Mohon tunggu...
Dodi Mawardi
Dodi Mawardi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Writerpreneur, Pendidik, Pembicara

Penulis kreatif sudah menghasilkan puluhan buku, antara lain Belajar Goblok dari Bob Sadino dan Belajar Uji Nyali dari Benny Moerdani. Selain aktif menulis, juga sebagai dosen, pendidik, dan pembicara bidang penulisan, serta komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Malinau, Geliat Positif dari Perbatasan

13 Mei 2014   04:36 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:34 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahukah Anda dimana itu Malinau? Sebuah kota kabupaten di perbatasan. Atau baru mendengarnya? Wajar, Malinau baru menjadi kabupaten sekitar 15 tahun yang lalu. Kabupaten ini terletak di bagian utara Kalimantan, dan termasuk salah satu dari 5 kabupaten di propinsi baru, Kalimantan Utara. Sungguh sebuah kehormatan bagi saya, karena mulai bulan ini, akan lebih akrab lagi dengan Malinau. Rasanya tidak sabar untuk segera bisa ke sana, melihat langsung potret wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia, yang selama ini seringkali digambarkan negatif. Padahal, Malinau sebagai perbatasan adalah etalase bangsa.

17-18 Mei ini, Malinau akan menggelar sebuah kegiatan fotografi berskala nasional. Sebelumnya, diinisiasi oleh Kodim Malinau, mereka  menyelenggarakan pameran dan workshop fotografi. Dari sana, muncul komunitas fotografi Malinau yang menjadi corong promosi dan publikasi potensi daerah itu. Malinau itu seperti perawan. Masih murni dan suci. Wilayahnya penuh dengan hijaunya hutan. Alamnya sudah pasti memukai, walaupun saya belum ke sana.

(Tunggu ya setelah 17-18 Mei, saya akan tunjukkan keindahan Malinau hasil jepretan saya).

Malinau layak diberikan acungan jempol untuk urusan pembangunannya. Sejak 2011 lalu setelah berganti kepemimpinan, sang pemimpin baru Bupati  Yansen TP, langsung melakukan sejumlah gebrakan. Salah satunya adalah konsep pembangunan dari desa yaitu Gerakan Desa Membangun (Gerdema). Konsep ini berbeda dengan konsep pembangunan nasional sejak era Orde Baru sampai sekarang. Konsep ini bukan pola pembangunan top down, tapi benar-benar aspirasi dari bawah dan mempercayakan pembangunan kepada masyarakat desa. Berkat inovasi konsep Gerdema, kemendagri mengganjarnya dengan Inovative Government Award pada 2013 lalu.

Terjadi banyak perubahan akibat pola pembangunan Gerdema. Masyarakat desa, aparatur desa, dan seluruh pemangku kepentingan di Malinau menjadi aktif berpartisipasi dalam pembangunan. Mereka membangun berdasarkan kebutuhan di lapangan. Bukan berdasarkan pemikiran orang pusat, atau petinggi-petinggi pemerintahan baik di provinsi maupun di kabupaten. Hasilnya nyata. Paradigma aparatur desa di Malinau, lambat laun berubah. Mindset masyarakat terhadap pembangunan juga berubah menjadi lebih baik dan positif. Efeknya ke mana-mana, dan nyaris semua sektor berubah. Hasil nyata dari Gerdema, salah satunya adalah turunnya angka kemiskinan di Malinau dari 26% pada 2011, menjadi 10% pada 2013 lalu.

Sungguh, saya benar-benar tidak sabar untuk segera menyambangi Malinau. Selain menghadiri pesta para fotografer dari berbagai daerah (termasuk sekitar 20 fotografer dari Jakarta), juga menyiapkan diri untuk turut serta bersama masyarakat di sana membangun peradaban. Daerah perbatasan boleh saja wilayahnya terpencil, tapi cara berpikir tidak boleh terpencil. Impian pun tidak boleh terkucil. Daerah perbatasan pun pasti bisa melakukan berbagai kegiatan positif seperti ajang fotografi, atau kreativitas lainnya seperti menulis. Sebagai praktisi penulisan, sejumlah impian sudah terbentang untuk direalisasikan bersama masyarakat Malinau.

Tunggu ya, laporan berikutnya!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun