"Ya, setiap tahunnya kita selalu mengadakan pelatihan khusus seperti ini untuk meningkatkan pengetahuan dan inovasi dari masyarakat. Setiap desa sudah dibentuk kelompok sesuai dengan bidang mereka biar kalau misalnya ada informasi kita dapat langsung menyampaikannya", tutur E. Kosasih.
Tidak hanya pelatihan saja, kecamatan Leuwisadeng juga bekerjasama dengan dinas pertanian dan dinas perikanan. "Jadi bantuannya dari dinas pertanian itu berupa kartu tani, dengan adanya kartu tani maka petani akan mendapatkan potongan harga. Misalnya harga pupuk yang dijual 12 ribu, dengan kartu tani harganya bisa jadi 8ribu atau 6ribu gitu. Ini berlaku hanya di kecamatan leuwisadeng. Tapi kalau mau dapat kartu tani harus daftar dulu ke kepala desa baru bisa dapat kartu tani ini", ungkap Asep Rustandi yang merupakan divisi pembangunan dan perekonomian kecamatan leuwisadeng. "kita juga dapat bantuan dari Dinas Perikanan jadi bagi mereka yang satu hamparan tentang perikanan digratiskan untuk membuat sertifikat tanah" lanjutnya.
Adapun penunjang ekonomi tertinggi di Leuwisadeng adalah pertanian terutama tanaman manggu atau manggis. Hal ini terbukti karena manggis banyak di ekspor dari kecamatan Leuwisadeng ke Cina dan Abu Dhabi.
Pemerintah kecamatan Leuwisadeng berharap dapat bekerjasama dengan semua bidang. "Kita berharap dapat bekerjasama dengan semua bidang untuk mendongkrak perekonomian di Leuwisadeng terutama bagian pariwisata seperti salah satu destinasi wisata disini yaitu Pawaja. Pengunjung pawaja kurang karena akses menuju tempat tersebut sangat rusak, namun kita mendapat informasi dari pempus kalau akan ada dana 1M untuk jalan tersebut," tutur E. Kosasih. Selain itu, kecamatan Leuwisadeng juga sudah mengusulkan bantuan dana 22.5 M untuk meningkatkan pembangunan, pelatihan, pembinaan, dan kesehatan. (DuminaSembiring)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H