Foto: dokumen pribadi
Pandemi Covid-19 mengubah banyak hal. Termasuk kebiasaan masyarakat dalam membaca buku. Meski bukan data resmi, tapi angka penjualan buku digital (electronic book) naik signifikan selama pandemi Covid-19. Paling tidak, dari data pribadi saya menunjukkan hal demikian. Pun data-data dari rekanan dan teman sejawat.
Â
Dulu, banyak orang yang enggan, kurang enak, tidak pas, dan beragam alasan lainnya untuk berubah dari buku cetak ke buku digital. Sebagian dari mereka kini sudah berubah. Begitu banyak keuntungan memiliki dan membaca buku digital dibanding buku cetak.
Â
1. Â Â Tidak perlu ruang yang luas. Cukup handphone atau laptop atau bahkan penyimpanan awan (cloud) sebagai tempat penyimpanan buku digital. Anda bisa memiliki perpustakaan pribadi buku digital dalam genggaman, yang bisa dibuka dan dibaca kapan saja dan di mana saja.
2. Â Â Daya tahan lebih lama dan tidak khawatir dimakan rayap. Sudah sering saya mendengan kabar buku kawan yang habis dimakan rayap. Saya sendiri pernah mengalaminya. Kertas -- apalagi bookpaper yang buram itu -- lebih rentan rusak dan menguning.
3. Â Â Ongkos yang lebih efisien. Harga jual buku digital rata-rata jauh lebih rendah dibanding buku cetak. Beralasan, karena tidak ada biaya cetak sebagai komponen produksi.
Â
Dalam tiga tahun terakhir, toko buku digital menggeliat sangat positif. Google Playbook, Amazon Kindle, Gramedia Digital, dan beberapa toko digital kecil, menyediakan buku digital dari ratusan bahkan ribuan penerbit. Angka penjualan mereka setiap tahun meningkat.