Mohon tunggu...
Ihsan Iskandar
Ihsan Iskandar Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang penulis yang tertarik akan politik, seni sastra, dan psikologi

Tiap tulisan tercipta bukan tanpa alasan dan tanpa tujuan. memahami maka tiap kata, untuk mencapai sebuah kebenaran.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Puluhan Pendaki Meninggal karena Antrean di Puncak Gunung Everest

30 Mei 2019   00:38 Diperbarui: 2 Juni 2019   12:01 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: www.bbc.com

Terjadi antrian panjang pendaki di Jalan satu arah puncak Gunung Everest. Sejak musim semi pada 2019 ini, Setidaknya 11 pendaki telah meninggal dan puluhan terkena Frostbite dan kekurangan oksigen karena tipisnya tekanan udara.

Kejadian yang baru pertama sekali terjadi ini, pasalnya kejadian tragis ini terjadi karena luapan jumlah pendaki. Karena jumlah yang banyak tersebut, terjadi antrian panjang di jalan satu arah puncak Gunung Everest.

Sedikit berbeda seperti mengantri memasuki wahana di taman bermain, para pendaki yang jumlahnya puluhan tersebut harus bertahan lama dalam satu baris dan satu tali sembari melawan dinginnya cuaca dan tipisnya tekanan udara.

Setelah kejadian tersebut, para pendaki meminta untuk pemerintah untuk memberi batasan jumlah Pendaki agar tidak lagi terjadi kejadian yang sudah memakan korban ini.  

Penyebab kematian 

Penyebab kematian 11 pendaki dan Puluhan korban salah satunya adalah Radang dingin (Frostbite) , radang dingin merupakan penyakit yang membekukan jaringan tubuh bahkan jika terlalu fatal jaringan tubuh yang beku, ditandai dengan tangan, kaki, atau kuping yang mati rasa dan bercak biru atau ungu harus diamputasi.

Radang dingin ini dapat disebabkan karena berada lama pada suhu rendah yang mencapai -15%. Oleh karena itu, para pendaki yang mengantri lama di puncak gunung Everest dan terlambat mendapatkan penanganan yang cepat telah membuat banyak dari pendaki tersebut terkena radang dingin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun