Mohon tunggu...
Havid Yanuardi
Havid Yanuardi Mohon Tunggu... Dosen - Penulis Amatir

Duniaku berkisar antara kata dan kita. Kata adalah kita.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berkarya dan Berinovasi Bukti Kemanfaatan Makhluk Berakal

16 Februari 2020   07:40 Diperbarui: 16 Februari 2020   08:22 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dinamika kehidupan adalah suatu keniscayaan. Semua yang menjadi bagian dari aspek kehidupan pasti akan mengalami sebuah proses pergerakan (dinamis). Tak terkecuali adalah umur. Semua yang memiliki umur pasti akan mengalami proses penuaan. Ini merupakan dinamika yang senantiasa akan dilalui oleh orang yang berakal dan budiman.

Tetapi dengan umur yang akan terus-menerus bertambah, yang menjadi sebuah pertanyaan adalah apakah umur yang selama ini dilalui oleh makhluk berakal dan budiman telah mendatangkan kemanfaatan? Atau malah ketika umur terus bertambah masih juga memelihara sikap diri yang  bersifat stagnan?

Pertanyaan tersebut telah dijawab oleh sosok Bu Widz Stoops, seoarang kompasianer yang sekarang bertempat tinggal di New Jersey. Beliau menyambut bertambahnya usia dengan tindakan yang penuh makna. Beliau mengadakan event kompetisi menulis yang diselenggarakan oleh Komunitas Penulis Berbalas melalui media tulis online kompasiana.

Berangkat dari sini, terdapat pesan tersirat sarat akan kebijaksanaan yang dilakukan melalui tindakan oleh Bu Widz. Pertama, Bu Widz berkehendak dalam salah satu peraturan penulisannya, yang menjadi objek tulisan haruslah orang yang ekonominya belum mencapai tingkat kecukupan. Ini merupakan pesan tersirat yang memiliki nilai moral sosial tinggi.

Karena di samping untuk menggalakkan sebuah literasi di dunia, beliau juga ingin membantu sesama manusia yang berkecukupan karena sebagian hadiahnya diberikan kepada subjek yang dijadikan objek cerita. Kedua, Bu Widz menjadikan media tulis online kompasiana sebagai prasarana penyelenggaraan kompetisi. Beliau merasa di era disrupsi seperti ini, ketika semua orang mempunyai ketergantungan terhadap internet, kompasiana dinilai bisa menjadi wadah yang relevan untuk meningkatkan minat literasi dunia.

Hari Sabtu, 8 Februari 2020, merupakan deadline pengumpulan puisi ataupun cerpen yang akan di perlombakan pada event tersebut. Saya diingatkan oleh Ibu Anies Hidayatie, salah seorang guru di SMP Islam 1 Pujon, Malang dan penggerak literasi di wilayah Malang dan sekitarnya untuk mengikuti event tersebut dan segera mengumpulkannya.

Akhirnya dengan keterbatasan waktu dan akal ide yang menemani saya, saya paksakan untuk menulis cerpen seadanya dengan niat untuk melatih skill menulis dan berpartisipasi pada event tersebut. Tetapi saat pengumuman yang dikabarkan oleh Bu Anies, syukur alhamdulillah tulisan saya mendapatkan hasil yang positif.

Terakhir kalinya, saya mengucapkan terima kasih kepada Bu Widz yang telah memberikan sebuah pesan sarat akan hikmah kepada saya khususnya dan kepada para kompasianer umumnya. Dan saya mengucapkan selamat ulang tahun kepada Bu Widz. Semoga senantiasa diberikan kesehatan, panjang umur, dan terus bisa berbuat kemanfaatan. Tak lupa kepada panitia, saya juga mengucapkan terima kasih karena telah rela dan ikhlas mengurus dan menyelenggarakan event ini. Semoga semuanya bisa mendatangkan berkah dan kemanfaatan.

Jogja, 16 Februari 2020

Havid Yanuardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun