedakan mungkin dari bahasanya, karena masing-masing sub suku memiliki bahasa yang berlainan. Meskipun sama-sama Dayak, tapi setiap sub suku tidak mengerti bahasa sub suku lainnya.

Selain menikmati sajian budaya dalam Irau, Kang Pepih juga membagi dan – lebih tepatnya – mengompori orang Malinau untuk rajin menulis. Sang Bupati ternyata memang rajin serta hobi menulis. Ketua DPRD Malinau  Wempi Mawa juga didorong untuk menulis mengikuti jejak pak Bupatinya. Pun Komandan Kodim Malinau Letkol inf Agus Bhakti, disindir untuk segera menghasilkan buku. Sebagai bentuk dorongan nyata, Kang Pepih memberikan buku kumpulan artikelnya yaitu “Ibu Pertiwi Memanggilmu Pulang”

1413867862942118565
1413867862942118565


Mantap. Kalau bos Kompasiana yang langsung turun ke perbatasan, seharusnya kabupaten Malinau yang berbatasan langsung dengan Malaysia, akan mendapatkan perhatian yang lebih besar dari pemerintah pusat. Semoga. Apalagi isi buku "Revolusi dari Desa" adalah konsep Gerakan Desa Membangun (Gerdema) yang sangat pas dengan keinginan Presiden Baru Joko Widodo untuk membangun Indonesia dari desa dan dari pinggiran.

Ayo kang Pepih, kita ajak Jokowi mengunjungi wilayah pinggiran dan perbatasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun