Mohon tunggu...
Ihsan Iskandar
Ihsan Iskandar Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang penulis yang tertarik akan politik, seni sastra, dan psikologi

Tiap tulisan tercipta bukan tanpa alasan dan tanpa tujuan. memahami maka tiap kata, untuk mencapai sebuah kebenaran.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kita Bisa Menilai Seseorang dari Sholat Subuh, Dilihat dari Psikologi dan Hubungan Internasional

22 Agustus 2019   06:04 Diperbarui: 22 Agustus 2019   06:40 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://www.madjongke.com

"Semua yang ada di bumi itu akan binasa" Ar-Rahman Surat 55. Ayat 25
Setiap agama, kelompok, maupun orang lain, pasti memiliki caranya masing-masing untuk menilai seseorang.


Jikayang beragama Islan, mereka pasti tahu salah satu sholat yang sulit dilaksanakan adalah sholat subuh. Namun dari sholat subuh ternyata bisa menilai seseorang. Berikut opini pribadi yang akan juga ditinjau dari HI dan Psikologi


Alasan sholat subuh termasuk sholat yang sulit dilaksanakan karena waktu pelaksanaannya ketika fajar (sekitar pada pukul 4 -- 5 pagi). Dalam penemuan medis di barat, kita akan menemukan bahwa tidur yang berkualitas berada pada 6 -- 8 jam perhari. Yang berarti minimal dibutuhkan jam 10 malam untuk tidur ketika malam harinya.


Tapi tetap saja bisa memaksa bangun walaupun tidur diatas jam tersebut. Namun yang terjadi kemudian adalah rasa letih yang lebih dari biasanya (Kecuali mereka yang memiliki kebiasaan waktu tidur singkat)


Maka dalam sholat subuh dibutuhkan konsistensi dan pengaturan waktu yang baik bahkan dimulai dari hari sebelumnya.
"A good way to start a day is from a good morning"


Setiap hari yang baik pasti berasala dari pagi yang baik, sama seperti "Sesuatu yang baik pasti akan berbuah baik". Itu sudah menjadi hukum alam sejak manusia ada dan kita semua setuju itu.


Dalam psikologi, tepatnya dalam psikologi perkembangan, Istilah "Fresh Start" digunakan sebagai program pengajaran kepada anak diawal usia, dan hal ini pula yang sangat membentuk karakter dan inteletual anak semasa hidupnya nanti,


Dalam Hubungan Internasional, sebelum melakukan negoisasi, "First Impression" atau kesan pertama sangat penting untuk menciptakan negoisasi berjalan baik sampai pada masa mendatang (kesan pertama menjelaskan karakter, pribadi, dan maksud seseorang)
Kesimpulannya adalahb, hal yang pertama kali kita lakukan benar-benar sangat menentukan kita kedepannya. Memulai hari dengan perbuatan baik dengan menyembah Sang Pencipta.


Memabasuh wajah dengan air suci yang dingin dipagi hari, dan sholat dengan kemantapan hati.
Menyadarkan diri bahwa hidup hanya sekali, maka hiduplah yang berarti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun