Mohon tunggu...
Dodi Mawardi
Dodi Mawardi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Writerpreneur, Pendidik, Pembicara

Penulis kreatif sudah menghasilkan puluhan buku, antara lain Belajar Goblok dari Bob Sadino dan Belajar Uji Nyali dari Benny Moerdani. Selain aktif menulis, juga sebagai dosen, pendidik, dan pembicara bidang penulisan, serta komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Artikel Perintah: Segera Pindahkan Ibukota

20 Maret 2015   07:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:23 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kondisi ibukota Indonesia yang bernama Jakarta atau dulunya disebut Batavia,  sudah semakin memprihatinkan.

Simak baik-baik data-data di bawah ini:

1.Jumlah penduduk sudah mencapai angka 10 juta jiwa (data BPS 2014) pada malam hari. Sedangkan pada siang hari, Jakarta dipadati oleh sekitar 28 juta warga. Jakarta menjadi kota paling padat penduduk di Asia Tenggara, dan paling padat nomor 2 di dunia. Jakarta makin sumpek dan terlalu padat penduduk.

2.Dalam sehari kendaraan yang beredar di Jakarta mencapai 20 juta unit (data dari Polda Metro Jaya 2014). Jumlah jalan raya hanya 6 persen dari wilayah. Sedangkan idealnya pada angka 17%.  Jauh sekali. Pertumbuhan jalan hanya 0,01% sedangkan jumlah kendaaran setiap hari bertambah 6.000 unit. Anak kecil juga tahu, dengan angka-angka itu Jakarta  pasti macet. Tinggal tunggu waktu, kendaraan tidak akan mampu bergerak lagi. Tak salah jika sebuah survey internasional menyebutkan Jakarta sekarang (awal 2015) sebagai kota termacet di dunia.

3.Keterangan dari Wapres Jusuf Kalla (2014), Jakarta termasuk 3 besar kota paling tinggi ketimpangan sosial antara si kaya dan si miskin. Kota lainya adalah Manila dan Bombay. Makin lama ketimpangan itu bukannya turun tapi terus naik.

4.Survei terbaru yang dipublikasikan Economist Intellegence Unit (2015) menunjukkan hasil mencengangkan. Dari 50 kota yang diteliti di dunia, Jakarta berada di urutan pertama kota paling tak aman sejagat. Padahal menurut data dari Polda Metro, tingkat kriminalitas di Jakarta sejak 2012 sampai 2015 terus mengalami penurunan, meski sangat tipis. Bayangkan, sudah turun saja masih yang paling tak aman sedunia. Beberapa pakar menyebutkan tingkat kejahatan itu terjadi akibat ketimpangan sosial dan urbanisasi yang tak terkendali.

5.Arus urbanisasi yang tak terkendali. Secara nasional, tahun 2010 arus urbanisasi mencapai 49,8%. Diproyeksikan, pada lima tahun kemudian, 2015, arus urbanisasi mencapai 53,5% dan tahun 2025 diperkirakan mencapai 60%.  Di empat provinsi Pulau Jawa yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, DIY, dan Banten, tingkat urbanisasi tahun 2025 diprediksi mencapai 80 persen lebih. (Data dari BKKBN dan Bappenas). Wah, bisa dibayangkan bagaimana kondisi Jakarta pada 2025. Mengerikan.

6.Banjir setiap hujan karena infrastruktur pengendali banjir di Jakarta tidak memadai, selain juga tata kota dan tata ruang yang amburadul. Infrastruktur pengendalian banjir di Jakarta tertinggal 30 tahun dibanding dengan kota-kota besar lainnya di Asia, seperti Singapura, Bangkok atau Kualalumpur. Jakarta tidak punya infrastruktur pengendali banjir memadai sehingga banjir semakin menjadi momok bagi warga. (sumber Wakil Ketua DPRD Jakarta Triwisaksana).

7.Tata ruang dan tata kota Jakarta amburadul, sehingga menyebabkan berbagai masalah seperti banjir, macet dan masalah sosial.  "Pembangunan tata kota di DKI 30-40 tahun ke‎ belakang sangat semrawut. Hutan kota diganti hutan beton, sungai diganti pemukiman, kali dipenuhi PKL. Semuanya menunjukkan bagaimana kerusakan dari alam kita ini," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot .

Silakan Anda ambil kesimpulan sendiri dari data-data tersebut. Semua data yang saya sajikan adalah data-data negatif tentang kondisi Jakarta, yang kian hari kian tidak layak huni. Saya hanya menemukan segelintir data positif yang kalau diurut-urutkan tidak mampu menyandingi data-data negatif tersebut. Seperti maraknya pembangunan pusat belanja dan gedung tinggi, warga Jakarta yang menjadi pengguna facebook dan twitter terbesar di dunia, pendapatan perkapita warga Jakarta yang terus naik dan sebagainya.

Dengan kondisi tersebut, saya pikir bukan lagi wacana untuk memindahkan ibukota ke tempat lain. Hal ini sudah dalam tahapan URGENT. Apakah para pengelola negara tidak melihat data-data tersebut? Indonesia bisa dengan segera memindahkan ibukotanya jika ada kemauan politik dari pemerintah. Siapapun yang berkuasa.

Kita berkaca ke Mesir, sebuah negara yang baru saja porak poranda akibat konflik politik. Bulan ini, pemerintah Mesir mengumumkan rencana pemindahan ibukota dari Kairo, ke sebuah tempat yang belum diberi nama. Mesir bukan hanya berwacana tapi sudah memutuskan pemindahan ibukota tersebut. Mereka rela mengeluarkan dana sekitar US$45 miliar (lebih dari Rp 500 triliun), untuk membangun ibukota baru. Apakah kondisi Mesir jauh lebih baik dibanding Indonesia sehingga berani mengeluarkan dana sebanyak itu untuk memindahkan ibukotanya? Apakah kondisi Kairo jauh lebih buruk dibanding Jakarta, sehingga harus segera dipindahkan?

Berikut data-data Mesir:

1.Jumlah pengangguran Mesir 13 persen dan terus meningkat.

2.Pertumbuhan ekonomi 2013-2014 hanya pada kisaran 2%.

3.Defisit anggaran 2013 10,8 persen.

4.Jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan 43%

Dari data itu saja, kondisi ekonomi Mesir lebih buruk dibanding Indonesia

Berikut data-data Kairo:

1.Jumlah penduduk 10 juta di siang hari, dan 20 juta di malam hari. Kondisinya mirip dengan Jakarta. Mesir memperkirakan pada 2040, pendudukan Kairo akan dua kali lipat jumlah sekarang.

2.Kepadatan penduduk berkisar antara 15.000 orang perkilometer persegi. Setara dengan kepadatan penduduk di Jakarta yang juga mencapai 15.000 orang per km2.

3.GDP penduduk Kairo sekitar US$ 1.700. Bandingkan dengan penduduk Jakarta yang GDP-nya lebih dari US$ 10.000 (data BPS 2009).

4.Oleh PBB, Kairo termasuk dalam 30 kota terkumuh di dunia. Setara dengan Jakarta yang masuk kategori salah satu ibukota terkumuh di Asia.

Dari data-data sederhana ini, menunjukkan bahwa Kairo dan Jakarta, nyaris setara dalam urusan tata ruang, tata kota dan kependudukan. Mesir selangkah lebih maju karena memutuskan untuk membuat ibukota baru, untuk menghindari Kairo terjebak dalam kemacetan dan kelebihan jumlah penduduk.

Kapal Segera Karam

Bagaimana dengan kita? Sejak zaman bung Karno sampai sekarang yang ada hanya wacana dan wacana tak berujung.  Mulai dari wacana Palangkaraya sebagai ibukota sampai Jonggol, tak ada satupun yang jadi kenyataan. Orang Indonesia (termasuk saya) memang sukanya diskusi dan berwacana. Tapi untuk segera bertindak dan mengambil keputusan tergolong lambat. Krisis ekonomi 1998 menyebabkan Indonesia terpuruk jauh lebih lama dibanding negara tetangga. Saya ibaratkan seperti nahkoda dan seluruh kru sebuah kapal, yang hendak karam.  Mereka tidak segera bertindak dalam menyelamatkan kapal tersebut, tapi sibuk berwacana. Apalagi ketika para penumpang juga ikut campur dalam urusan tersebut, yang celakanya kadang tampak lebih pandai dibanding nakhoda dan kru.

Baiklah, kita tinggal menunggu waktu saja ‘karamnya’ kapal Jakarta. Sekali lagi tinggal mennunggu waktu. Sekarang saja, kondisinya sudah sangat ringkih. Macet makin menggila. Hujan sedikit sudah banjir. Cari tempat aman makin sulit dan terus berkurang. Udara sehat hanya ada pada hari libur besar.

Selamat menikmati ‘karamnya’ Jakarta. Saya tidak mau ikut naik kapal yang akan karam itu…

Sejumlah Negara Berhasil Pindahkan Ibukota

Faktanya banyak negara lain yang berhasil memindahkan ibukota. Tidak peduli mereka negara miskin atau negara maju. Dalam catatan saya tidak kurang dari 7 negara sukses pindah ibukota.

·Rusia

Moskow – St. Petersburg – Moskow

·India

Kalkutta – New Delhi

·Brasil

Rio de Janeiro – Brasilia

·Nigeria

Lagos – Abuja

·Australia
Melbourne – Canberra

·Pakistan
Karachi – Islamabad

·Inggris
Winchester – London

Oleh Dodi Mawardi, Penulis dan Pengamat Sosial

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun